KERANGKA SERMON EVANGELIUM MINGGU 6 September 2015
MINGGU XIV SETELAH
TRINITATIS
Ev : Yesaya 35 : 4 – 7a Ep : Markus
7 : 24 – 37 S. Patik : 1 Tawarikh 22 : 13
Kuatkanlah Hatimu,
Jangan Takut, Allah Menyelamatkan.!
I.
Pendahuluan
Dia hadir, dia berbicara dengan perkataan yang dipilih dengan seksama,
kata-katanya melesat seperti anak panah dan menemukan sasaran dengan tepat. Orang
ini adalah orang pilihan Allah, juru bicara Allah yang dengan lantang dan
berani berani menyuarakan suara Tuhan, mengutuk ketidakbenaran dan
ketidakadilan sehingga tidak sedikit orang mengepal tinju seraya menggerutu
mendengar pedasnya kata-katanya yang berusaha membongkar kebobrokan mereka. Dialah
Yesaya nabi Allah. Begitulah kehidupan seorang nabi Allah yang benar. Tidak mau kompromi dan negosiasi
dengan dosa dan kejahatan. Yesaya tidak sedang menakut-nakuti bangsa Israel
maupun bangsa-bangsa disekitarnya, namun ia menyampaikan fakta bahwa hukuman
akan diterima orang yang membangkang kepada Tuhan. Dan nyatanya bangsa yang
tegar tengkuk itu menanggung akibat dari perbuatan mereka. Namun perlu dipahami
bahwa hukuman bukan tanda kebencian Allah, melainkan cara Allah menunjukkan
kasih-Nya kepada umat-Nya. Ada kalanya Tuhan menegor dan menghajar yang
dikasihi-Nya kala mereka hidup di luar jalur Tuhan. Namun Tuhan juga terbuka
akan pertobatan umat-Nya. Sehingga, melalui Yesaya, Tuhan menjanjikan
keselamatan dan pemulihan kepada bangsa itu agar bangsa itu semakin menyadari
bahwa tanpa Tuhan, mereka bukanlah siapa-siapa dan tidak ada apa-apanya. Untuk itulah
Yesaya memberi jaminan bahwa yang berharap pada Tuhan akan diselamatkan.
II.
Penjelasan Nats
1.
Tuhan
Menguatkan Orang Yang Tawar Hati (ay. 1)
Allah yang
Mahakudus menuntut umat-Nya hidup dalam kebenaran dan keadilan. Bangsa-Nya
haruslah hidup dengan menjungjung tinggi identitas mereka sebagai bangsa
pilihan Tuhan yang berjalan di jalan Tuhan, tidak menyerah pada sikap egoistis
dan mau diatur oleh Tuhan. Orang yang mengeraskan hatinya akan menerima hukuman
yang setimpal dari Tuhan. Inilah yang dialami bangsa Israel. Mereka yang tegar
tengkuk akhirnya menjerit dalam penindasan. Keterpurukan iman dan jatidiri ini
membuat mereka semakin jauh dari Tuhan dan semakin hilang arah. Keputusasaan menghinggapi
hidup mereka. Namun Tuhan maha baik dan pengasih. Tidak dibiarkan-Nya bangsa
itu dalam genggaman penderitaan. Dengan kasih, Allah mengambil inisiatif untuk
menyelamatkan bangsa itu. Yesaya yang menjadi utusan-Nya datang memberi angin
segar kepada mereka. Mereka yang sudah tawar hati, putus asa dan hilang harapan
menerima sapaan Allah yang mengatakan, “Kuatkan
hati, janganlah takut! Lihatlah, Allahmu akan datang dengan pembalasan dan
dengan ganjaran Allah. Ia sendiri datang menyelamatkan kamu!” Benar sekali
bahwa bangsa itu sudah diliputi rasa takut, kuatir, gelisah, bahkan kehilangan
gairah hidup. Ejekan demi ejekan mereka terima, penindasan bahkan pembunuhan
karakter juga mereka alami, batin mereka mengalami kesesakan yang mendalam,
sehingga mereka butuh kekuatan dan motivasi untuk bangkit dari keterpurukan
ini. Maka janji Allah yang penuh kasih itu jelas, bangsa itu akan mengalami
pemulihan. Tuhan sudah bersedia untuk menolong, maka Tuhan menunggu respon dari
mereka. Mereka hanya perlu kuat dan yakin akan kuasa Tuhan. Mereka tidak perlu
mengangkat senjata untuk berperang karena Tuhan yang akan berperang untuk
mereka. Tuhan akan membebaskan mereka asal mereka mau menyerahkan segala
ketakutan dan kekuatiran mereka kepada-Nya. Inilah kasih yang sejati yang
bersumber dari Tuhan. Sebesar apapun dosa kita, jika kita mau kembali pada-Nya
dengan membawa penyesalan kita dan bertekad untuk memperbaharui hidup, maka
yakinlah Tuhan menyambut kita dalam sukacita dan kasih. Bahkan Tuhan akan
melimpahkan berkat-Nya jauh lebih indah
dari yang pernah kita pikirkan dan kita doakan.
2.
Penyelamatan
Tuhan Bukan Hanya Konsep/ Janji Semata (ay. 5 – 7a)
Apa yang terjadi
saat pertolongan Tuhan tiba.? Jawabnya adalah pemulihan dan pembaharuan. Tuhan akan
memulihkan hidup bangsa itu dengan melepaskan dan membawa mereka kembali ke
rumah dan tanah mereka. Tuhan juga akan memperbaharui kehidupan mereka sebagaimana
layaknya bangsa pilihan Tuhan. Terjadi kesembuhan secara fisik maupun mental
mereka menjadi lebih baik.
·
Orang buta akan
celik matanya. Dia yang telah membutakan matanya akan kebaikan Tuhan akan
kembali melihat bahwa karya Tuhan terlalu luar biasa baginya.
·
Orang tuli akan mendengar.
Dia yang menutup telinganya terhadap firman Tuhan akan mendengar bahwa Tuhan yang
dikecewakannya itu masih mau menolong dan menyelamatkannya.
·
Orang lumpuh akan
berjalan, berlari bahkan melompat kegirangan seperti rusa. Orang yang menahan
kakinya berjalan dalam terang serta menggunakan kakinya berjalan dalam dosa
akan sadar dan mau mengarahkan langkah kakinya berjalan di jalan Tuhan, karena
hanya jalan Tuhan yang menjamin hidup kekal.
·
Orang bisu akan
berbicara dan bersorak memuji Tuhan. Orang yang menutup bibirnya untuk
mempersaksikan kebenaran dan keadilan akan Tuhan ajar, sehingga dia dengan
lantang dan berani berbicara dan bersorak sorai mengagungkan nama Tuhan.
·
Tanah pasir yang
hangat akan menjadi kolam. Hidup mereka yang gersang, kering, hambar akan
disegarkan oleh janji Tuhan yang akan membawa mereka ke dalam hidup yang penuh
dengan kesejukan, sehingga mereka yang haus akan kasih Tuhan, akan disegarkan
kembali.
III.
Kesimpulan dan Refleksi
ü Sesungguhnya Tuhan bukanlah Allah yang kejam yang
suka menghukum umat-Nya. Namun bukan berarti Tuhan membiarkan umat-Nya sesuka
hati hidup tanpa aturan. Adalah baik jika manusia hidup di jalan Tuhan dan
menikmatinya. Namun keserakahan, kesombongan, rasa ingin menang sendiri, iri
hati, dsb menjadi pemicu jatuhnya manusia ke dalam dosa dan cenderung memilih
jalan di luar jalur Tuhan, sehingga Tuhan harus menegur kita bahkan menghukum
kita agar kita sadar akan dosa kita. Namun kita juga harus jujur bahwa kasih
Tuhan tidak ada bandingannya, segala yang terbaik selalu Tuhan sediakan bagi
kita dan untuk kebutuhan kita. Tujuan-Nya jelas, agar kita semakin dekat
pada-Nya.
ü Meskipun kita sudah tahu bahwa Tuhan itu Mahabaik
dan Mahakuasa, namun kekuatiran dan ketakutan kita sering menggiring kita
meragukan kuasa Tuhan itu, sehingga kita cenderung memilih keluar dari zona
iman kita, sehingga rasa takut itu berujung pada keputusasaan dan hilang
harapan. Seharusnya dalam situasi itu kita sangat membutuhkan Tuhan untuk
menolong kita, karena hanya Tuhan yang mampu menolong kita dengan sungguh dan
di dalam kasih. Firman-Nya sangant jelas, “Kuatkanlah Hatimu, Janganlah Takut, Allah Menyelamatkan
Kita”. Berbahagialah
yang berpengharapan dan percaya pada Tuhan, karena keselamatan menjadi bahagian
hidupnya. Amin.
Pdt. Polma Hutasoit, S.Th