KERANGKA SERMON EVANGELIUM MINGGU 15 November 2015
MINGGU XXIV SETELAH TRINITATIS
Ev : Daniel 12 : 1 – 13 Ep
: Markus 13 : 1 – 8 HT : I – IV dan
Maksudnya (Kolose 4:2)
“Bijaksana
Sampai Akhir Zaman”
I.
Pendahuluan
Sekitar tahun 605 SM, Yehuda di bawah pimpinan raja
Yoyakim jatuh ke dalam kekuasaan Babel yang dipimpin Nabukadnezar. Untuk semakin
menunjukkan dominasinya atas bangsa Yehuda, dia juga mengambil aset-aset
penting bangsa itu termasuk generasi bangsa, keturunan raja dan dari kaum
bangsawan yakni orang-orang muda yang tidak bercela, yang berperawakan baik,
yang memahami berbagai-bagai hikmat, berpengetahuan banyak dan yang mempunyai
pengertian tentang ilmu, yakni orang-orang yang cakap untuk bekerja dalam
istana raja (1:3-5). Daniel menjadi salah satu diantara mereka. Tuhan mengaruniakan
kepadanya hikmat kemampuan untuk mengartikan mimpi, sehingga ia diangkat oleh
raja menjadi penguasa atas seluruh wilayah Babel dan menjadi kepadal atas semua
orang bijaksana di Babel (2:48). Iman, kesetiaan dan integritasnya kepada Tuhan
dan kesetiaan maupun integritasnya kepada raja menjadi kunci utama mengapa ia
memperoleh jabatan itu. Melalui Daniel jugalah nama Allah dikenal dan ditakuti
di negeri Babel. Kepada Daniel, Allah menyingkapkan kehidupan pada akhir zaman
nanti. Kitab Daniel merupakan sebuah kitab Apokaliptik yang berisi wahyu
tentang kehidupan yang akan datang. Dalam Nats Daniel 12 : 1 – 13 ini, Daniel
mendapat gambaran dari Allah tentang keadaan akhir zaman, mengenai apa yang akan
terjadi dan dialami manusia pada masa itu.
II.
Penjelasan Nats
1.
Suasana Kebangkitan Pada Akhir Zaman (Ay. 1 – 4)
Kepada Daniel, Allah menyatakan sebuah wahyu dengan memberi gambaran
kehidupan yang akan datang. Peristiwa besar sedang menanti umat manusia. Akan ada
suatu waktu kesesakan besar menimpa manusia, kesesakan yang belum pernah
terjadi sejak ada bangsa-bangsa di muka bumi ini. Hal yang sama digambarkan
dalam Yeremia 30:7 sebagai hari yang sangat hebat tidak ada taranya, di mana
waktu itu menjadi hari kesusahan. Bahkan hari itu dikatakan menjadi hari yang
tiada taranya dan belum pernah terjadi karena semua orang yang telah mati akan
bangkit kembali. Tentu saja penderitaan itu tidak akan menimpa semua orang yang
ada di dunia. Situasi ini menjadi suatu gambaran bahwa orang benar dan orang
fasik akan dibangkitkan, di mana nasib kekal kedua tipe ini akan berbeda. Dengan
jelas Allah mengatakan kepada Daniel dalam penglihatannya bahwa bangsanya akan
diluputkan, yaitu orang-orang yang namanya tertulis dalam Kitab. Bahkan Allah
menjanjikan akan mengirimkan malaikat Mikhael menjadi pembela bagi orang-orang
yang berjalan di jalan Tuhan, yang bertahan dan setia sekalipun dalam
kesesakan. Malaikat Mikhael sendiri adalah salah satu malaikat Tuhan yang
tugasnya sebagai pelindung umat Tuhan sekaligus sebagai pembinasa bagi
musuh-musuh umat-Nya (Why. 12:7-8). Sementara bagi orang yang menolak Tuhan,
maka mereka akan mengalami kehinaan dan
kengerian yang kekal dalam penghukuman.
Orang-orang yang terluput dari kesesakan itu dan masuk ke dalam kehidupan
kekal adalah orang-orang yang namanya tercatat dalam Kitab. Menurut pasal
10:21, Kitab itu adalah Kitab Kebenaran, sementara dalam Wahyu disebut Kitab
Kehidupan (Why. 3:5; 13:8; 17:8; 20:12+15). Orang Israel percaya bahwa TUHAN
menyimpan catatan orang-orang hidup, di mana orang-orang yang tidak beriman
akan dihapuskan dari sana, sementara Paulus mengatakan bahwa Kitab Kehidupan itu
mencatat nama-nama orang beriman (Flp. 4:3). Pada zaman penghakiman itulah akan
dinyatakan bahwa akan dibuka semua kitab, termasuk Kitab Kehidupan untuk
melihat dan menghakimi setiap orang seturut dengan perbuatannya (respon akan
keselamatan yang dianugerahkan Kristus padanya). Dan setiap orang yang tidak
ditemukan namanya dalam Kitab Kehidupan itu, maka dia akan dicampakkan ke dalam
lautan api (Why. 20:12+15). Sementara orang yang terluput itu digambarkan sebagai
orang bijaksana dan orang yang menuntun banyak orang ke dalam kebenaran. Orang bijaksana
itu digambarkan seperti cahaya cakrawala yang menerangi dan menuntun orang lain
menuju hidup benar sehingga semakin banyak yang beroleh hidup kekal itu.
Tuhan menyuruh Daniel untuk menyembunyikan firman itu dan memateraikan
Kitab Kebenaran/ Kehidupan itu sampai akhir zaman. Kitab itu akan dibuka pada
masa di mana Yesus datang kedua kalinya untuk menghakimi orang yang hidup dan
yang mati (dibangkitkan). Saat ini banyak orang/ penafsir bahkan dari agama
lain mencoba mengungkap rahasia itu seperti menggali ilmu pengetahuan pada
umumnya, namun tak seorangpun yang mampu. Bahkan Wahyu kepada Yohanespun belum
cukup untuk mengungkapnya. Semua masih misteri Allah yang mengarahkan kita
tetap kembali kepada iman.
2.
Penglihatan Daniel (Ay. 5 – 7)
Pemandangan berikutnya dalam penglihatan Daniel adalah sebuah penglihatan
di sebuah sungai. Ia melihat ada 3 orang, dua diantaranya berdiri di tepi kiri
dan kanan sungai, sementara yang satu berpakaian lenan berada di sebelah atas
sungai. Daniel mendengar mereka sedang berbicara. Ia mendengar seorang dari
yang di tepi sungai itu bertanya, “Bilamanakah
hal-hal yang ajaib ini akanberakhir”.? Orang yang berpakaian kain lenan di
atas sungai menjawab, “Satu masa, dua
masa dan setengah masa; dan setelah berakhir kuasa perusak bangsa yang kudus
itu, maka segala hal ini akan tergenapi”. Ketiga orang dalam penglihatan
Daniel itu sedang mempercakapkan kapankah akhir zaman itu akan benar-benar
tergenapi. Pertanyaan “bilamanakah……” sesungguhnya
membutuhkan jawaban waktu yang konkrit. Namun orang yang berpakaian kain lenan
di atas sungai itu tidak memberikan detail waktu. ‘Masa’ yang dikatakan oleh orang yang berpakaian kain lenan itu
adalah suatu waktu yang tidak bisa
diprediksi oleh siapapun. Dia hanya menjanjikan bahwa masa akhir zaman itu akan
terjadi ketika berakhirnya kiasa perusak bangsa yang kudus. Perusak bangsa yang
kudus adalah iblis dan orang-orang yang tidak mengenal Allah yang diperdaya
oleh iblis. Maka kuasa dari perusak dan iblis itu akan berakhir ketika tiba
saatnya Yesus datang menghakimi dunia. Kiranya kuasa iblis/ perusak itu tidak
mampu merusak kehidupan kita dan iman setia kita pada Tuhan agar nama kita tetap
masuk dan tercantum dalam Kitab Kebenaran/ Kehidupan itu.
3.
Orang Yang Setia Pada Tuhan Akan Bijaksana Sampai Akhir Zaman (Ay. 8 –
13)
Sesungguhnya penglihatan yang mencengangkan itu masih
membingungkan bagi Daniel, bahkan ia sama sekali tidak memahami apa yang dia
dengar dan lihat saat itu. Dari ketidaktahuannya itu, dia bertanya, “Tuanku, apakah akhir dari segala hal ini.?”
Pertanyaan Daniel tidak lagi mengenai waktu, tapi suasana yag terjadi pada
akhirnya nanti. Kembali orang itu tidak memberikan jawaban konkrit akan
pertanyaan Daniel. Dia hanya menerima perintah dan penjelasan apa yang akan
terjadi sebelum akhir zaman itu benar-benar terjadi. Orang itu memerintahkan
Daniel untuk pergi untuk menjalani
hidupnya serta tugasnya dan tetap setia pada Tuhan hingga akhir hidupnya,
sehingga pada akhir zaman, dia akan dibangkitkan untuk mendapat bagian pada
kesudahan zaman. Orang berpakaian lenan
itu juga menjelaskan suasana yang akan terjadi saat penghakiman itu. Akan banyak
orang yang disucikan, dimurnikan dan diuji, yaitu orang yang mau menerima Tuhan
dalam hidupnya. Namun orang fasik akan tetap berlaku fasik karena menolak
pensucian dari Tuhan. Orang fasik tidak akan pernah memahami maksud dan tujuan
Allah karena mereka hidup atas kehendaknya sendiri, lebih senang menyembah
dewa/ dewi dan berhala lain. Namun orang bijaksana akan tetap pada pendirian
imannya. Setiap orang yang bijaksana
menjaga hatinya seperti Daniel. Ia menjaga hatinya hingga akhir zaman dari
hidupnya.
Tidak ada satu orangpun
yang bisa membuka materai rahasia Allah tentang akhir zaman, bahkan Yesus
sendiri tidak memberitahukannya kepada para murid-Nya. Untuk itu, bukan
persoalan kapan dan bagaimana akhir zaman itu akan terjadi, tapi setiap orang harus mempersiapkan dirinya
dalam menanti hari Tuhan itu dalam pengharapan.
III.
Kesimpulan dan Refleksi
1.
Persoalan hari kiamat/ akhir zaman sering tampak
menakutkan, karena tidak hanya dalam perikop ini, Yesus sendiri menyatakan
situasi itu penuh kekacauan dan peperangan, bencana, kelaparan dan kemiskinan. Bahkan
itu hanyalah permulaan dari akhir zaman. Dan tidak bisa kita sangkal, saat ini
masa itu telah terjadi. Berbagai macam kejahatan bahkan yang tidak pernah kita
bayangkan suudah terjadi. Memang hanya Tuhan yang tahu apakah ini sudah masuk
ke dalam tahap permulaan itu atau belum, namun tugas kita adalah tetap setia
seperti Daniel. Karena dia setia pada Tuhan, maka di negeri Babel/ penjajahpun
dia tetap dijaga Tuhan dan Tuhan menjanjikan kehidupan kekal padanya. Maka sama
halnya dengan kita. Jika kita senantiasa setia pada Tuhan, maka akhir zaman
bukan lagi sesuatu yang menakutkan bagi
kita, melainkan hari sukacita karena saat itulah kita dapat merasakan indahnya
di Kerajaan Sorga.
2.
Kita tidak perlu menanti-nantikan dan bertanya kapan,
bagaimana terjadinya akhir zaman, atau apa yang akan terjadi saat akhir zaman
itu terjadi. Yang perlu adalah bagaimana kesiapan kita dan apa modal kita dalam
menyongsong datangnya Tuhan keduakalinya. Jika Daniel dijanjikan Allah akan
mendapat bahagian dalam kebangkitannya nanti, maka kitapun layak menerima janji
itu karena kita telah menjaga iman kita dan memelihara firman Tuhan melalui
perbuatan dan tingkah laku kita.
3.
Untuk itu, Paulus berkata dalam Kolose 3:23 dan 4 :
2, “Apa pun juga yang kamu perbuat,
perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Bertekunlah
dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur”. Maka keselamatan
dan jaminan hidup kekal akan menjadi bahagian hidup kita. Amin.
Pdt. Polma Hutasoit, S.Th
bagi ya pak pen,,,,
BalasHapusSy merinding setelah membaca firman Tuhan ini. Sy benar2 harus berbenah diri dlm menghadapi kedatangan Tuhan yg kedua kalinya.Trima ksh Pak Pdt utk khotbahx sy benar2 tersentuh. Syallom Tuhan memberkati selalu.
BalasHapusTerimakasih Tuhan... penjelasan inimantap mudah dipahami dan dimengerti
BalasHapus