Kamis, 30 Juli 2015

1 Korintus 1 : 10 – 18, "Bersama dan Bersatu dalam Pemberitaan tentang Salib Pemberitaan Allah"

KERANGKA  SERMON EVANGELIUM MINGGU 26 Januari  2014
MINGGU III SETELAH EPIPHANIAS
Ev : 1 Korintus 1 : 10 – 18                      Ep : Mazmur 27 : 1, 4 – 9                         S.Patik : Filipi 2 : 5
Bersama dan Bersatu dalam Pemberitaan tentang Salib Pemberitaan Allah

I.               Pendahuluan
Korintus adalah sebuah kota kuno di Yunani yang pada jaman Paulus sebagai kota Metropolitan Yunani. Kota ini terdiri dari berbagai agama, kepercayaan, budaya dan para pendatang (yang singgah maupun yang menetap). Seperti halnya kebanyakan kota yang maju dan makmur pada masa kini, kota Korintus juga menjadi kumpulan orang-orang kaya secara materi maupun pengetahuan, namun angkuh secara intelek dan banyak juga yang angkuh secara rohani. Selain itu, kota Korintus tumbuh dan berkembang menjadi kota yang dihuni oleh mayoritas orang-orang bejat secara moral. Segala macam dosa merajalela di kota ini.
Kehadiran Paulus di kota ini membawa angin segar (secara spiritual) bagi orang-orang yang mau bertobat dan meninggalkan dosa serta mau menerima Kristus. Selama kurang lebih 18 bulan Paulus berjuang dan bergumul untuk membawa mereka kepada Tuhan. Jemaat yang didirikan Paulus terdiri dari sebahagian orang Yahudi dan lebih banyak orang Non-Yahudi yang dulunya penyembah berhala. Namun setelah Paulus meninggalkan Korintus untuk memberitakan Injil ke tempat lain, dia mendapat berita dari keluarga Kloe bahwa telah terjadi perselisihan di jemaat Korintus. Perselisihan itu bahkan menimbulkan perpecahan di tengah-tengah jemaat. Mereka yang seharusnya meningkatkan kualitas iman dan pelayanan justru sibuk mempersoalkan masalah ajaran atau dogma dan siapa yang hendak mereka ikuti (Paulus, Apolos, Kefas atau Kristus). Untuk itulah Paulus mengirim nasihat ini kepada mereka agar mereka tetap menyembah dan mengikut Kristus yang diberitakan oleh Paulus, Apolos maupun Kefas, bukan malah kepada pemberitanya.

II.            Penjelasan Nats
Ø  Seia Sekata di Dalam Kristus
Nasihat ini disampaikan dengan sungguh-sungguh!  Paulus tidak meminta jemaat seia sekata hanya untuk menghormati dia, melainkan karena Kristus. “Seia sekata” yang dimaksudkan Paulus adalah kesatuan jemaat dalam pemberitaan dan pengajaran Injil yang murni, yaitu Injil yang tidak terkontaminasi oleh hikmat manusia. Dia juga mengingatkan jemaat Korintus agar jangan sampai terjadi perpecahan diantara mereka dalam menyampaikan maupun dalam menghidupi firman Tuhan. Selanjutnya, Paulus menggunakan perkataan “sehati sepikir”  dengan maksud agar jemaat Korintus memiliki kesatuan dalam pelayanan, sehingga mereka mampu memahami bahwa karunia-karunia berbeda yang dimiliki harus dipakai untuk saling melengkapi sebagai sesama anggota tubuh Kristus dan demi kemuliaaan Tuhan.

Ø  Favoritisme yang Merusak Persekutuan
Korintus pada umumnya sangat bangga akan kemampuan intelektual yang mereka miliki. Dengan latar belakang pengetahuan yang mereka miliki, jemaat Korintus adalah jemaat yang memiliki kebudayaan yang tinggi dan kritis.  Telinga mereka tidak hanya terbiasa untuk mendengarkan khotbah-khotbah mingguan, tetapi juga ceramah-ceramah dari filsuf-filsuf. Ketika mereka mendengar para pelayan gereja memberi pemberitaan Injil kepada mereka, banyak diantara para jemaat menjadikan pemimpin-pemimpin gereja yang memberi kesan khusus bagi mereka sebagai favoritPara jemaat sibuk membuat kelompok masing-masing. Ada yang mengatakan mereka adalah golongan Paulus, ada yang mengatakan golongan Apolos dan ada yang mengatakan mereka adalah golongan Kefas. Bahkan ada pula yang menamakan kelompok mereka sebagai golongan Kristus.
Golongan Paulus.  Mereka ini adalah pengikut fanatik Paulus dan menjadikan Paulus sebagai bapa rohani mereka.  Sebagian besar mereka adalah orang-orang non-Yahudi yang terkesan dengan khotbah Paulus tentang kebebasan Kristiani dan berakhirnya hukum Taurat.  Kelompok ini berusaha untuk mengubah kebebasan menjadi lisensi dan menggunakan kekristenan mereka yang baru sebagai sebuah alasan untuk bertindak sesuka hati.  Mereka lupa bahwa mereka diselamatkan bukan supaya mereka merdeka untuk berbuat dosa, melainkan supaya merdeka untuk tidak berbuat dosa.  Karena pemahaman ini, maka mereka melakukan kemaksiatan dan memakan persembahan untuk berhala.
Golongan Apolos.  Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang memiliki intelektual tinggi dan menyukai hal-hal yang berbau filsafat.  Mereka sangat suka kalau Injil itu dibumbui dengan pemikiran-pemikiran filsafat terkenal.  Mereka kagum akan kemampuan berkhotbah dan retorika dari seorang Apolos.  Mereka mengatakan bahwa Apolos-lah yang berperan penting dalam pertumbuhan jemaat Korintus karena dia yang mengajar dan membuat jemaat menjadi tumbuh berkembang sampai sebesar ini.  Karena pemahaman ini, mereka melakukan penyimpangan terhadap perjamuan Kudus dan melanggar ketertiban dalam ibadah.
Golongan KefasMereka adalah pengikut Petrus (Kefas). (Kefas adalah nama lain Petrus yang diberikan Yesus : bd. Yoh. 1:42). Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang Yahudi.  Mereka suka dengan ajaran yang mengatakan bahwa orang percaya harus tetap patuh kepada hukum Taurat.  Mereka adalah kaum legalis yang mengagung-agungkan hukum Taurat, namun sekaligus meremehkan karunia dan yang menganggap bahwa pemberitaan tentang salib adalah sebuah kebodohan.
Dan Golongan yang terakhir adalah Golongan Kristus.  Dengan nama itu saja, orang bisa langsung melihat bahwa mereka adalah kumpulan orang-orang yang sombong, menganggap diri mereka lebih benar dari kelompok lain karena memiliki hubungan khusus dengan Kristus.  Dengan berani mereka mengatakanbahwa “Kristus adalah milikku dan bukan milikmu.”   Mungkin kelompok inilah yang meragukan kebangkitan tubuh karena memandang Kristus dari sisi manusia saja. Golongan ini terdiri dari guru-guru palsu yang memusuhi Paulus (4:18-19) dan mengklaim diri mereka memiliki kerohanian dan hikmat yang lebih unggul. Mereka percaya bahwa pengetahuan mereka (8:1) membebaskan mereka dari pengekangan hukum (6:12; 10:23) dan dari tuntutan moral (5:2). Mereka berupaya merebut jemaat kepada injil dan pemberitaan mereka yang menyimpang itu (2 Kor 11:4,20-21).
Tokoh-tokoh yang disebut di atas bukan pemimpin atau pendiri dari kelompok-kelompok tersebut.  Mereka justru tidak tahu-menahu akan kelompok-kelompok tersebut.  Jemaatlah yang membentuk kelompok-kelompok itu karena kekaguman mereka kepada tokoh-tokoh tersebut.  Memang semua tokoh tersebut memiliki kualifikasi yang mumpuni, kemampuan yang hebat, dan berkharisma, tetapi justru hal tersebutlah yang membuat jemaat terjebak dalam pengultusan pribadi dan merendahkan kelompok yang lain.  Inilah yang dinamakan dengan semangat favoritisme. Untuk itu, Paulus sangat menentang semua golongan ini dan Paulus melihat bahwa penggolongan-penggolongan seperti inilah menjadi benih perpecahan dalam jemaat.

Ø  Bersama dan Bersatu dalam Pemberitaan tentang Salib Pemberitaan Allah dengan Tidak Menonjolkan Diri
Rasul Paulus tidak tergoda untuk memperkuat golongan atau orang-orang yang mendukung atau memujanya. Sebaliknya justru rasul Paulus kemudian menegur setiap golongan agar mereka semua hanya tertuju kepada Kristus sebagai kepala jemaat. Persatuan, kesepakatan, kebersamaan, keseia-sekataan atau kesehatian harus menjadi modal utama dan terpenting yang harusnya dimiliki jemaat Korintus untuk memberitakan Injil Kristus dan salib. Paulus meminta supaya jemaat bersatu, namun bukan asal bersatu, tetapi supaya mereka dapat bersama-sama melaksanakan tugas yang diberikan Kristus, yaitu mengabarkan Injil, mewujudnyatakan damai sejahtera dan keadilan Allah di dunia, dan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Paulus sendiri mengungkapkan bahwa dia melayani Tuhan bukan supaya dia ditinggikan dan dipuji-puji, melainkan agar Tuhan yang dipermuliakan. Paulus pernah membaptis Krispus dan Gayus yang pada akhirnya menjadi rekan sepelayanannya. Paulus mengingatkan Krispus dan Gayus, apabila mereka membaptis orang lain, hendaklah mereka membaptis dalam nama Bapa, Yesus Kristus dan Roh Kudus, bukan di dalam namanya. Agar dengan demikian,  nama Tuhan Yesus semakin dipermuliakan melalui pelayanan mereka. Hal ini sesuai dengan perintah Tuhan kepada Paulus bahwa dia diutus untuk memberitakan Injil kepada setiap orang. Dengan demikian, salib Kristus tidak menjadi sia-sia, melainkan menjadi jalan keselamatan dan sumber berkat bagi yang menerimanya.
Paulus memusatkan perhatiannya pada pemberitaan Injil dan salib Kristus yang menyelamatkan. Berita tentang salib tidak hanya mencakup hikmat dan kebenaran manusia, melainkan keselamatan sempurna bagi yang percaya. Paulus ingin agar jemaat Korintus menyadari bahwa tugas dan pergumulan utama dan yang paling berat adalah bukan mempersoalkan golongan siapa yang paling benar, melainkan memberitakan kebenaran Injil dan memberitakan salib yang harus dipikul oleh orang percaya. Paulus mengingatkan bahwa orang-orang yang memiliki hikmat dan kebenaran dunia akan menganggap salib sebagai kebodohan dan kesia-siaan, karena lebih mengutamakan kemampuan/ intelek mereka sendiri. Namun bagi yang percaya, pemberitaan salib itu adalah kekuatan Allah dan yang memberi keselamatan sempurna. Untuk itulah jemaat Korintus harus bersama-sama, seia sekata, bersatu dan saling menyokong untuk memberitakan kabar sukacita itu, sehingga setiap hari semakin banyak yang datang kepada Kristus menerima anugerah keselamatan itu.

III.          Aplikasi
ü  Jemaat Korintus banyak menghabiskan enerji, waktu dan pikiran hanya untuk memperdebatkan hal-hal yang tidak berhubungan dengan pengembangan pelayanan. Bukannya bersama-sama untuk membawa menyampaikan Injil, mereka malah asyik membuat golongan masing-masing dan berdebat serta berselisih dengan membanggakan golongan masing-masing. Sehingga yang terjadi adalah perpecahan. Mereka pecah bukan karena kehadiran agama lain, namun mereka pecah karena mereka sendiri. Itulah karena mereka lebih mengandalkan pikiran dan pengetahuan sendiri, bukan hikmat yang dari Tuhan. Disini kita disadarkan bahwa untuk menjaga keharmonisan dan kesatuan diperlukan kesehatian, keseiasekataan dalam Kristus, serta menjadikan perbedaan menjadi saran untuk mencapai kesatuan. Itulah buah dari ketaatan kita melaksanakan tugas yang diberikan Kristus kepada kita.
ü  Perlu kita pahami bahwa manusia tidak akan pernah sanggup memberikan keselamatan bagi sesamanya manusia, bahkan nabi atau rasul sekalipun. Hamba Tuhan hanyalah perpanjangan tangan Tuhan untuk memberitakan firman-Nya dan melalui pemberitaannya semakin banyak orang yang mengenal dan merasakan karya Tuhan dalam hidupnya. Untuk itu, sebagai orang yang telah diselamatkan oleh darah Yesus, maka Yesuslah yang menjadi Tuhan dan Juruselamat kita yang kita ikuti, kita puji dan sembah.
ü  Tugas memberitakan Injil adalah tugas setiap orang yang percaya kepada Tuhan. Paulus menasihatkan jemaat Korintus dan kita orang percaya agar kita juga mampu memberitakan Injil itu kepada sesama kita. Pemberitaannya tidak hanya melalui kata-kata, namun beritakanlah melalui pola hidup yang benar di hadapan Tuhan dan di antara sesama kita. Selain itu, jangan pernah menyombongkan diri atas pelayanan maupun perbuatan baik yang kita lakukan. Lakukanlah kebaikan demi kemuliaan Tuhan seperti yang Paulus lakukan. Dia tidak ingin namanya lebih dikenal dari pada nama Tuhan yang diberitakannya. Kiranya hikmat Tuhanlah yang memampukan kita menjadi orang yang taat akan firman Tuhan dan yang menghidupinya.  Amin.


C.Pdt. Polma Hutasoit, S.Th

1 komentar: