KERANGKA SERMON EVANGELIUM MINGGU
17 Agustus 2014
Minggu IX Setelah Trinitatis (Ketritunggalan Allah/ Hasitolusadaan Ni
TUHAN)
Ev : Mazmur
67 : 2 – 8 Ep : Matius 16 : 13 – 20
Tuhan
Memerintah Dengan Adil
I.
Pendahuluan
Kitab Mazmur merupakan kitab yang berisi ungkapan perasaan dan
ekspresi iman pemazmur mengenai hubungann yang ia jalin dengan Tuhan dalam
hidupnya. Pemazmur memandang Allah sebagai benteng perlindungan, batu karang,
perisai, pencipta, penolong, pembebas, penguasa yang adil, penyembuh, pengasih
dsb. Kitab Mazmur ini berisikan doa dan pujian kepada Tuhan atas segala
kebaikan Tuhan yang dialami oleh pemazmur. Dalam Mazmur 67 ini, melalui
nyanyian dan permainan kecapi, pemazmur sedang mengungkapkan bagaimana Tuhan
memelihara kehidupan bangsa-Nya. Dalam nyanyiannya, dia mengungkapkan bagaimana
Tuhan itu mengasihi, menyelamatkan dan memberi sukacita bagi umat-Nya dengan
penuh keadilan. Mazmur 67 biasanya dinyanyikan pada pesta panen (pesta gotilon)
sebagai ungkapan syukur atas berkat Tuhan dalam usaha mereka selama
mengusahakan tanah, menanam dan merawat gandum yang mereka tanam hingga mereka
memanen gandumnya. Perikop ini dinyanyikan sebagai ungkapan syukur mereka
kepada Tuhan.
II.
Penjelasan Nats
- Kasih Allah Menerangi Hidup Umat-Nya (ay. 2 – 3)
Pemazmur tahu akan keterbatasannya sebagai manusia di hadapan
Tuhan. Untuk itulah dia mengatakan, “Kiranya
Allah mengasihani kita dan memberkati kita”. Pemazmur tahu kepada siapa dia
untuk datang menyampaikan doa dan permohonannya. Permohonan pemazmur dalam pujiannya
adalah agar Allah mengasihani dan memberkatinya dan semua rakyat yang
dipimpinnya. Pemazmur melanjutkan, “Kiranya
Ia menyinari kita dengan wajah-Nya” menandakan kekudusan dan kemuliaan
Tuhan yang senantiasa menyinari dan menerangi orang yang mau hidup dalam Tuhan.
Sesungguhnya Pemazmur memiliki harapan yang lebih besar dari kasih
Tuhan itu, yaitu dia menginginkan agar seluruh umat manusia mengenal jalan
Tuhan, sehingga setiap orang mau mengikut bangsa Israel untuk sujud kepada
Allah Israel. Pemazmur ternyata berbeda dari kebanyakan orang yang hanya
memusatkan berkat untuk diri saja. Pandangannya begitu jauh, melewati
pintu-pintu Bait Allah dan melampaui batas-batas temboknya. Bagi pemazmur,
belas kasihan dan berkat Allah harus mengalir bagi seluruh umat manusia. Maka
berkat yang diterima bangsa pilihan Allah, seharusnya menjadi kesaksian bagi
dunia agar dunia mengenal Allah (ayat 3). Sebab bangsa-bangsa lain pun perlu
mengenal Allah. Mereka juga membutuhkan kasih karunia-Nya. Selanjutnya dari mulut
bangsa-bangsa akan mengalir puji-pujian kepada Allah, karena mereka mengetahui
bahwa Dialah Allah dan Dia berkuasa (ayat 4-6).
Sikap ini mungkin berbeda dengan kebanyakan raja ketika itu.
Ketika para raja ingin agar namanya dimasyurkan, raja Daud justru mengambil
sikap agar Tuhan semakin dimuliakan oleh
Dengan demikian, keselamatan itu tidak lagi hanya milik orang Israel,
namun segala bangsa ikut merasakan dan memperolehnya. Keselamatan yang dimaksud
di sini bukan hanya persoalan bebas dari peperangan, namun juga bebas dari
berbagai bencana kelaparan, kekeringan dan bebas dari gagal panen.
- Semua Bangsa Datang Kepada Tuhan Yang Memerintah dengan Adil
(ay. 4 – 5)
Melalui keselamatan yang Tuhan berikan itu, pemazmur ingin agar
semua bangsa yang Tuhan selamatkan akan datang kepada-Nya untuk bersyukur. Rasa
syukur itu hendaklah diwujudkan dengan pengakuan bahwa Tuhan Allah adalah Tuhan
yang paling berkuasa dibanding semua dewa yang pernah disembah oleh orang-orang
yang belum mengenal Allah. Dengan pengakuan itu, maka mereka akan turut sujud
dan menyembah Allah yang disembah oleh bangsa Israel dan menjadikan-Nya menjadi
Tuhan mereka juga. Kerinduan pemazmur adalah agar setiap orang mau
menggantungkan harapannya dan menyerahkan hidupnya untuk diatur oleh Tuhan karena
hanya di dalam Tuhanlah ada keselamatan. Keadilan Tuhan dalam memerintah dengan
adil dan menuntun mereka dalam hidupnya di bumi ini pasti mendatangkan sukacita
dan sorak-sorai tidak hanya bagi bangsa Israel, namun juga kepada setiap orang
yang mau menerima TUHAN menjadi Allah mereka. Tuhan tidak pernah melihat dan
membedakan umat-Nya melalui, suku, bahasa, adat-istiadat atau keberadaannya,
namun Allah melihat hati umat-Nya. Tuhan tidak membatasi siapapun yang mau
datang kepada-Nya dengan ukuran manusia. Bagi Tuhan, manusia sama di
hadapan-Nya, hanya iman yang membedakan manusia di hadapan Tuhan. Inilah wujud
nyata keadilan dari kepemimpinan Tuhan itu.
- Bersyukur Atas Kebaikan Tuhan (ay. 6 - 8)
Pada ayat 6 Pemazmur kembali mengulang dan menegaskan isi dari
ayat 4. Bahwa setiap orang yang telah Tuhan selamatkan dan bebaskan, maka
diharuskan untuk bersyukur kepada Tuhan, ya, kiranya semua bangsa harus
bersyukur kepada Tuhan. Bersyukur kepada Tuhan berarti menyadari dan mengakui
bahwa kuasa dunia ini tidak mampu mengimbangi kuasa Allah. Dengan kata lain,
semua kuasa di bumi masih berada di bawah kuasa dan kendali Allah.
Mazmur ini merupakan nyanyian syukur
atas segala berkat Allah yang diberikan kepada bangsa Israel pada perayaan
panen raya. Pada perayaan ini, mereka berkumpul dari seluruh wilayah untuk
bersyukur dan berdoa memohon agar berkat yang mereka terima dapat menghasilkan
dampak yang lebih besar kepada bangsa-bangsa lain. Inilah suatu nyanyian syukur
yang mewarisi panggilan Abraham, diberkati untuk menjadi berkat bagi segala
kaum di muka bumi. Berkat yang diterima bangsa pilihan Allah, seharusnya
menjadi kesaksian bagi dunia agar dunia mengenal Allah. Sebab bangsa-bangsa
lain pun perlu mengenal Allah. Mereka juga membutuhkan kasih karunia-Nya.
Selanjutnya dari mulut bangsa-bangsa akan mengalir puji-pujian kepada Allah,
karena mereka mengetahui bahwa Dialah Allah dan Dia berkuasa. Dengan demikian,
maka ketika semua orang mengenal dan merasakan berkat Allah, maka semua manusia
sampai ke ujung bumi takut kepada-Nya dan sujud menyembah-Nya sebagai Tuhan
yang berkuasa.
III.
Aplikasi
¤
Kiranya
bangsa-bangsa mengenal jalan Allah. Mengenal Allah dan jalanNya butuh perenungan,
butuh persekutuan dan tentu butuh iman. Mengenal jalan Allah berarti harus berjalan
di jalan Allah, Hidup di jalan Allah, berserah kepada tuntunan Tuhan walaupun
hal tersebut tidak sesuai dengan yang kita pikirkan.
¤
Bangsa
Israel telah merasakan dan melihat bagaimana Allah menunjukkan kasih-Nya bagi
mereka dengan melepaskan mereka dari berbagi perbudakan dan penjajahan, baik
secara jasmani maupun rohani. Sama halnya dengan kita, secara jasmani, Tuhan
telah membebaskan kita dari penjajahan bangsa Eropa dan pada tanggal 17 Agustus
1945 Indonesia memproklamasikan kemerdekaan. Kemerdekaan itu diperoleh tentunya
dengan rahmat Tuhan yang Maha Kuasa dan dengan perjuangan bangsa yang di dasari
oleh kebersamaan. Sementara secara rohani, kita telah menerima kemerdekaan iman
dari penjajahan dosa, yaitu melalui karya penebusan yang dilakukan Yesus di
kayu salib. Penebusan ini memproklamasikan bahwa dosa tidak lagi berkuasa atas
manusia.
¤
Seharusnya keselamatan
ini juga mampu diproklamasikan oleh kita orang Kristen seperti yang pemazmur
lakukan. Seperti yang Pemazmur inginkan, yaitu agar semakin banyak orang yang
menerima anugerah keselamatan itu, khususnya orang yang belum menerima Kristus
sebagai Juruselamat. Dengan demikian, kita harus mampu menunjukkan kepada
sekeliling kita bagaimana pola hidup orang yang telah menerima anugerah
keselamatan itu, yaitu hidup dengan memprioritaskan Tuhan dalam hidupnya, hidup
dalam ucapan syukur dan menjadi berkat bagi orang lain.
¤
Kita yang
telah dimerdekakan dari penjajahan fisik dan rohani juga harus mampu membawa
kemerdekaan bagi sesama, dengan kata lain, mampu menjadi berkat bagi sesama
karena telah lebih dahulu diberkati Tuhan. Menjadi berkat dalam perkataan,
tingkah laku, kesetiaan dan kasih yang benar.
¤
Mari
bandingkan pandangan pemazmur tentang berkat dengan pandangan kita, yang hidup
di zaman ini. Banyak ajaran tentang berkat yang dikumandangkan sekarang ini
hanya berorientasi pada diri sendiri. Dan tekanannya adalah pada kemakmuran
ekonomi atau keberhasilan dalam bisnis atau pekerjaan. Akibatnya orang terfokus
untuk memikirkan bagaimana cara mendapatkan berkat, tidak lagi pada Allah
sebagai sumber berkat. Juga tak sampai terpikir bahwa orang lain pun memerlukan
berkat Allah.
¤
Apa yang
kita terima dari Tuhan sebaiknya kita syukuri dan bisa digunakan sebagai
kesaksian agar semua bangsa mengenal Allah, menikmati berkat keselamatan-Nya,
dan merasakan pemerintahan Allah yang adil (ayat 3,5). Pada akhirnya semua orang
bisa memuliakan Kristus dalam hidupnya dengan bersyukur dan bersukacita. Dengan
demikian, semakin banyak yang sujud menyembah Tuhan kita Yesus Kristus yang telah menebus
kita dari belenggu dan penjajahan dosa. Tuhan Yesus memberkati. Amin..
C.Pdt.
Polma Hutasoit, S.Th
“Memperoleh
Kemerdekaan Itu Sulit, Namun Mempertahankan Kemerdekaan Juga Tidak Kalah Sulit”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar