Jumat, 31 Juli 2015

Mazmur 67 : 2 – 8, "Tuhan Memerintah Dengan Adil"

KERANGKA SERMON EVANGELIUM MINGGU 17 Agustus 2014
Minggu IX Setelah Trinitatis (Ketritunggalan Allah/ Hasitolusadaan Ni TUHAN)
Ev  :  Mazmur 67 : 2 – 8                                         Ep  : Matius 16 : 13 – 20
Tuhan Memerintah Dengan Adil

I.              Pendahuluan
Kitab Mazmur merupakan kitab yang berisi ungkapan perasaan dan ekspresi iman pemazmur mengenai hubungann yang ia jalin dengan Tuhan dalam hidupnya. Pemazmur memandang Allah sebagai benteng perlindungan, batu karang, perisai, pencipta, penolong, pembebas, penguasa yang adil, penyembuh, pengasih dsb. Kitab Mazmur ini berisikan doa dan pujian kepada Tuhan atas segala kebaikan Tuhan yang dialami oleh pemazmur. Dalam Mazmur 67 ini, melalui nyanyian dan permainan kecapi, pemazmur sedang mengungkapkan bagaimana Tuhan memelihara kehidupan bangsa-Nya. Dalam nyanyiannya, dia mengungkapkan bagaimana Tuhan itu mengasihi, menyelamatkan dan memberi sukacita bagi umat-Nya dengan penuh keadilan. Mazmur 67 biasanya dinyanyikan pada pesta panen (pesta gotilon) sebagai ungkapan syukur atas berkat Tuhan dalam usaha mereka selama mengusahakan tanah, menanam dan merawat gandum yang mereka tanam hingga mereka memanen gandumnya. Perikop ini dinyanyikan sebagai ungkapan syukur mereka kepada Tuhan.

II.           Penjelasan Nats
  1. Kasih Allah Menerangi Hidup Umat-Nya (ay. 2 – 3)
Pemazmur tahu akan keterbatasannya sebagai manusia di hadapan Tuhan. Untuk itulah dia mengatakan, “Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita”. Pemazmur tahu kepada siapa dia untuk datang menyampaikan doa dan permohonannya. Permohonan pemazmur dalam pujiannya adalah agar Allah mengasihani dan memberkatinya dan semua rakyat yang dipimpinnya. Pemazmur melanjutkan, “Kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya” menandakan kekudusan dan kemuliaan Tuhan yang senantiasa menyinari dan menerangi orang yang mau hidup dalam Tuhan.
Sesungguhnya Pemazmur memiliki harapan yang lebih besar dari kasih Tuhan itu, yaitu dia menginginkan agar seluruh umat manusia mengenal jalan Tuhan, sehingga setiap orang mau mengikut bangsa Israel untuk sujud kepada Allah Israel. Pemazmur ternyata berbeda dari kebanyakan orang yang hanya memusatkan berkat untuk diri saja. Pandangannya begitu jauh, melewati pintu-pintu Bait Allah dan melampaui batas-batas temboknya. Bagi pemazmur, belas kasihan dan berkat Allah harus mengalir bagi seluruh umat manusia. Maka berkat yang diterima bangsa pilihan Allah, seharusnya menjadi kesaksian bagi dunia agar dunia mengenal Allah (ayat 3). Sebab bangsa-bangsa lain pun perlu mengenal Allah. Mereka juga membutuhkan kasih karunia-Nya. Selanjutnya dari mulut bangsa-bangsa akan mengalir puji-pujian kepada Allah, karena mereka mengetahui bahwa Dialah Allah dan Dia berkuasa (ayat 4-6).
Sikap ini mungkin berbeda dengan kebanyakan raja ketika itu. Ketika para raja ingin agar namanya dimasyurkan, raja Daud justru mengambil sikap agar Tuhan semakin dimuliakan oleh  Dengan demikian, keselamatan itu tidak lagi hanya milik orang Israel, namun segala bangsa ikut merasakan dan memperolehnya. Keselamatan yang dimaksud di sini bukan hanya persoalan bebas dari peperangan, namun juga bebas dari berbagai bencana kelaparan, kekeringan dan bebas dari gagal panen.

  1. Semua Bangsa Datang Kepada Tuhan Yang Memerintah dengan Adil (ay. 4 – 5)
Melalui keselamatan yang Tuhan berikan itu, pemazmur ingin agar semua bangsa yang Tuhan selamatkan akan datang kepada-Nya untuk bersyukur. Rasa syukur itu hendaklah diwujudkan dengan pengakuan bahwa Tuhan Allah adalah Tuhan yang paling berkuasa dibanding semua dewa yang pernah disembah oleh orang-orang yang belum mengenal Allah. Dengan pengakuan itu, maka mereka akan turut sujud dan menyembah Allah yang disembah oleh bangsa Israel dan menjadikan-Nya menjadi Tuhan mereka juga. Kerinduan pemazmur adalah agar setiap orang mau menggantungkan harapannya dan menyerahkan hidupnya untuk diatur oleh Tuhan karena hanya di dalam Tuhanlah ada keselamatan. Keadilan Tuhan dalam memerintah dengan adil dan menuntun mereka dalam hidupnya di bumi ini pasti mendatangkan sukacita dan sorak-sorai tidak hanya bagi bangsa Israel, namun juga kepada setiap orang yang mau menerima TUHAN menjadi Allah mereka. Tuhan tidak pernah melihat dan membedakan umat-Nya melalui, suku, bahasa, adat-istiadat atau keberadaannya, namun Allah melihat hati umat-Nya. Tuhan tidak membatasi siapapun yang mau datang kepada-Nya dengan ukuran manusia. Bagi Tuhan, manusia sama di hadapan-Nya, hanya iman yang membedakan manusia di hadapan Tuhan. Inilah wujud nyata keadilan dari kepemimpinan Tuhan itu.



  1. Bersyukur Atas Kebaikan Tuhan (ay. 6 -  8)
Pada ayat 6 Pemazmur kembali mengulang dan menegaskan isi dari ayat 4. Bahwa setiap orang yang telah Tuhan selamatkan dan bebaskan, maka diharuskan untuk bersyukur kepada Tuhan, ya, kiranya semua bangsa harus bersyukur kepada Tuhan. Bersyukur kepada Tuhan berarti menyadari dan mengakui bahwa kuasa dunia ini tidak mampu mengimbangi kuasa Allah. Dengan kata lain, semua kuasa di bumi masih berada di bawah kuasa dan kendali Allah.
Mazmur ini merupakan nyanyian syukur atas segala berkat Allah yang diberikan kepada bangsa Israel pada perayaan panen raya. Pada perayaan ini, mereka berkumpul dari seluruh wilayah untuk bersyukur dan berdoa memohon agar berkat yang mereka terima dapat menghasilkan dampak yang lebih besar kepada bangsa-bangsa lain. Inilah suatu nyanyian syukur yang mewarisi panggilan Abraham, diberkati untuk menjadi berkat bagi segala kaum di muka bumi. Berkat yang diterima bangsa pilihan Allah, seharusnya menjadi kesaksian bagi dunia agar dunia mengenal Allah. Sebab bangsa-bangsa lain pun perlu mengenal Allah. Mereka juga membutuhkan kasih karunia-Nya. Selanjutnya dari mulut bangsa-bangsa akan mengalir puji-pujian kepada Allah, karena mereka mengetahui bahwa Dialah Allah dan Dia berkuasa. Dengan demikian, maka ketika semua orang mengenal dan merasakan berkat Allah, maka semua manusia sampai ke ujung bumi takut kepada-Nya dan sujud menyembah-Nya sebagai Tuhan yang berkuasa.

III.        Aplikasi
¤     Kiranya bangsa-bangsa mengenal jalan Allah. Mengenal Allah dan jalanNya butuh perenungan, butuh persekutuan dan tentu butuh iman. Mengenal jalan Allah berarti harus berjalan di jalan Allah, Hidup di jalan Allah, berserah kepada tuntunan Tuhan walaupun hal tersebut tidak sesuai dengan yang kita pikirkan.
¤     Bangsa Israel telah merasakan dan melihat bagaimana Allah menunjukkan kasih-Nya bagi mereka dengan melepaskan mereka dari berbagi perbudakan dan penjajahan, baik secara jasmani maupun rohani. Sama halnya dengan kita, secara jasmani, Tuhan telah membebaskan kita dari penjajahan bangsa Eropa dan pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamasikan kemerdekaan. Kemerdekaan itu diperoleh tentunya dengan rahmat Tuhan yang Maha Kuasa dan dengan perjuangan bangsa yang di dasari oleh kebersamaan. Sementara secara rohani, kita telah menerima kemerdekaan iman dari penjajahan dosa, yaitu melalui karya penebusan yang dilakukan Yesus di kayu salib. Penebusan ini memproklamasikan bahwa dosa tidak lagi berkuasa atas manusia.
¤     Seharusnya keselamatan ini juga mampu diproklamasikan oleh kita orang Kristen seperti yang pemazmur lakukan. Seperti yang Pemazmur inginkan, yaitu agar semakin banyak orang yang menerima anugerah keselamatan itu, khususnya orang yang belum menerima Kristus sebagai Juruselamat. Dengan demikian, kita harus mampu menunjukkan kepada sekeliling kita bagaimana pola hidup orang yang telah menerima anugerah keselamatan itu, yaitu hidup dengan memprioritaskan Tuhan dalam hidupnya, hidup dalam ucapan syukur dan menjadi berkat bagi orang lain.
¤     Kita yang telah dimerdekakan dari penjajahan fisik dan rohani juga harus mampu membawa kemerdekaan bagi sesama, dengan kata lain, mampu menjadi berkat bagi sesama karena telah lebih dahulu diberkati Tuhan. Menjadi berkat dalam perkataan, tingkah laku, kesetiaan dan kasih yang benar.
¤     Mari bandingkan pandangan pemazmur tentang berkat dengan pandangan kita, yang hidup di zaman ini. Banyak ajaran tentang berkat yang dikumandangkan sekarang ini hanya berorientasi pada diri sendiri. Dan tekanannya adalah pada kemakmuran ekonomi atau keberhasilan dalam bisnis atau pekerjaan. Akibatnya orang terfokus untuk memikirkan bagaimana cara mendapatkan berkat, tidak lagi pada Allah sebagai sumber berkat. Juga tak sampai terpikir bahwa orang lain pun memerlukan berkat Allah.
¤     Apa yang kita terima dari Tuhan sebaiknya kita syukuri dan bisa digunakan sebagai kesaksian agar semua bangsa mengenal Allah, menikmati berkat keselamatan-Nya, dan merasakan pemerintahan Allah yang adil (ayat 3,5). Pada akhirnya semua orang bisa memuliakan Kristus dalam hidupnya dengan bersyukur dan bersukacita. Dengan demikian, semakin banyak yang sujud menyembah Tuhan kita Yesus Kristus yang telah menebus kita dari belenggu dan penjajahan dosa. Tuhan Yesus memberkati. Amin..

C.Pdt. Polma Hutasoit, S.Th

“Memperoleh Kemerdekaan Itu Sulit, Namun Mempertahankan Kemerdekaan Juga Tidak Kalah Sulit”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar