KERANGKA
SERMON EVANGELIUM MINGGU 06 Juli 2014
Minggu III
Setelah Trinitatis (Ketritunggalan Allah/
Hasitolusadaan Ni TUHAN)
Ev :
Mazmur 145 : 8 – 14 EP : Wahyu 1 : 12 – 18
Tuhan Itu Pengasih dan Penyayang
I.
Pendahuluan
Secara umum, Mazmur merupakan pujian kepada
Allah dan ungkapan iman atas segala kebaikan yang Tuhan nyatakan kepada
pemazmur. Mazmur
ini merupakan mazmur pujian yang mengumandangkan keagungan Tuhan di dalam
kemurahanNya yang mengasihi dan setiaNya yang dicurahkan kepada yang
diciptakanNya. Dalam Mazmur 145 ini, pemazmur secara keseluruhan memperlihatkan
kesaksian (pengakuan) iman yang mengambarkan segala kemahakuasaan,
kemahamuliaan, dan kemahamurahan hati Tuhan yang nyata di dalam seluruh
kehidupan. Raja Daud
yang telah menerima dan mengalami indahnya hidup bersama dengan Tuhan tidak
henti-hentinya memuji-muji kemurahan Tuhan kepadanya. Hal ini terungkap dalam
perkataan Daud, “Setiap hari aku hendak
memuji Engkau, dan hendak memuliakan nama-Mu untuk seterusnya dan selamanya.”
(ay. 2). Tentu saja hanya orang yang mengalami indahnya hidup dengan
Tuhanlah yang mampu menyuarakan perkataan ini. Sikap Pemazmur menunjukkan bahwa
tidak ada satu haripun yang boleh berlalu tanpa memuji dan bersyukur kepada
Allah karena semua berkat, karunia dan kasih sayang-Nya. Secara khusus,
nats kotbah ini, pemazmur menyatakan imannya bahwa Tuhan itu adalah Tuhan yang
pengasih, penyabar, setia, dan Allah yang penuh rahmat kepada seluruh yang
dijadikanNya, baik dalam perkataan maupun dalam perbuatan.
II.
Penjelasan
Nats
- Tuhan Pengasih dan Penyayang (ay. 8 – 9)
Sifar hakiki Allah adalah Kasih.
Kasih itu Dia nyatakan kepada semua ciptaan-Nya. TUHAN itu baik kepada
semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya. Teks ini
menunjukkan bahwa manusia adalah ciptaan Allah sendiri. Allah menciptakan
manusia serupa dan segambar dengan Allah. Tentu ini adalah sesuatu yang mulia,
ada relasi yang erat di dalamnya yang tidak dapat dicerna pemikiran manusia
secara mendalam. Pemazmur mengimani bahwa semua yang dimilikinya, semua yang
terjadi padanya tidak terlepas dari kasih sayang Tuhan Allah. Pemazmur
menyadari dan mengalami kasih dan penyertaan Tuhan dalam kehidupannya. Jelas
bahwa dalam kehidupan si pemazmur tentu ada masa-masa gelap ataupun masa-masa
sulit yang di alaminya. Tetapi bagaimana si pemazmur, melihat dan merasakan
bahwa segala yang terjadi dalam kehidupannya semuanya memiliki tujuan yang
telah ditetapkan Tuhan dalam kehidupannya, dan itu adalah untuk kebaikannya.
Teladan yang ditunjukkan raja Daud adalah, dia tidak hanya mengatakan Allah itu
baik hanya saat hidupnya bahagia, namun dalam pergumulan dan dukapun dia selalu
mengakui kebaikan Tuhan itu. Dia mengimani bahwa dalam kesesakan sekalipun,
Tuhan akan membebaskannya, memberinya kekuatan dan menolongnya.
Sesungguhnya kasih Allah itu tidak memandang
status, keberadaan, kondisi strata sosial dan tampilan jasmani lainnya,
semuanya Tuhan kasihi dan sayangi. Bahkan orang yang tidak pernah percayapun
tetap Tuhan kasihi. Buktinya, Yesus katakana, “Karena dengan demikianlah kamu
menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang
yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan
orang yang tidak benar (Mat. 5 : 45).” Dia tetap memelihara dan merindukan orang-orang jahat (tidak percaya
kepada Yesus) itu untuk bertobat. Dia bisa saja langsung menghanguskan orang
jahat dalam seketika untuk hancur menjadi debu dan segera dilemparkan ke api
dan belerang menyala-nyala di neraka, kita tahu pasti bahwa Tuhan lebih dari sanggup
dan berhak untuk itu, namun kebaikan dan kasih Tuhan membuat-Nya untuk terus
memberi kesempatan bagi orang-orang jahat untuk segera bertobat dan kembali ke
dalam pangkuan-Nya (Yeh. 33 : 11).
- Respon dan Komitmen Atas Kemurahan dan
Kasih Sayang Tuhan (ay. 10 – 12)
Ayat 10-12, merupakan ajakan dari si pemazmur
untuk semua orang bahkan semua makhluk untuk mengagungkan Tuhan oleh karena
besar kasih setia-Nya sampai selama-lamanya. Pengakuan pemazmur tentang Allah
bukanlah suatu pengakuan filosofis (berdasarkan pengetahuan) melainkan bukti
karya nyata Allah. Salah satunya dalam kehidupan nyata, kebesaran dan keagungan
Allah itu nampak ketika Allah peduli terhadap keadaan manusia yang rapuh dan
segala ciptaan lainnya. “Segala yang Kau jadikan itu akan bersyukur
kepada-Mu ya Tuhan.” Melalui pengakuan ini, Pemazmur
mengemukakan bahwa segala ciptaan akan bersyukur dan memuji Tuhan; mengumumkan,
membicarakan, memberitahukan kemuliaan kerajaan Allah. Melalui ucapan itu
pemazmur hendak menyatakan bahwa oleh karena kasih setia Tuhan yang dilimpahkan
kepada segala ciptaan, maka segala ciptaan itu akan bersaksi tentang kemuliaan
Allah. Bersyukur dan bersaksi merupakan tugas penting yang seharusnya
diperlihatkan oleh umat Tuhan disepanjang masa. Aktualisasi dan implementasi
pemujaan dan kesaksisan kepada dan tentang Allah dapat direalisasikan melalui
banyak cara seperti: nyanyian, doa, pemberian persembahan, pengakuan dan
perbuatan.
Kita tidak bisa membandingkan antara orang yang percaya dan orang
yang tidak percaya kepada Tuhan dengan ukuran-ukuran jasmaniah, karena itu
hanya akan mendangkalkan iman. Karena letak perbedaannya adalah bagaimana
respon manusia atas kebaikan Allah. Dalam hal ini raja Daud ingin agar semua yang
merasakan kebaikan Tuhan itu harus berani mempersaksikan imannya. Bahkan dalam
nats lain, Daud katakana, “Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN
itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya (Maz. 34 : 9).” Seruan Daud ini mengingatkan kita agar tidak melupakan betapa baiknya
Tuhan kepada kita. Tidak saja kita diminta agar mau terus melihat kebaikan
Tuhan, tetapi Daud pun mengingatkan kita untuk merasakan sendiri pengalaman
demi pengalaman mengenai hal ini. Kesulitan boleh hadir, tetapi itu bukan
berarti karena Tuhan kejam atau jahat membiarkan kita menderita. Ada begitu
banyak kebaikan Tuhan yang mungkin luput dari perhatian kita saat ini, padahal
Dia sudah memberikan begitu banyak termasuk kehidupan yang masih diberikan
kepada kita saat ini. Dari pengalaman itulah, orang mampu menyaksikan betapa
indah hidup bersama dengan Tuhan. Keindahan itu memampukan kita untuk memuji
Tuhan, mengumumkan kemuliaan-Nya, membicarakan keperkasaan-Nya dan orang tua
akan mengajarkannya kepada anak-anaknya, guru-guru mengajarkannya kepada
murid-muridnya dan pemimpin mengajarkannya kepada bawahannya, sehingga Tuhan
yang penuh kebaikan itu akan dimuliakan senantiasa dalam segala situasi dan
kondisi hidup.
- Kesetiaan Tuhan yang Kekal bagi yang
Percaya Pada-Nya (ay. 13)
Kasih setia Tuhan bagi kita yang mengenal kuasaNya adalah kasih
yang kekal, kebaikan Tuhan tidak hanya akan dirasakan dalam hidup kita di dunia
namun adalah kekal sampai selama-lamanya. Kebaikan Tuhan terbuka kepada siapa
saja dan semakin kita dekat kepada Tuhan, maka semakin lagi kita dekat dengan
kebaikanNya. Raja daud mengenang bagaimana kesetiaan Tuhan bagi bangsa Israel.
Meskipun bangsa itu tegar tengkuk dan selalu melakukan yang jahat di mata
Tuhan, sehingga mereka sering dihukum karena kejahatannya, namun Tuhan tidak
pernah meninggalkan bangsa itu. Justru ada kalanya Tuhan menghukum mereka agar
mereka senantiasa menyadari bahwa hanya dengan Tuhanlah mereka akan aman dan
nyaman. Kesetiaan Tuhan itu disempurnakan melalui Anak-Nya yang Tunggal, yaitu
Yesus Kristus sang Juruselamat. Kesetiaan Allah itu diwujudnyatakan dalam 2
penyataan, yaitu “Penyataan Umum” dan “Penyataan Khusus”. Penyataan Umum
yaitu Allah menyatakan/ memperkenalkan kasih dan kesetiaan-Nya secara umum
melalui seluruh ciptaan-Nya, sejarah bangsa-bangsa, kesegambaran dan keserupaan
manusia dengan Allah. Sementara penyataan khusus yaitu Allah menyatakan/
memperkenalkan kasih dan kesetiaan-Nya secara khusus melalui Yesus Kristus. Dari
kedua penyataan inilah, maka setiap orang dapat mengenal Allah dan karya serta
kebaikan-Nya, sehingga tidak ada lagi alasan untuk meragukan kebaikan dan
segenap janji-Nya. Setiap yang Tuhan janjikan akan diterima oleh orang yang
percaya pada-Nya.
III.
Aplikasi
Melalui nats ini, kita diajak oleh Pemazmur
untuk mengingat, merenungkan, merasakan, menghidupi dan mempersaksikan indahnya
hidup bersama dengan Tuhan. Nats ini mengingatkan kita agar kita tidak fokus
terhadap penderitaan, kesulitan, pergumulan dan persoalan hidup kita, namun
fokuslah akan berkat, kemurahan dan kasih sayang Tuhan kepada kita agar kita
mampu bersyukur.
Nats ini juga mengajar kita bahwa setiap
orang Kristen harus membangun dan menjalin 3 persekutuan dalam hidupnya, yaitu
- Persekutuan dengan Tuhan dan Merenungkan
Kebaikan Tuhan.
Bagi Pemazmur, Tuhan adalah yang pertama dan
yang terutama, sehingga setiap yang dia lakukan yang seijin Tuhan akan
mendatangkan kebaikan. Namun ketika Daud mencoba mengambil tindakan sendiri
tanpa izin Allah, maka hukuman yang berat serta duka yang dalam harus dia
terima (kisah Daud – Betsyeba – Uria – anak yang mati hasil perselingkuhan Daud
dan Betsyeba).
- Persekutuan dengan Keluarga
Bukti mengasihi Allah adalah mengasihi sesama
manusia. Wujud mengasihi sesama harus diawali dengan keluarga (yang terkecil),
yaitu dengan mengasihi orang tua (Kel. 20 : 12) dan saudara-saudara kita (1
Yoh. 2 : 10)
- Persekutuan dengan Komunitas
Mengasihi sesama adalah bagian dari inti
hukum Taurat yang dirangkum oleh Yesus (Mat. 22 : 39). Namun sesuai dengan
ajaran Paulus, bahwa kita tetap harus mengutamakan orang yang seiman (Gal. 6 :
10).
Ketika persekutuan ini tetap dengan tujuan
demi kemuliaan Tuhan dan pewujudnyataan kasih dari Allah. Melalui nats ini,
Pemazmur tidak hanya mengajar kita untuk meneladani sikap Tuhan yang penuh
kasih sayang, namun dia telah lebih dahulu membuktikannya dalam hidupnya. Untuk
itulah dia berani mempersaksikan apa yang telah dihidupinya. Kiranya pengalaman
iman yang demikianlah hendaknya kita miliki, di mana kita mampu mempersaksikan
apa yang telah kita hidupi dan apa komitmen kita di hadapan Tuhan yang setia
dan di hadapan manusia. Saksikanlah iman tidak hanya dari perkataan, namun dari
perbuatan, pola hidup, tingkah laku, kesetiaan dan kasih yang benar di hadapan
Tuhan. Tuhanlah yang menguatkan dan memampukan kita dalam menghidupi kasih
Allah dan memampukan kita mempersaksikan iman kita. Tuhan Yesus memberkati.
Amin.
C.Pdt. Polma Hutasoit, S.Th
Tidak ada komentar:
Posting Komentar