KERANGKA SERMON EVANGELIUM MINGGU 28 APRIL 2013
MINGGU KANTATE (Nyanyikanlah Nyanyian Baru Bagi TUHAN/
Endehon Hamu ma di Jahowa)
Ev : Mazmur/ Psalmen 66 : 1
– 7 Ep
: Efesus 5 : 15 – 21
I.
Pendahuluan
v Secara keseluruhan Mazmur 66 adalah mazmur Pengucapan syukur seperti
mazmur 65 sebelumnya. Judul mazmur ini amat menarik: Nyanyian syukur karena
orang Israel tertolong. Mazmur ini cukup terdiri dari 20 ayat. Dalam mazmur
ini, Umat Tuhan menceritakan tentang pembebasan bangsa Israel oleh Allah dan
mengundang orang lain untuk bersama-sama menyembah Allah.
v Mazmur ini adalah mazmur Pengucapan syukur, dimana umat Tuhan
menceritakan tentang pembebasannya dan mengundang orang lain untuk bersama-sama
menyembah Allah dengan bersorak, bermazmur dan memuliakan Tuhan. Perbuatan
Tuhan yang besar atas alam dan sejarah, menunjukkan kekuasaanNya yang mutlak
atas ciptaanNya. Laut terbelah merupakan sedikit dari tanda ajaib yang
dilakukan Allah bagi bangsa-bangsa. Allah juga senantiasa mengawasi
bangsa-bangsa yang menyembah-Nya serta menjamin keselamatan mereka.
II.
Penjelasan Nats
Ø Seruan Untuk Memuliakan Tuhan dan Bersaksi atas Kebesaran Tuhan(ay. 1-4)
Ay. 1-4, adalah bait pertama yang dimana pemazmur berbicara atas
bangsanya, memanggil bangsa lain untuk bersama-sama menyembah Tuhan dengan
bersorak (ay.1), bermazmur dengan memuliakan Tuhan lewat puji-pujian (ay. 2),
dan bersaksi untuk menyatakan kebesaran Allah (ay. 3). Pemazmur merenungkan
dalam-dalam betapa luar biasanya berkat dan kasih karunia Tuhan bagi bangsanya,
untuk itu pemazmur menyuarakan agar seluruh bumi memuliakan dan memuji Tuhan
yang Maha Kuasa. Pemazmur tahu bahwa Allah yang mereka sembah
tidak hanya berkuasa atas manusia, namun atas seluruh bumi, karena Dialah yang
menciptakan bumi dan segala isinya. Itulah sebabnya seluruh alam tunduk dan
patuh kepada-Nya. Seruan ini juga sekaligus seruan pemazmur bagi seluruh bangsa
agar mereka ikut bermazmur memuji memuliakan Allah. Mereka juga telah
menyaksikan bagaimana Allah berkarya atas bangsa Israel. Bangsa-bangsa yang
awalnya tidak percaya kepada Allah menjadi tunduk karena begitu besar kekuatan
dan kuasa Tuhan. Disini pemazmur mengungkapkan bahwa Allah itu bukan hanya
Allah orang Israel, tetapi Allah setiap orang, Allah semua bangsa dan Allah
semua ciptaan. Untuk itu, Dialah satu-satunya Allah yang harus dipuji dan
dimuliakan. Pemazmur ingin mengarahkan
setiap orang dan bangsa untuk dengan sadar mengungkapkan kedahsyatan karya
Allah dan kebesaran kekuatan-Nya yang nyata dalam hidup mereka serta tunduk
menyembah kepada-Nya.
Pemazmur mengajak setiap orang untuk menunjukkan rasa syukur kepada
Tuhan lewat Penyembahan, Pujian dan kesaksian. Sehingga hadirat Allah
ditinggikan lewat pujian penyembahan, sebab Allah bersemayam di atas
puji-pujian (Maz 22 : 4). Dengan
kata lain Pujian dan penyembahan adalah Sikap hati manusia untuk merendahkan
diri dan meninggikan Allah dengan segenap hati melalui puji-pujian, sehingga
Allah berkenan dan bertahta atas puji-pujian tersebut.
Mempersaksikan iman dan pengalaman rohani adalah salah satu tugas umat
Kristen. Paulus dalam Kis. 20:21 berkata
:”aku senantiasa bersaksi kepada
orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani, supaya mereka bertobat kepada Allah
dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus”. Kita harus menyatakan
kebesaran Allah yang kita rasakan dalam hidup kita lewat kesaksian hidup kita. Perjalanan
bangsa Israel menuju tanah perjanjian, memakan waktu yang cukup
panjang. Bangsa itu senantiasa dalam tuntunan Tuhan, melalui para nabi yang
Tuhan tetapkan sebagai penyampai kehendak Tuhan bagi bangsa itu. Banyak hal
yang diluar pemikiran manusiawi terjadi dalam perjalanan itu. Kedasyatan kuasa
Tuhan inilah yang diingat dan direnungkan kembali oleh Pemazmur sehingga ia mengumandangkan
puji-pujian demi kemuliaan Tuhan. Bagaimana dengan kita? Apakah kita masih
memiliki waktu untuk mengingat dan merenungkan kasih Tuhan? Apakah kita masih
merasakan kasih-Nya dalam kehidupan kita? Apakah kita masih ada waktu untuk
bersaksi atas apa yang telah Tuhan perbuat bagi kita sehingga oleh karena
kesaksian kita, orang lain boleh melihat kebesaran kuasa Allah dan mau ikut
bersama-sama dengan untuk menyembah Allah?
Ø Dahsyatnya Pekerjaan Allah
bagi Manusia (ay 5-7)
Dimulai dari awal keluarnya bangsa itu dari genggaman kekuasaan Firaun
dengan Tulah-tulah yang mengingatkan dan menghukum bangsa Mesir. Selanjutnya
dalam perjalanan ketika bangsa Mesir masih mengejar bangsa Israel yang keluar
dan terjebak, akhirnya Tuhan menunjukkan kuasaNya yang luar biasa dengan
membelah Laut Teberau, yang akhirnya bangsa Israel selamat dan musuh yang
mengejar ditaklukkan hanya oleh kuasa Tuhan (ayt.6). Kuasa Allah mampu
membebaskan setiap orang yang mengalami masalah paling berat, bahkan ketika
permasalahan itu menemui jalan buntu (secara logika kita), Allah sanggup
membuka jalan yang baru di luar pikiran manusia. Seandainya Allah tidak membuka
jalan bagi bangsa Israel dengan membelah lautan, kita dengan mudah dapat
menebak apa yang terjadi dengan bangsa itu. Namun karena Tuhan yang
berkehendak, maka laut yang dalam dan luas atau gunung yang tinggi dan curam
atau jurang yang dalampun tidak akan mampu menghalangi Allah untuk berkarya.
Karena Allah menghendaki bangsa itu lepas dari kungkungan bangsa Mesir, maka
Allah menunjukkan kuasa-Nya terhadap laut, sehingga bangsa itu barsorak
kegirangan menerima kebebasan yang diberikan Allah.
Pemazmur memuji keperkasaan Allah yang abadi dan kekal untuk selamanya.
Tuhan tidak hanya membebaskan bangsa Israel dari kekuasaan Firaun, namun juga
senantiasa mengawasi dan melindungi mereka serta memperlengkapi bangsa itu
dengan makanan dan minuman selama dalam perjalanan. Meskipun berada di padang
gurun yang gersang, tidak ada makanan dan secara logika mereka pastilah mati
kelaparan sebelum sampai ke tujuan. Namun Allah adalah Tuhan yang tidak
dibatasi oleh pikiran manusia. Dia mampu memberi makan orang Israel yang
jumlahnya ribuan orang selama mereka dalam perjalanan.
Banyak cara atau contoh dalam kehidupan kita yang bisa kita jadikan
alat atau sarana untuk menunjukkan betapa besar peranan Allah dalam perjalanan
hidup kita. Sejarah masa lalu di mana kita merasakan kuasa Allah dalam kehidupan
kita bisa kita sampaikan kepada orang-orang di sekeliling kita, sehingga
pengalaman itu bisa memberi inspirasi dan motivasi kepada orang lain, sekaligus
juga memberi pengertian kepada orang lain bahwa
manusia tidak akan mampu berbuat apa-apa tanpa pertolongan Allah.
III.
Aplikasi
ü Minggu ini dinamai Jubilate, artinya: “Bersoraksorailah Bagi Allah, Hai Seluruh Bumi”. Kata seluruh,
berarti tanpa kecuali. Yang tua, yang muda, yang hidupnya susah, yang hidupnya
senang dsb. Mari kita renungkan segala karya Tuhan dalam hidup kita dari kari
lepas hari, waktu demi waktu. Apakah kita punya alasan untuk mengatakan bahwa
“Tuhan tidak mengasihiku, Tuhan menjauhiku, Tuhan lebih memberkati dia, dsb”? Tentu
tidak. Yang ada justru kita pasti merasa kagum dengan segala berkat Tuhan bagi
kita. Kalau kita melihat kehidupan kita, sebenarnya tidak layak menerima berkat
Tuhan seperti yang kita terima saat ini karena pelanggaran dan dosa kita. Bersyukurlah
karena Tuhan maha pemurah yang senantiasa membuka tangan-Nya menerima kita dan
memberkati kita dan kasih setia-Nya untuk selamanya (I Taw.16:34; Maz. 107:1) .
Bahkan Dia yang senantiasa membebaskan kita kala kita menghadapi masalah. Kita
pasti pernah menghadapi masalah yang seolah-olah tidak dapat lagi kita
selesaikan dan kita merasa tidak ada lagi jalan keluar, namun di luar dugaan
kita, Allah meluputkan kita, sehingga kita dapat menghadapinya bersama Tuhan
(seperti bangsa Israel yang diambang kematian, diselamatkan Allah dengan
membelah lautan).
ü Pengalaman iman pemazmur dalam nats ini mengingatkan kita akan 2 hal,
yaitu:
1.
Tuhan dapat menggunakan kesulitan
hidup kita untuk menyatakan kebesaran dan keajaibanNya. Inilah pengakuan bangsa
Israel setelah mereka dimenangkan Allah menghadapi bahaya, musuh, pemberontak,
penghinaan dari orang lain, api dan air. Ini sekaligus menjadi pengharapan bagi
kita bahwa pada saat kita menjalani hidup yang berat, bukan berarti Tuhan
meninggalkan kita, melainkan Ia sedang terus berkarya hingga kita sampai pada
pengakuan yang tiada henti bahwa Tuhan itu besar kekuatanNya dan ajaib
perbuatanNya.
2.
Perenungan pemazmur membawanya
pada satu kesimpulan bahwa berjalan bersama Tuhan itu sangat indah. Meskipun
banyak kerikil tajam yang hendak menghalangi perjalanan imannya, dia tidak
mengeluh dan menyerah. Justru tantangan itu meneguhkan kepercayaannya dan
pemazmur sadar bahwa Tuhanlah penolong yang paling ajaib.
Untuk
itu, sebagai umat Tuhan yang telah menerima keselamatan melalui karya Yesus
yang telah mengalahkan kematian dan membebaskan kita dari genggaman dosa, kita
pasti memiliki banyak tantangan yang hendak menjauhkan kita dari Tuhan. Namun
jika kita berjalan tetap pada kebenaran firman Tuhan, maka yakinlah Tuhan akan
melakukan perkara besar dalam setiap pergumulan kita. Perenungan pemazmur atas
segala berkat dan pertolongan Tuhan membawanya pada sebuah kesimpulan bahwa Tuhan
yang telah menolong bangsa Israel, juga akan menolong setiap bangsa dan setiap
orang yang mengandalkan Dia. Untuk itu, kita juga harus mengatakan “Tuhan
adalah Penolongku, Terpujilah Dia untuk selama-lamanya”.
Tuhan Yesus
memberkati. Amin.
C.Pdt. Polma Hutasoit, S.Th
Tidak ada komentar:
Posting Komentar