Jumat, 17 Juli 2015

Mazmur/ Psalmen 66 : 1 – 7

KERANGKA  SERMON EVANGELIUM MINGGU 28 APRIL 2013
MINGGU KANTATE (Nyanyikanlah Nyanyian Baru Bagi TUHAN/ Endehon Hamu ma di Jahowa)
Ev : Mazmur/ Psalmen 66 : 1 – 7                                         Ep : Efesus 5 : 15 – 21

I.       Pendahuluan
v  Secara keseluruhan Mazmur 66 adalah mazmur Pengucapan syukur seperti mazmur 65 sebelumnya. Judul mazmur ini amat menarik: Nyanyian syukur karena orang Israel tertolong. Mazmur ini cukup terdiri dari 20 ayat. Dalam mazmur ini, Umat Tuhan menceritakan tentang pembebasan bangsa Israel oleh Allah dan mengundang orang lain untuk bersama-sama menyembah Allah.
v  Mazmur ini adalah mazmur Pengucapan syukur, dimana umat Tuhan menceritakan tentang pembebasannya dan mengundang orang lain untuk bersama-sama menyembah Allah dengan bersorak, bermazmur dan memuliakan Tuhan. Perbuatan Tuhan yang besar atas alam dan sejarah, menunjukkan kekuasaanNya yang mutlak atas ciptaanNya. Laut terbelah merupakan sedikit dari tanda ajaib yang dilakukan Allah bagi bangsa-bangsa. Allah juga senantiasa mengawasi bangsa-bangsa yang menyembah-Nya serta menjamin keselamatan mereka.

II.    Penjelasan Nats
Ø  Seruan Untuk Memuliakan Tuhan dan Bersaksi atas Kebesaran Tuhan(ay. 1-4)
Ay. 1-4, adalah bait pertama yang dimana pemazmur berbicara atas bangsanya, memanggil bangsa lain untuk bersama-sama menyembah Tuhan dengan bersorak (ay.1), bermazmur dengan memuliakan Tuhan lewat puji-pujian (ay. 2), dan bersaksi untuk menyatakan kebesaran Allah (ay. 3). Pemazmur merenungkan dalam-dalam betapa luar biasanya berkat dan kasih karunia Tuhan bagi bangsanya, untuk itu pemazmur menyuarakan agar seluruh bumi memuliakan dan memuji Tuhan yang Maha Kuasa. Pemazmur tahu bahwa Allah yang mereka sembah tidak hanya berkuasa atas manusia, namun atas seluruh bumi, karena Dialah yang menciptakan bumi dan segala isinya. Itulah sebabnya seluruh alam tunduk dan patuh kepada-Nya. Seruan ini juga sekaligus seruan pemazmur bagi seluruh bangsa agar mereka ikut bermazmur memuji memuliakan Allah. Mereka juga telah menyaksikan bagaimana Allah berkarya atas bangsa Israel. Bangsa-bangsa yang awalnya tidak percaya kepada Allah menjadi tunduk karena begitu besar kekuatan dan kuasa Tuhan. Disini pemazmur mengungkapkan bahwa Allah itu bukan hanya Allah orang Israel, tetapi Allah setiap orang, Allah semua bangsa dan Allah semua ciptaan. Untuk itu, Dialah satu-satunya Allah yang harus dipuji dan dimuliakan. Pemazmur ingin mengarahkan setiap orang dan bangsa untuk dengan sadar mengungkapkan kedahsyatan karya Allah dan kebesaran kekuatan-Nya yang nyata dalam hidup mereka serta tunduk menyembah kepada-Nya.
Pemazmur mengajak setiap orang untuk menunjukkan rasa syukur kepada Tuhan lewat Penyembahan, Pujian dan kesaksian. Sehingga hadirat Allah ditinggikan lewat pujian penyembahan, sebab Allah bersemayam di atas puji-pujian (Maz 22 : 4). Dengan kata lain Pujian dan penyembahan adalah Sikap hati manusia untuk merendahkan diri dan meninggikan Allah dengan segenap hati melalui puji-pujian, sehingga Allah berkenan dan bertahta atas puji-pujian tersebut.
Mempersaksikan iman dan pengalaman rohani adalah salah satu tugas umat Kristen. Paulus dalam Kis.  20:21 berkata :”aku senantiasa bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani, supaya mereka bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus”. Kita harus menyatakan kebesaran Allah yang kita rasakan dalam hidup kita lewat kesaksian hidup kita. Perjalanan bangsa Israel menuju tanah perjanjian, memakan waktu yang cukup panjang. Bangsa itu senantiasa dalam tuntunan Tuhan, melalui para nabi yang Tuhan tetapkan sebagai penyampai kehendak Tuhan bagi bangsa itu. Banyak hal yang diluar pemikiran manusiawi terjadi dalam perjalanan itu. Kedasyatan kuasa Tuhan inilah yang diingat dan direnungkan kembali oleh Pemazmur sehingga ia mengumandangkan puji-pujian demi kemuliaan Tuhan. Bagaimana dengan kita? Apakah kita masih memiliki waktu untuk mengingat dan merenungkan kasih Tuhan? Apakah kita masih merasakan kasih-Nya dalam kehidupan kita? Apakah kita masih ada waktu untuk bersaksi atas apa yang telah Tuhan perbuat bagi kita sehingga oleh karena kesaksian kita, orang lain boleh melihat kebesaran kuasa Allah dan mau ikut bersama-sama dengan untuk menyembah Allah?

Ø  Dahsyatnya Pekerjaan Allah bagi Manusia (ay 5-7)
Dimulai dari awal keluarnya bangsa itu dari genggaman kekuasaan Firaun dengan Tulah-tulah yang mengingatkan dan menghukum bangsa Mesir. Selanjutnya dalam perjalanan ketika bangsa Mesir masih mengejar bangsa Israel yang keluar dan terjebak, akhirnya Tuhan menunjukkan kuasaNya yang luar biasa dengan membelah Laut Teberau, yang akhirnya bangsa Israel selamat dan musuh yang mengejar ditaklukkan hanya oleh kuasa Tuhan (ayt.6). Kuasa Allah mampu membebaskan setiap orang yang mengalami masalah paling berat, bahkan ketika permasalahan itu menemui jalan buntu (secara logika kita), Allah sanggup membuka jalan yang baru di luar pikiran manusia. Seandainya Allah tidak membuka jalan bagi bangsa Israel dengan membelah lautan, kita dengan mudah dapat menebak apa yang terjadi dengan bangsa itu. Namun karena Tuhan yang berkehendak, maka laut yang dalam dan luas atau gunung yang tinggi dan curam atau jurang yang dalampun tidak akan mampu menghalangi Allah untuk berkarya. Karena Allah menghendaki bangsa itu lepas dari kungkungan bangsa Mesir, maka Allah menunjukkan kuasa-Nya terhadap laut, sehingga bangsa itu barsorak kegirangan menerima kebebasan yang diberikan Allah.
Pemazmur memuji keperkasaan Allah yang abadi dan kekal untuk selamanya. Tuhan tidak hanya membebaskan bangsa Israel dari kekuasaan Firaun, namun juga senantiasa mengawasi dan melindungi mereka serta memperlengkapi bangsa itu dengan makanan dan minuman selama dalam perjalanan. Meskipun berada di padang gurun yang gersang, tidak ada makanan dan secara logika mereka pastilah mati kelaparan sebelum sampai ke tujuan. Namun Allah adalah Tuhan yang tidak dibatasi oleh pikiran manusia. Dia mampu memberi makan orang Israel yang jumlahnya ribuan orang selama mereka dalam perjalanan.
Banyak cara atau contoh dalam kehidupan kita yang bisa kita jadikan alat atau sarana untuk menunjukkan betapa besar peranan Allah dalam perjalanan hidup kita. Sejarah masa lalu di mana kita merasakan kuasa Allah dalam kehidupan kita bisa kita sampaikan kepada orang-orang di sekeliling kita, sehingga pengalaman itu bisa memberi inspirasi dan motivasi kepada orang lain, sekaligus juga memberi pengertian kepada orang lain bahwa  manusia tidak akan mampu berbuat apa-apa tanpa pertolongan Allah.

III.             Aplikasi
ü  Minggu ini dinamai Jubilate, artinya: “Bersoraksorailah Bagi Allah, Hai Seluruh Bumi”. Kata seluruh, berarti tanpa kecuali. Yang tua, yang muda, yang hidupnya susah, yang hidupnya senang dsb. Mari kita renungkan segala karya Tuhan dalam hidup kita dari kari lepas hari, waktu demi waktu. Apakah kita punya alasan untuk mengatakan bahwa “Tuhan tidak mengasihiku, Tuhan menjauhiku, Tuhan lebih memberkati dia, dsb”? Tentu tidak. Yang ada justru kita pasti merasa kagum dengan segala berkat Tuhan bagi kita. Kalau kita melihat kehidupan kita, sebenarnya tidak layak menerima berkat Tuhan seperti yang kita terima saat ini karena pelanggaran dan dosa kita. Bersyukurlah karena Tuhan maha pemurah yang senantiasa membuka tangan-Nya menerima kita dan memberkati kita dan kasih setia-Nya untuk selamanya (I Taw.16:34; Maz. 107:1) . Bahkan Dia yang senantiasa membebaskan kita kala kita menghadapi masalah. Kita pasti pernah menghadapi masalah yang seolah-olah tidak dapat lagi kita selesaikan dan kita merasa tidak ada lagi jalan keluar, namun di luar dugaan kita, Allah meluputkan kita, sehingga kita dapat menghadapinya bersama Tuhan (seperti bangsa Israel yang diambang kematian, diselamatkan Allah dengan membelah lautan).
ü  Pengalaman iman pemazmur dalam nats ini mengingatkan kita akan 2 hal, yaitu:
1.      Tuhan dapat menggunakan kesulitan hidup kita untuk menyatakan kebesaran dan keajaibanNya. Inilah pengakuan bangsa Israel setelah mereka dimenangkan Allah menghadapi bahaya, musuh, pemberontak, penghinaan dari orang lain, api dan air. Ini sekaligus menjadi pengharapan bagi kita bahwa pada saat kita menjalani hidup yang berat, bukan berarti Tuhan meninggalkan kita, melainkan Ia sedang terus berkarya hingga kita sampai pada pengakuan yang tiada henti bahwa Tuhan itu besar kekuatanNya dan ajaib perbuatanNya.
2.      Perenungan pemazmur membawanya pada satu kesimpulan bahwa berjalan bersama Tuhan itu sangat indah. Meskipun banyak kerikil tajam yang hendak menghalangi perjalanan imannya, dia tidak mengeluh dan menyerah. Justru tantangan itu meneguhkan kepercayaannya dan pemazmur sadar bahwa Tuhanlah penolong yang paling ajaib.
Untuk itu, sebagai umat Tuhan yang telah menerima keselamatan melalui karya Yesus yang telah mengalahkan kematian dan membebaskan kita dari genggaman dosa, kita pasti memiliki banyak tantangan yang hendak menjauhkan kita dari Tuhan. Namun jika kita berjalan tetap pada kebenaran firman Tuhan, maka yakinlah Tuhan akan melakukan perkara besar dalam setiap pergumulan kita. Perenungan pemazmur atas segala berkat dan pertolongan Tuhan membawanya pada sebuah kesimpulan bahwa Tuhan yang telah menolong bangsa Israel, juga akan menolong setiap bangsa dan setiap orang yang mengandalkan Dia. Untuk itu, kita juga harus mengatakan “Tuhan adalah Penolongku, Terpujilah Dia untuk selama-lamanya”.
Tuhan Yesus memberkati. Amin.


C.Pdt. Polma Hutasoit, S.Th

Tidak ada komentar:

Posting Komentar