Kamis, 30 Juli 2015

Matius 17 : 1 – 9, "Berdirilah, Jangan Takut."

KERANGKA  SERMON EVANGELIUM MINGGU 2 Maret  2014
MINGGU ESTOMIHI
Ev : Matius 17 : 1 – 9                                  Ep : Keluaran 24 : 12 – 18
Berdirilah, Jangan Takut.

I.               Pendahuluan
Tujuan Matius menulis Injil ini ialah (1) untuk memberikan kepada pembacanya kisah tentang kehidupan Yesus, (2) untuk menyakinkan pembacanya bahwa Yesus adalah Anak Allah dan Mesias yang dinubuatkan oleh Nabi PL, yang sudah lama dinantikan, (3) untuk menunjukkan bahwa Kerajaan Allah dinyatakan di dalam dan melalui Yesus Kristus dalam cara yang belum pernah terjadi sebelumnya. Matius ingin sekali agar pembaca suratnya memahami bahwa hampir semua orang Israel menolak Yesus dan kerajaanNya. Mereka tidak mau percaya karena Ia datang sebagai Mesias yang rohani dan bukan sebagai Mesias yang politis. Dan hanya pada akhir zaman Yesus akan datang dalam kemuliaanNya sebagai Raja segala raja untuk menghakimi dan memerintah semua bangsa. Dan berhubungan dengan tujuan Matius menulis suratnya tersebut, kita akan melihat bagaimana nats khotbah minggu ini berbicara tentang kemuliaan Allah yang diperlihatkan kepada murid-murid Yesus.

II.            Penjelasan Nats
Enam hari kemudian Yesus membawa tiga murid-Nya, yaitu Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya pergi ke sebuah gunung yang tinggi. Enam hari kemudian dihitung setelah pengakuan Petrus bahwa Yesus adalah “Mesias, Anak Allah yang hidup” (Mat. 16:13-20). Sehingga hari ketujuh Yesus berhenti karena tentu itu adalah hari Sabat hari khusus dan spesial untuk memuliakan Tuhan dan berdoa mohon kekuatan sebagai persiapan menghadapi salib dan penderitaan. Mengapa Yesus harus membawa 3 orang untuk menemani Dia naik ke atas Gunung.? Tentu Yesus tidak sembarangan membawa mereka, tentu tidak lepas dari tradisi Yahudi. Suatu kejadian akan sah jika disaksikan oleh 3 orang. Jadi melalui kejadian ini apa yang terjadi di atas gunung adalah fakta yang tidak dapat disangkal oleh siapapun. Mereka bertigalah yang juga dibawa Yesus ketika menghidupkan anak peremuan Yairus. Sementara gunung tempat Yesus berdoa adalah Gunung Tabor. Meskipun ada yang mengatakan bahwa gunung itu adalah Gunung Hermon, namun para ahli lebih setuju bahwa Gunung itu adalah Gunung Tabor, karena gunung itu yang lebih dekat dengan Galilea dan Kapernaum. Jadi sesuai dengan teks dikatakan bahwa Yesus dan murid-murid melewati Galilea dan sampai ke kota Kapernaum (Mat. 17:22, 24; Mark. 9:30,33). Di atas gunung itulah Yesus berdoa meminta kekuatan baru untuk melanjutkan pekerjaanNya. Dalam Injil lain, dikatakan bahwa murid-murid-Nya mencoba ikut berdoa, tetapi mereka mengantukdan tertidur. Akan tetapi, mereka terbangun karena mendengar suara-suara. Mereka tersadar bahwa ternyata bukan mereka saja yang ada di atas gunung itu.

Ø  Allah Bapa menguatkan Yesus dengan mengutus Nabi Besar
Yang pertama tampak kepada mereka ialah kemuliaan Tuhan dalam diri Yesus, wajah-Nya bersinar seperti matahari, pakaian-Nya putih seperti cahaya. Menurut Lukas, peristiwa itu terjadi ketika Yesus berdoa, di mana dalam berdoa itu, Ia sangat dekat kepada Allah, sehingga wajah-Nya memantulkan cahaya Allah, seperti dulu muka Musa bercahaya (Kel. 34:30). Perubahan ini merupakan simbol kemuliaan, kekudusan dan kesucian sorgawi. Biasanya kemuliaan dan kebesaran Yesus terbungkus dalam selaput kesederhanaan. Dan bersama Yesus ada Musa dan Elia.
Apakah yang dibicarakan oleh kedua orang hebat itu dengan Tuhan Yesus? Meskipun ketiga murid itu tidak mendengar apa yang diperbincangkan oleh kedua nabi besar itu kepada Yesus, namun kedatangan mereka tentu berhubungan dengan tujuan kehadiran Yesus di dunia sekaligus memberi penguatan kepada Yesus. Kedua nabi ini menyadari bahwa semua yang mereka inginkan, rindukan, nanti-nantikan di masa lalu ada di dalam diri Tuhan Yesus. Penggenapan Taurat, penggenapan nubuatan tentang datangnya Mesias, tentang penebusan semuanya ada dalam Kristus.
Kedua nabi itu adalah 2 tokoh besar yang sudah barang tentu menjadi tokoh besar dalam sejarah perjalanan kehidupan dan iman bangsa Israel. Musa dipakai Tuhan untuk membawa bangsa itu keluar dari tanah Mesir serta mengadakan berbagai keajaiban. Dia juga yang Tuhan percayakan memberi hukum Taurat kepada bangsa itu. Sementara nabi Elia yang karena kesetiaan dan hidup bergaul dengan Tuhan maka dia diangkat Tuhan tanpa mengalami kematian. Peristiwa mencengangkan itu sekaligus menegaskan pengakuan Petrus bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup, Ia adalah penggenapan seluruh kitab nabi-nabi dan juga penggenapan seluruh janji Allah.

Ø  Bersukacita karena kehadiran Tuhan
Ketiga murid Yesus yang menyaksikan peristiwa itu dengan langsung tentu terperangah, terkejut dan terkagum-kagum. Selama ini mereka hanya mendengar dari kitab suci mengenai kedua nabi itu, namun sekarang mereka bisa melihatnya langsung sedang berbicara dengan Tuhan Yesus di dalam kemuliaan. Maka tampillah Petrus mewakili rekan-rekannya berkata kepada Tuhan Yesus: “Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia”.
Bahagia yang dialami dan dirasakan oleh ketiga murid kesayangan Yesus itu adalah bahagia yang penuh sukacita, suasana hati dan jiwa yang tenang, teduh. Untuk itulah Petrus meminta ijin kepada Yesus untuk mendirikan kemah bagi Musa, Elia dan Yesus. Tentu saja kemah yang dimaksudkan Petrus bukan kemah tenda seperti yang biasa dipakai orang-orang, karena mereka tidak membawa peralatan untuk mendirikan tenda. Namun kemah yang dimaksud adalah kemah suci "Tabernakel". Dalam perikop ini Tabernakel ini biasa terbuat dari daun Kurma/ palem (seperti pelepah kelapa). Tabernakel ini biasa adalah tempat orang-orang suci, sehingga Petrus merasa bahwa kedua nabi itu perlu tinggal lebih lama lagi bersama Yesus dan tinggal bersama mereka.
Ø  Tugas orang percaya adalah Mendengarkan Tuhan Yesus
Ketika Petrus sedang berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia.” Ini adalah suara Allah. Kekaguman ketiga murid itu ternyata tidak hanya sebatas menyaksikan dengan langsung kedua nabi besar itu. Lebih daripada itu, kembali Tuhan menunjukkan kemuliaan-Nya dengan hadir ke tengah-tengah mereka melalui awan dan suara berfirman ke tengah-tengah mereka. Kehadiran Allah bisaanya dinyatakan melalui kehadiran awan. Dan kalimat yang diucapkan oleh suara ini sama ketika Tuhan Yesus dibaptiskan yaitu: “inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan” (Matius 3:17). Hal ini menunjukkan bahwa Allah Bapa setuju dengan Misi Allah Anak untuk menebus manusia di atas kayu salib. Namun lebih jelas lagi Allah katakan,"Dengarkanlah Dia". Itu artinya Allah semakin mempertegas keberadaan dan ketuhanan Yesus sebagai Juruselamat. Kata dengarkan berarti mengikuti dan melakukan setiap apa yang Yesus katakan kepada pengikut-Nya. Mendengar suara itu, tersungkurlah murid-murid Yesus. Mereka sangat ketakutan. Mereka baru berani mengangkat kepalanya, setelah Yesus datang menyentuh mereka sambil berkata: “berdirilah, jangan takut”. Lalu mereka melihat hanya Yesus seorang diri, Musa dan Elia telah naik terangkat dalam awan itu. Yesus pun sudah kembali biasa.
Pada waktu menuruni gunung itu mereka tidak bercakap-cakap. Nampaknya apa yang baru saja mereka alami masih terngiang, sehingga mereka tidak mampu mengucapkan sepatah katapun. Mungkin dalam hati masing-masing mereka tidak sabar lagi untuk menceritakan kepada murid lainnya tentang apa yang baru saja mereka alami dan saksikan.Namun Yesus mengingatkan mereka bertiga,Jangan kamu ceritakan penglihatan itu kepada seorang pun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati. Yesus berbicara lagi tentang kematianNya. Itulah kedua kalinya Ia berbicara begitu jelas tentang perkara itu.
Melalui peristiwa ini, setidaknya ada 2 hal yang perlu kita pahami :
  1. Dorongan dan Penguatan bagi Yesus
Dalam perikop ini jelas sekali bahwa Yesus begitu bergumul untuk menghadapi penderitaan yang akan dialaminya. Untuk itulah Allah mengutus Musa dan Elia untuk memberi kekuatan bagi Yesus untuk menghadapi salib dan penderitaan yang ada di depan-Nya.
  1. Deklarasi Penebusan.
Dihadapan ketiga murid yang dikasihi-Nya, Dia menyatakan bahwa untuk menggenapi karya penebusan, Dia akan menjalani penderitaan dan kematian, namun akan bangkit dan mereka tidak boleh menceritakan peristiwa yang mereka saksikan itu sebelum Yesus mengalahkan penderitaan itu.
  1. Proklamasi Ketuhanan Yesus
Dalam kemanusiaan-Nya kembali Allah memprokamirkan bahwa Yesus adalah benar-benar Anak yang dikasihi-Nya. Dan setiap orang yang menginginkan keselamatan harus mendengarkan, patuh dan melakukan setiap perintah-Nya. Dalam nats inilah Allah semakin mempertegas bahwa Yesus adalah benar-benar Anak Allah dan hanya melalui Dialah keselamatan itu akan tergenapi.

III.          Aplikasi
ü  Yesus 6 hari melakukan pelayanan dan melalui pelayanan-Nya Dia menyenangkan Tuhan dan membawa berkat kepada manusia. Dan hari ketujuh, Dia datang kepada Tuhan ke tempat khusus, bersama orang khusus dan memberikan waktu yang khusus untuk bersekutu dengan Bapa-Nya di sorga, serta memohon kekuatan. Saat ini banyak orang yang mengaku Kristen namun tidak mampu membuktikannya melalui hubungan yang baik dengan Tuhan. Ada banyak orang Kristen yang mengabaikan waktu, tempat dan suasana yang khusus untuk Tuhan.
ü  Sama seperti Petrus, Yohanes dan Yakobus yang adalah orang pilihan, kita juga adalah orang-orang pilihan Tuhan yang hendak dipakai-Nya menyaksikan karya Tuhan. Dan sampai saat ini telah banyak anugerah Tuhan yang kita terima. Apakah masih ada alasan bagi kita untuk tidak berbahagia.? Petrus dan kedua murid Yesus sangat bahagia melihat anugerah Tuhan dan ingin mendirikan Tabernakel bagi nabi pilihan Tuhan dan untuk Yesus. Saat ini, Tuhan menginginkan hal itu kita lakukan sebagai bukti kita telah melihat karya Tuhan. Siapkah kita menjadikan hati kita menjadi Tabernakel, yaitu bait Allah yang suci.?
ü  Dalam nats ini, Allah telah memproklamasikan untuk kedua kalinya bahwa Yesus adalah Anak-Nya yang dikasihi. Dan hanya kepada-Nyalah kita percaya dan hendaklah kita mendengarkan dan melakukan perintah-Nya. Berdirilah, jangan takut untuk membuktikan untuk melakukan perintah Tuhan. Hendaklah kita lebih takut kepada Tuhan yang mengutus kita seperti murid Yesus yang takut dan sujud di hadapan Tuhan daripada takut kepada manusia. Jangan pernah ragu untuk membuktikan bahwa kita adalah orang percaya yang telah ditebus dan pewaris dalam Kerajaan Tuhan itu. Amin.


C.Pdt. Polma Hutasoit, S.Th

Tidak ada komentar:

Posting Komentar