KERANGKA SERMON EVANGELIUM MINGGU 2 Maret 2014
MINGGU
ESTOMIHI
Ev : Matius 17 : 1 – 9 Ep
: Keluaran 24 : 12 – 18
Berdirilah,
Jangan Takut.
I.
Pendahuluan
Tujuan Matius
menulis Injil ini ialah (1) untuk memberikan kepada pembacanya kisah tentang
kehidupan Yesus, (2) untuk menyakinkan pembacanya bahwa Yesus adalah Anak Allah
dan Mesias yang dinubuatkan oleh Nabi PL, yang sudah lama dinantikan, (3) untuk
menunjukkan bahwa Kerajaan Allah dinyatakan di dalam dan melalui Yesus Kristus
dalam cara yang belum pernah terjadi sebelumnya. Matius ingin sekali agar
pembaca suratnya memahami bahwa hampir semua orang Israel menolak Yesus dan
kerajaanNya. Mereka tidak mau percaya karena Ia datang sebagai Mesias yang
rohani dan bukan sebagai Mesias yang politis. Dan hanya pada akhir zaman Yesus
akan datang dalam kemuliaanNya sebagai Raja segala raja untuk menghakimi dan
memerintah semua bangsa. Dan berhubungan dengan tujuan Matius menulis suratnya
tersebut, kita akan melihat bagaimana nats khotbah minggu ini berbicara tentang
kemuliaan Allah yang diperlihatkan kepada murid-murid Yesus.
II.
Penjelasan Nats
Enam hari kemudian Yesus
membawa tiga murid-Nya, yaitu Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya pergi ke
sebuah gunung yang tinggi. Enam hari kemudian dihitung setelah pengakuan Petrus
bahwa Yesus adalah “Mesias, Anak Allah yang hidup” (Mat. 16:13-20). Sehingga hari
ketujuh Yesus berhenti karena tentu itu adalah hari Sabat hari khusus dan
spesial untuk memuliakan Tuhan dan berdoa mohon kekuatan sebagai persiapan
menghadapi salib dan penderitaan. Mengapa Yesus harus membawa 3 orang untuk
menemani Dia naik ke atas Gunung.? Tentu Yesus tidak sembarangan membawa
mereka, tentu tidak lepas dari tradisi Yahudi. Suatu kejadian akan sah jika
disaksikan oleh 3 orang. Jadi melalui kejadian ini apa yang terjadi di atas
gunung adalah fakta yang tidak dapat disangkal oleh siapapun. Mereka bertigalah
yang juga dibawa Yesus ketika menghidupkan anak peremuan Yairus. Sementara
gunung tempat Yesus berdoa adalah Gunung Tabor. Meskipun ada yang mengatakan
bahwa gunung itu adalah Gunung Hermon, namun para ahli lebih setuju bahwa
Gunung itu adalah Gunung Tabor, karena gunung itu yang lebih dekat dengan
Galilea dan Kapernaum. Jadi sesuai dengan teks dikatakan bahwa Yesus dan
murid-murid melewati Galilea dan sampai ke kota Kapernaum (Mat. 17:22, 24;
Mark. 9:30,33). Di atas gunung itulah Yesus
berdoa meminta kekuatan baru untuk
melanjutkan pekerjaanNya. Dalam Injil lain, dikatakan bahwa murid-murid-Nya mencoba ikut berdoa, tetapi
mereka mengantukdan tertidur. Akan tetapi,
mereka terbangun karena
mendengar suara-suara. Mereka tersadar bahwa ternyata bukan mereka saja yang
ada di atas gunung itu.
Ø Allah Bapa menguatkan Yesus dengan mengutus Nabi Besar
Yang pertama tampak kepada mereka ialah kemuliaan Tuhan dalam diri
Yesus, wajah-Nya bersinar seperti matahari,
pakaian-Nya putih
seperti cahaya. Menurut Lukas, peristiwa itu
terjadi ketika Yesus berdoa, di mana dalam
berdoa itu, Ia sangat dekat kepada Allah, sehingga wajah-Nya memantulkan cahaya Allah,
seperti dulu muka Musa bercahaya (Kel. 34:30). Perubahan
ini merupakan simbol kemuliaan, kekudusan dan kesucian sorgawi. Biasanya
kemuliaan dan kebesaran Yesus terbungkus dalam selaput kesederhanaan. Dan
bersama Yesus ada Musa dan Elia.
Apakah yang dibicarakan oleh kedua orang hebat itu dengan Tuhan Yesus? Meskipun ketiga murid itu
tidak mendengar apa yang diperbincangkan oleh
kedua nabi besar itu kepada Yesus, namun kedatangan mereka tentu berhubungan
dengan tujuan kehadiran Yesus di dunia
sekaligus memberi penguatan kepada Yesus. Kedua nabi ini menyadari bahwa semua yang mereka
inginkan, rindukan, nanti-nantikan di masa lalu ada di dalam diri Tuhan Yesus.
Penggenapan Taurat, penggenapan nubuatan tentang datangnya Mesias, tentang
penebusan semuanya ada dalam Kristus.
Kedua nabi itu adalah 2 tokoh besar yang sudah barang tentu menjadi tokoh
besar dalam sejarah perjalanan kehidupan dan iman bangsa Israel. Musa dipakai
Tuhan untuk membawa bangsa itu keluar dari tanah Mesir serta mengadakan
berbagai keajaiban. Dia juga yang Tuhan percayakan memberi hukum Taurat kepada
bangsa itu. Sementara nabi Elia yang karena kesetiaan dan hidup bergaul dengan
Tuhan maka dia diangkat Tuhan tanpa mengalami kematian. Peristiwa mencengangkan
itu sekaligus menegaskan pengakuan Petrus bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah
yang hidup, Ia adalah penggenapan seluruh kitab nabi-nabi dan juga penggenapan
seluruh janji Allah.
Ø Bersukacita
karena kehadiran Tuhan
Ketiga murid Yesus yang menyaksikan peristiwa itu dengan langsung tentu terperangah, terkejut dan terkagum-kagum. Selama ini
mereka hanya mendengar dari kitab suci mengenai kedua nabi
itu, namun sekarang mereka bisa melihatnya langsung sedang berbicara dengan Tuhan Yesus di dalam
kemuliaan. Maka
tampillah Petrus mewakili rekan-rekannya berkata kepada Tuhan Yesus: “Tuhan, betapa bahagianya kami
berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah,
satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia”.
Bahagia yang dialami dan
dirasakan oleh ketiga murid kesayangan Yesus itu adalah bahagia yang penuh
sukacita, suasana hati dan jiwa yang tenang, teduh. Untuk itulah Petrus meminta
ijin kepada Yesus untuk mendirikan kemah bagi Musa, Elia dan Yesus. Tentu saja
kemah yang dimaksudkan Petrus bukan kemah tenda seperti yang biasa dipakai
orang-orang, karena mereka tidak membawa peralatan untuk mendirikan tenda.
Namun kemah yang dimaksud adalah kemah suci "Tabernakel". Dalam perikop ini Tabernakel ini biasa
terbuat dari daun Kurma/ palem (seperti pelepah kelapa). Tabernakel ini biasa
adalah tempat orang-orang suci, sehingga Petrus merasa bahwa kedua nabi itu
perlu tinggal lebih lama lagi bersama Yesus dan tinggal bersama mereka.
Ø Tugas orang percaya adalah
Mendengarkan Tuhan Yesus
Ketika Petrus sedang berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan
dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: “Inilah Anak yang Kukasihi,
kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia.” Ini adalah suara Allah. Kekaguman ketiga murid itu
ternyata tidak hanya sebatas menyaksikan dengan langsung kedua nabi besar itu.
Lebih daripada itu, kembali Tuhan menunjukkan kemuliaan-Nya dengan hadir ke
tengah-tengah mereka melalui awan dan suara berfirman ke tengah-tengah mereka. Kehadiran Allah bisaanya dinyatakan
melalui kehadiran awan. Dan kalimat yang diucapkan oleh suara ini sama ketika
Tuhan Yesus dibaptiskan yaitu: “inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan” (Matius 3:17). Hal ini menunjukkan bahwa Allah Bapa
setuju dengan Misi Allah Anak untuk menebus manusia di atas kayu salib. Namun lebih jelas lagi Allah
katakan,"Dengarkanlah Dia". Itu artinya Allah semakin
mempertegas keberadaan dan ketuhanan Yesus sebagai Juruselamat. Kata dengarkan
berarti mengikuti dan melakukan setiap apa yang Yesus katakan kepada
pengikut-Nya. Mendengar suara itu,
tersungkurlah murid-murid Yesus. Mereka sangat ketakutan. Mereka baru berani
mengangkat kepalanya, setelah Yesus datang menyentuh mereka sambil berkata:
“berdirilah, jangan takut”. Lalu mereka melihat hanya Yesus seorang diri, Musa
dan Elia telah naik terangkat dalam awan itu. Yesus pun sudah kembali biasa.
Pada waktu menuruni gunung itu
mereka tidak bercakap-cakap. Nampaknya apa yang baru saja mereka alami masih
terngiang, sehingga mereka tidak mampu mengucapkan sepatah katapun. Mungkin
dalam hati masing-masing mereka tidak sabar
lagi untuk menceritakan kepada murid lainnya tentang apa yang baru saja mereka
alami dan saksikan.Namun
Yesus mengingatkan
mereka bertiga,“Jangan kamu ceritakan penglihatan itu kepada
seorang pun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati”. Yesus berbicara lagi tentang
kematianNya. Itulah kedua kalinya Ia berbicara begitu jelas tentang perkara
itu.
Melalui peristiwa ini, setidaknya ada 2 hal yang perlu kita pahami :
- Dorongan dan Penguatan
bagi Yesus
Dalam perikop ini jelas sekali bahwa Yesus begitu bergumul untuk menghadapi
penderitaan yang akan dialaminya. Untuk itulah
Allah mengutus Musa dan Elia untuk memberi kekuatan bagi Yesus untuk menghadapi
salib dan penderitaan yang ada di depan-Nya.
- Deklarasi Penebusan.
Dihadapan ketiga murid yang dikasihi-Nya, Dia menyatakan bahwa untuk menggenapi karya
penebusan, Dia akan menjalani penderitaan dan kematian, namun akan bangkit dan
mereka tidak boleh menceritakan peristiwa yang mereka saksikan itu sebelum
Yesus mengalahkan penderitaan itu.
- Proklamasi Ketuhanan Yesus
Dalam
kemanusiaan-Nya kembali Allah memprokamirkan bahwa Yesus adalah benar-benar
Anak yang dikasihi-Nya. Dan setiap orang yang menginginkan keselamatan harus
mendengarkan, patuh dan melakukan setiap perintah-Nya. Dalam nats inilah Allah
semakin mempertegas bahwa Yesus adalah benar-benar Anak Allah dan hanya melalui
Dialah keselamatan itu akan tergenapi.
III.
Aplikasi
ü Yesus 6 hari melakukan pelayanan dan melalui
pelayanan-Nya Dia menyenangkan Tuhan dan membawa berkat kepada manusia. Dan
hari ketujuh, Dia datang kepada Tuhan ke tempat khusus, bersama orang khusus
dan memberikan waktu yang khusus untuk bersekutu dengan Bapa-Nya di sorga,
serta memohon kekuatan. Saat ini banyak orang yang mengaku Kristen namun tidak mampu membuktikannya
melalui hubungan yang baik dengan Tuhan. Ada banyak orang Kristen
yang mengabaikan waktu, tempat dan suasana yang khusus untuk Tuhan.
ü Sama seperti Petrus, Yohanes dan
Yakobus yang adalah orang pilihan, kita juga adalah orang-orang pilihan Tuhan yang
hendak dipakai-Nya menyaksikan karya Tuhan. Dan sampai saat ini telah banyak
anugerah Tuhan yang kita terima. Apakah masih ada alasan bagi kita untuk tidak
berbahagia.? Petrus dan kedua murid Yesus sangat bahagia melihat anugerah Tuhan
dan ingin mendirikan Tabernakel bagi nabi pilihan Tuhan dan untuk Yesus. Saat
ini, Tuhan menginginkan hal itu kita lakukan sebagai bukti kita telah melihat
karya Tuhan. Siapkah kita menjadikan hati kita menjadi Tabernakel, yaitu bait
Allah yang suci.?
ü Dalam nats ini, Allah telah
memproklamasikan untuk kedua kalinya bahwa Yesus adalah Anak-Nya yang dikasihi.
Dan hanya kepada-Nyalah kita percaya dan hendaklah kita mendengarkan dan
melakukan perintah-Nya. Berdirilah, jangan takut untuk membuktikan untuk
melakukan perintah Tuhan. Hendaklah kita lebih takut kepada Tuhan yang mengutus
kita seperti murid Yesus yang takut dan sujud di hadapan Tuhan daripada takut
kepada manusia. Jangan pernah ragu untuk membuktikan bahwa kita adalah orang
percaya yang telah ditebus dan pewaris dalam Kerajaan Tuhan itu. Amin.
C.Pdt. Polma Hutasoit, S.Th
Tidak ada komentar:
Posting Komentar