Kamis, 30 Juli 2015

Matius 10 : 16 – 22 "Roh Allah Memberi Kekuatan untuk Bersaksi"

KERANGKA  SERMON EVANGELIUM MINGGU 23 JUNI 2013
MINGGU IV SETELAH TRINITATIS (Ketritunggalan Allah/ Hasitolusadaon ni TUHAN)
Roh Allah Memberi Kekuatan untuk Bersaksi
Ev : Matius 10 : 16 – 22                                                        Ep : Galatia 4 : 4 – 9

I.                Pendahuluan
«        Matius pasal 10 berisi 4 pokok penting, yaitu : Pertama, berisi tentang pemanggilan ke-12 murid (10:1 – 4). Kedua, pengutusan ke-12 rasul (10:6 – 8). Ketiga, pemberitahuan tentang tantangan yang akan dihadapi para pengikut Yesus dalam menyampaikan Injil (10:16 – 32). Keempat, Bagaimana mengikut Yesus (10:34-42). Khusus dalam nats Matius 10:16 – 22 ini, Yesus menjelaskan tentang pelbagai tantangan yang akan dihadapi para pengikut Yesus di tempat mereka mengadakan pelayanan. Yesus mempersiapkan para muridNya untuk menyampaikan kabar sukacita ke sekitar Galilea yang pada saat itu dikuasai oleh Pemerintahan Romawi yang juga mengontrol kegiatan keagamaan mereka. Yesus mengingatkan para muridNya bahwa yang menjadi penghalang mereka tidak hanya para penguasa, namun juga para tokoh agama yang pro terhadap pemerintah dan bahkan keluarga mereka sendiri.

II.             Penjelasan Nats
Ø  Tantangan Mengikut Yesus (Ay. 16 – 18)
Pengutusan para pengikut Yesus dalam mengabarkan kabar sukacita bukanlah pekerjaan mudah. Yesus mengumpamakan mereka seperti domba yang diutus ke tengah-tengah serigala. Dapat diartikan bahwa mereka tidak memiliki perlindungan secara hukum kenegaraan maupun hukum agama. Sama artinya dengan mereka harus berani mempertaruhkan nyawa mereka dalam pelayanan. Perkataan Yesus merupakan tanda bahwa mengikut Kristus harus siap menghadapi setiap tantangan yang datang menghadang.
Yesus mengumpamakan mereka seperti domba di tengah-tengah serigala. Kita tahu bahwa domba adalah hewan yang lemah, sementara serigala merupakan hewan pemangsa yang buas. Bagaimana mungkin seekor domba lemah dapat bergaul dan bergabung dengan kumpulan serigala buas yang kelaparan? Jangankan untuk bergabung, hanya mendekat sajapun mungkin dia sudah dimangsa. Yesus mengingatkan bahwa yang menjadi serigala itu adalah:
1.      Negara/ Pemerintah.
Kemayoritasan agama Yahudi di Galilea dan sekitarnya menjadi alasan utama pemerintahan Romawi menolak ada agama/ ajaran baru. Agama Yahudi pasti akan melakukan aksi protes jika pemerintah mengakui dan menerima ajaran baru di tengah-tengah mereka. Jika hal ini terjadi, maka secara politik dan ekonomi mereka akan mengalami masalah bahkan kerugian. Seperti kita ketahui bahwa pemerintahan Romawi memiliki “hubungan baik” dengan para tokoh agama Yahudi. Maka jika pemerintah Romawi tahu perbuatan para pengikut Kristus, maka mereka akan digiring ke muka para penguasa-penguasa dan raja-raja untuk dihakimi.
2.      Tokoh Agama dan agama mayoritas
Ternyata zaman Yesus agama mayoritas juga telah menjadi tantangan besar. Mereka tidak terima kehadiran ajaran baru. Agama Yahudi sebagai agama mayoritas pada masa itu bahkan mengklaim bahwa agama merekalah yang paling benar dan merekalah umat pilihan Allah. Di luar mereka/ kepercayaan mereka adalah kafir dan berdosa. Bahkan Yesus mengatakan dengan jelas bahwa mereka akan disesah di rumah-rumah ibadat karena dianggap sebagai pembawa ajaran yang melawan Allah dan menghina adat Yahudi. Pergumulan yang sama juga masih dihadapi oleh para pengikut Yesus hingga saat ini oleh beberapa agama mayoritas. Yang menjadi tantangan berat adalah larangan beribadah dan mendirikan rumah ibadah.
3.      Keluarga Sendiri
Bukan sesuatu yang mengejutkan lagi ketika kita mendengar ada orang yang dibenci anggota keluarganya karena memilih untuk mengikut Yesus. Hal yang sama pastilah juga dialami oleh para pengikut Yesus. Banyak diantara mereka yang beragama Yahudi memilih untuk mengikut Yesus, maka bisa saja mereka akan dibenci oleh keluarganya bahkan dikucilkan dari keluarga mereka.
Meskipun mengikut Yesus banyak tantangannya, akan tetapi Yesus tidak ingin para pengikutnya “mati konyol” dalam melayani. Dia mengajar agar mereka pandai memposisikan diri. Cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Kita sudah mengetahui bagaimana kecerdikan ular dalam memanfaatkan situasi dan kesempatan. Jadi cerdik yang dimaksudkan Yesus bukan berarti para pengikutNya harus menipu orang-orang. Namun bagaimana supaya Injil sampai ke tengah-tengah orang banyak tanpa menimbulkan masalah besar. Berarti mereka harus mampu beradaptasi dengan lingkungan dan berbaur dengan mereka sehingga para pengikutNya bisa menerapkan ajaran Yesus melalui tindakan kasih, saling menolong dengan penuh ketulusan. Inilah alasan mengapa Yesus juga mengatakan agar mereka memiliki hati setulus merpati. Merpati terkenal dengan kesetiaan, ketulusannya serta kesuciannya, dan merpati juga dilambangkan sebagai Roh Kudus (bd. Mat. 3:16; Luk. 3:22). Yesus ingin agar mereka lebih dulu melakukan dan menghidupi kabar sukacita itu, sehingga orang dapat meneladaninya dan mereka dapat diterima di tempat dimana mereka melayani.

Ø  Jangan Kuatir, Roh Tuhan yang Menolong dan Menyertai kita(Ay. 19 – 22)
Perkataan Yesus pasti menimbulkan dilema di tengah-tengah para pengikutNya. Mereka pasti menyadari bahwa berani membawa Injil berarti harus siap mati martir. Mereka bahkan harus siap dikucilkan dari keluarga. Menjadi pengikut Kristus harus siap menyangkal diri (Mat. 16:24; Mark. 8:34; Luk. 9:23). Yesus memang telah menyuarakan tantangan dan rintangan yang akan dihadapi oleh para pengikutNya dalam memberitakan Injil. Namun bukan berarti Yesus lepas tangan dan membiarkan mereka pergi begitu saja. Tetapi Dia juga memberi motivasi dan membakar semangat mereka dalam melayani. Yesus menguatkan mereka lewat firmanNya, “Jangan kuatir akan bagaimana dan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu”. Salah satu sifat yang pasti dimiliki oleh setiap manusia adalah rasa kuatir dan takut ketika berada dalam masalah. Bahkan tidak sedikit orang sudah dihantui rasa kuatir padalah dia belum melakukan apa-apa. Apalagi ketika Yesus sudah menerangkan tantangan yang akan mereka hadapi. Pastilah rasa kuatir mereka timbul, atau mungkin saja ada yang mundur dan belum siap untuk bermisi. Belum lagi mereka harus berhadapan dengan anggota keluarga mereka. Bisa saja justru anggota keluarga mereka yang melaporkan/ membawa mereka ke pengadilan agama karena menyimpang dari ajaran Yahudi. Namun Yesus meyakinkan mereka bahwa Roh Tuhan yang akan memberi mereka hikmat dan kesanggupan untuk memberitakan kebenaran Injil. Karena itulah karya Roh Kudus. Dia yang memampukan para pengikut Yesus dalam bersaksi dan melayani di tempat dimana mereka berada. Perkataan Yesus ini merupakan penghiburan, berkat sekaligus sebagai jaminan bagi yang benar-benar percaya kepadaNya. Suatu jaminan bagi setiap orang yang percaya dan hidup dalam kebenaran firmanNya maka akan menjadi anak Allah dan menjadi pewaris sorga (Mat. 19:21; Rom. 8:14&18).

III.          Aplikasi
ü  Sesudah Yesus terangkat ke sorga, semakin banyak yang percaya kepadaNya melalui kesaksian para pengikut Yesus yang telah menyaksikan dan merasakan secara langsung pelayanan Yesus. Namun bukan berarti perjalanan mereka lancar dan mulus. Dalam pengabaran Injil, mereka bagaikan menjalani jalan yang dipenuhi kerikil tajam. Tidak sedikit yang kehilangan nyawa dan tidak sedikit yang murtad karena tidak tahan dengan penderitaan. Tantangan dan penderitaan yang dialami oleh para pengikut Kristus sangat menyedihkan bahkan sadis. Banyak yang dibakar, disalibkan, dipenggal, di adu dengan singa yang lapar, dimasukkan ke dalam kuali besar berisi air mendidih/ minyak goreng mendidih. Namun “Semakin dibabat, semakin merambat”. Roh Kudus tetap bekerja untuk menguatkan dan memampukan yang setia kepada Tuhan dan memakai mereka menjadi alat Tuhan membawa kebenaran Injil sampai ke seluruh penjuru dunia. Perjuangan orang Kristen yang tetap setia kepada Tuhan membawa banyak berkah bagi kita. Meskipun masih banyak tantangan dalam peribadahan, namun tantangan itu tidak seberat yang dihadapi para murid Yesus.
ü  Saat ini kita juga melihat dan merasa bahwa masih banyak tantangan yang kita hadapi ketika kita memutuskan mengikut jalan Yesus. Baik tantangan dari segi pekerjaan, segi keagamaan, maupun dalam keluarga. Nats ini mengajar kita agar bisa menjadi orang yang cerdik (bukan untuk menipu), yaitu mampu menggunakan kesempatan dan situasi dengan baik dan benar. Ketika ada masalah, ada kalanya kita harus diam, tenang, atau bahkan menyingkir untuk sementara waktu. Dan ketika ada kesempatan/ peluang, maka pada saat itulah kita menunjukkan identitas seorang Kristen yang senantiasa berhikmat dan membawa kasih, kedamaian dan ketenangan. Dalam hal ini kita telah menunjukkan bagaimana seorang yang cerdik berhati tulus pembawa berkat dan kedamaian.
ü  Kecerdikan yang diberikan tersebut haruslah dirangkai dengan kata ketulusan. Artinya ketika kita hanya mengandalkan kecerdikan maka kita cenderung mengandalkan diri sendiri/kemampuan bahkan ke “aku” an kita yang berdampak kepada kegagalan missi yang harus kita lakukan. Ketulusan dihubungkan dengan pengakuan yang berhubungan juga dengan menempatkan posisi Allah menjadi yang utama. Kita harus menyadari bahwa melakukan kehendak Allah berarti pekerjaan Allahlah yang kita lakukan yang tentu saja kemuliaan itu adalah milik Allah. Ketika kita melakukan kehendak Allah maka disanalah kemegahan kita. Yesus mengatakan agar kita tidak perlu kuatir untuk itu. Sebaliknya Ketulusan tanpa kecerdikan adalah Kenaifan dan Kepicikan yang akan membuat kita menjadi korban yang sia-sia. Yang Yesus Kehendaki dalam hidup orang percaya adalah menjadi domba di tengah serigala. Mungkin kecil dan lemah tapi pantang menyerah!!. Jujur,dan rendah hati tapi tidak rendah diri. Slalu siap untuk mengalah dimana perlu, tapi bukan karena dikuasai perasaan kalah.
ü  Bagaimana caranya agar kita mampu menjadi orang yang cerdik dan berhati tulus dalam mengatasi pergumulan dan kekuatiran kita.? Filipi 4:6, “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur”. Yakinlah bukan kita lagi yang berkuasa atas pergumulan dan kekuatiran kita tersebut, melainkan Roh Kudus yang memampukan kita untuk mengatasi setiap pergumulan dan kekuatiran kita. Untuk itu, tidak ada alasan kita untuk meragukan kuasa Tuhan dalam hidup kita. Milikilah iman yang tahan uji. Dan jadikanlah setiap tantangan dan ujian iman menjadi peluang memperteguh iman dak kepercayaan kepada Kristus Yesus. Tuhan Yesus memberkati. Amin.


C. Pdt. Polma Hutasoit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar