KERANGKA
SERMON EVANGELIUM MINGGU 5 Oktober 2014
Minggu XVI
Setelah Trinitatis (Ketritunggalan ALLAH/
Hasitolusadaan Ni TUHAN)
Ev : Yesaya
5 : 1 – 7 Ep : Filipi 3 : 4b
– 14 S. Patik : 1 Korintus 7 : 17
Kita Adalah Kebun Anggur Tuhan
I.
Pendahuluan
“Yesaya” berarti “Tuhan adalah keselamatan.
Yesaya adalah seorang nabi, bukan semata-mata seorang pengkhotbah dan Kitab
Yesaya merupakan buku nubuatan, bukan hanya buku sejarah. Yesaya tidak hanya
mampu menganalisis keadaan, tetapi juga mempunyai banyak visi. Nubuatan
mengatakan bahwa ada Allah yang mengetahui hari depan dan yang mengungkapkan
sebagian rencana-Nya kepada para nabi. Waktu Yesaya mulai bekerja, Israel
sedang berada di ambang kehancuran. Dalam tahun 722 sebelum Masehi kerajaan
utara dengan kesepuluh sukunya dikalahkan oleh bangsa Asyur (2Ra 17). Tetapi
kerajaan selatan, Yehuda, sedang menuju nasib yang sama. Secara sosial, politis
mereka sudah rusak, demikian juga iman percaya mereka.
Bab 5 Kitab Yesaya dibuka dengan nyanyian
tentang kebun anggur. Nyanyian ini dinyanyikan pada saat
bangsa Israel sedang berkumpul pada perayaan Pondok Daun akhir masa penuaian.
Nyanyian ini mengungkapkan
perasaan Tuhan ketika umatnya tetap kerasa kepala dalam dosa. Tuhan telah
berusaha membuat dan memberikan yang terbaik bagi Israel, namun mereka merespon
tindakan Tuhan dengan perlawanan dan kejahatan, sehingga Allah marah kepada
mereka.
II.
Penjelasan
Nats
1. Bangsa Israel Tidak Mampu Menunjukkan Kualitas Hidup yang Benar (ay. 1 – 2)
Yesaya 5 : 1 – 7 ini merupakan nyanyian nabi Yesaya untuk menyuarakan bagaimana perasaan
Allah melihat tingkah laku bangsa-Nya. Nyanyian ini diawali Nabi Yesaya dengan memperkenalkan hubungannya yang akrab dengan Allah dengan menyebut-Nya sebagai “Kekasihku” yang
memiliki sebuah kebun anggur yang terletak
di lereng bukit yang subur. Kebun anggur di lereng bukit yang subur berarti Allah
yang mengasihi umat-Nya tidak memberi separuh-separuh. Dia
memberi sepenuhnya secara berlimpah. Subur selalu bermakna kelimpahan. Penuh
berkat dan tak pernah kekurangan. Tanah yang subur itu
diolah dengan sangat baik oleh pemiliknya, Ia mencangkulnya serta membuang
bebatuan yang ada di lahan itu agar batu-batu itu tidak menghimpit akar pokok
anggur yang akan ditanamnya. Setelah proses penggemburan tanah dilakukan, maka
si Pemilik tanah itu menanam benih anggur
pilihan/ bibit unggul. Tidak sampai disitu, si
Pemilik tanah itu juga membangun sebuah menara sebagai tempat untuk menjaga dan
mengawasi lahan itu hingga nantinya menghasilkan buah. Disana pengawas dapat
menjaga kebun dari gangguan hewan-hewan perusak atau maling yang ingin mencuri.
Si Pemilik juga telah menggali lobang untuk tempat pemerasan buah anggur itu
nantinya ketika tiba saatnya untuk panen. Pemilik kebun benar-benar
mempersiapkan segala yang terbaik agar kebunnya bisa menghasilkan buah yang
unggul, rasanya manis dan memiliki kualitas yang terbaik. Namun ketika tiba
musim panen, kebun itu membuat si Pemilik kecewa, bahkan marah karena buah yang
dihasilkan rasanya asam, sama seperti buah anggur liar yang tumbuh di hutan.
Ini merupakan gambaran hidup orang Israel masa itu. Kekasih yang dimaksud
Yesaya, yaitu Pemilik kebung anggur itu adalah Tuhan, sementara kebun anggur
itu adalah orang Israel. Sementara anggur adalah buah kehidupan bangsa itu.
Tuhan telah menyiapkan segala sesuatu untuk kebahagiaan bangsa pilihan-Nya itu.
Tuhan ingin bangsa itu benar-benar mampu membuktikan identitas mereka sebagai
bangsa pilihan Tuhan, yaitu dengan pola hidup yang benar di hadapan Tuhan dan
sesama manusia. Hidup dalam kasih dan persaudaraan. Namun, sebaliknya, bangsa
itu malah hidup dalam kebrorokan iman, pemberontakan kepada Allah, penyembahan
berhala dan hidup dalam kesombongan. Kualitas hidup mereka digambarkan seperti
buah anggur liar yang tumbuh di hutan yang tidak pernah disentuh oleh
orang-orang karena rasanya yang sama sekali tidak enak.
2. Hukuman Untuk Ketidakpatuhan Israel Kepada Allah (ay. 3 – 7)
Melalui
Yesaya, Allah memberikan pertanyaan untuk menggugah bangsa Israel. Sebutan, “hai penduduk Yerusalem, dan orang Yehuda” menunjuk
kepada semua orang Israel dan Yehuda yang sedang berhimpun mendengar pada
perayaan Pondok Daun, pada masa penuaian. Melalui Yesaya, Allah mengungkapkan
kekecewaan-Nya kepada bangsa itu. Allah telah memberikan yang terbaik bagi
bangsa itu (kebun anggur-Nya). Ia memberikan para nabi, nabi maupun imam untuk
menjaga kerohanian mereka dan mengawasi pola hidup mereka agar tetap memiliki
kualitas hidup sesuai dengan yang Tuhan inginkan, tapi mereka membalas dengan perlakuan
yang bertolak belakang dengan yang Tuhan inginkan. Mereka mengabaikan perkataan
para penjaga, sementara ada juga penjaga yang tidak melakukan tugasnya sehingga
bangsa itu jatuh ke dalam dosa.
Kelakuan
bangsa yang melawan arus dan ajaran Tuhan itu mendatangkan akibat yang setimpal
bagi mereka. Allah akan mencabut pagar/ pembatas yang telah dibuat-Nya,
sehingga kebun itu akan dihancurkan oleh hewan-hewan dan hama. Artinya Tuhan
akan membiarkan tembok-tembok pengaman Yerusalem dihancurkan dan mengizinkan
bangsa yang tidak mengenal Tuhan masuk dan menghancurkan bangsa itu. Tidak ada
lagi penjaga yang menjamin keselamatan bangsa itu. Tuhan akan membiarkan kebun
itu ditumbuhi semak duri dan rumput yang akan menghimpit dan menyiksa tanaman
anggur itu. Artinya, Tuhan akan ijinkan bangsa-bangsa menjajah mereka dan
memberikan kepedihan hidup bagi mereka yang tentu saja berbanding terbalik
dengan hidup mereka sebelumnya saat masih dalam sukacita dan kelimpahan. Bahkan
Allah akan memerintahkan awan untuk tidak menurunkan hujan atas tanah itu, sehingga
tanah itu akan gersang, pohon-pohon anggur akan layu dan kering bahkan mati.
Pohon-pohon yang kering dan mati itu akan dicampakkan ke api. Artinya Allah
akan mengijinkan kegersangan menyelimuti hidup mereka, hidup penuh penderitaan
sebagai pelajaran bagi mereka atas perbuatannya sendiri. Kaum Israel sebagai bangsa
pilihan dari segala bangsa telah dididik, dipelihara serta dibesarkan dengan
penuh kasih sayang oleh Tuhan. Bangsa Yehuda yang merupakan tanaman kegemaran,
pilihan dan benih yang sungguh murni telah berubah menjadi pohon berbau busuk
seperti pohon anggur liar yang menghasilkan buah yang asam rasanya (Yer. 2 : 21).
Tujuan Allah tentu bukan semata-mata untuk membinasakan mereka, namun untuk
mengajar dan mengingatkan mereka bahwa kelimpahan hanya ada di dalam Tuhan, dan
cepat atau lambat orang yang membangkang tidak akan mampu menghindari hukuman
dari Allah. Dengan demikian mereka bisa paham dan mengerti sebagai bangsa
pilihan Tuhan, mereka (kaum Israel) harus mampu menjadi kebun anggur yang baik
yang bisa menghasilkan tanaman-tanaman anggur (Yehuda) yang memiliki buah
berkualiatas dan rasa yang manis serta menjadi sukacita bagi yang merasakannya.
III.
Aplikasi
1.
Seorang petani pasti
selalu menginginkan hasil panen yang terbaik, menarik dan berkualitas. Untuk
itu dia akan mengusahakan tanah dengan baik, memilih bibit unggul, memberi air
dan pupuk dengan baik dan teratur, membuat pagar agar hewan tidak masuk dan
merusak tanamannya serta memberi obat khusus anti hama. Namun apa jadinya jika
usaha dan perawatan yang demikian baik ternyata menjadi sia-sia karena ternyata
hasil panennya busuk dan tidak bermutu sama sekali. Pastilah si petani akan
kesal, kecewa dan marah. Sama halnya dengan Tuhan, Dia selalu memberikan yang
terbaik bagi kita umat-Nya, namun kita terlalu sering mengecewakan-Nya karena
perbuatan kita yang mengabaikan identitas kita sebagai orang Kristen. Tuhan
ingin kita hidup menghasilkan perilaku yang menyenangkan-Nya dengan hidup dalam
kasih, mampu menegakkan keadilan dan kebenaran (ay. 7).
2.
Kita adalah kebun anggur
Tuhan. Berarti kita adalah kepunyaan Tuhan. Tuhanlah yang mengusahakan segala
yang baik bagi kita, menjadikan kita menjadi lahan yang subur, tempat tumbuhnya
pohon-pohon dan tanaman-tanaman yang menghasilkan buah yang manis, tidak hanya
manis, namun juga menyehatkan orang yang menikmatinya. Artinya, setiap orang
yang ada bersama dengan kita dan merasakan buah kehidupan kita, maka dia akan
merasa nyaman dan terberkati. Sama halnya dengan memakan buah yang baik, maka
jasmaninya akan sehat. Jadi saat orang menikmati buah kehidupan kita, iman dan
rohaninya juga semakin sehat dan baru. Ketika Tuhan menantikan keadilan dalam
hidup kita, maka Tuhan menemukannya. Jika Tuhan menantikan kebenaran dalam
hidup kita, maka Dia juga menemukannya. Kiranya Tuhan memampukan kita menjadi
kebun anggur yang benar yang menumbuhkan pokok-pokok anggur yang baik dan
buahnya menjadi kesukaan bagi Tuhan dan sesama kita. Tuhan Yesus
memberkati. Amin.
C.Pdt. Polma Hutasoit, S.Th
thanks
BalasHapusTerimakasih utk renungan ini.
BalasHapus