Jumat, 31 Juli 2015

Yesaya 5 : 1 – 7, "Kita Adalah Kebun Anggur Tuhan"

KERANGKA SERMON EVANGELIUM MINGGU 5 Oktober 2014
Minggu XVI Setelah Trinitatis (Ketritunggalan ALLAH/ Hasitolusadaan Ni TUHAN)
Ev  :  Yesaya 5 : 1 – 7                     Ep  : Filipi 3 : 4b – 14                     S. Patik : 1 Korintus 7 : 17
Kita Adalah Kebun Anggur Tuhan

I.              Pendahuluan
“Yesaya” berarti “Tuhan adalah keselamatan. Yesaya adalah seorang nabi, bukan semata-mata seorang pengkhotbah dan Kitab Yesaya merupakan buku nubuatan, bukan hanya buku sejarah. Yesaya tidak hanya mampu menganalisis keadaan, tetapi juga mempunyai banyak visi. Nubuatan mengatakan bahwa ada Allah yang mengetahui hari depan dan yang mengungkapkan sebagian rencana-Nya kepada para nabi. Waktu Yesaya mulai bekerja, Israel sedang berada di ambang kehancuran. Dalam tahun 722 sebelum Masehi kerajaan utara dengan kesepuluh sukunya dikalahkan oleh bangsa Asyur (2Ra 17). Tetapi kerajaan selatan, Yehuda, sedang menuju nasib yang sama. Secara sosial, politis mereka sudah rusak, demikian juga iman percaya mereka.
Bab 5 Kitab Yesaya dibuka dengan nyanyian tentang kebun anggur. Nyanyian ini dinyanyikan pada saat bangsa Israel sedang berkumpul pada perayaan Pondok Daun akhir masa penuaian. Nyanyian ini mengungkapkan perasaan Tuhan ketika umatnya tetap kerasa kepala dalam dosa. Tuhan telah berusaha membuat dan memberikan yang terbaik bagi Israel, namun mereka merespon tindakan Tuhan dengan perlawanan dan kejahatan, sehingga Allah marah kepada mereka.

II.           Penjelasan Nats
1.      Bangsa Israel Tidak Mampu Menunjukkan Kualitas Hidup yang Benar (ay. 1 – 2)
Yesaya 5 : 1 7 ini merupakan nyanyian nabi Yesaya untuk menyuarakan bagaimana perasaan Allah melihat tingkah laku bangsa-Nya. Nyanyian ini diawali  Nabi Yesaya dengan memperkenalkan hubungannya yang akrab dengan Allah dengan menyebut-Nya sebagai “Kekasihku” yang memiliki sebuah kebun anggur yang terletak  di lereng bukit yang subur. Kebun anggur di lereng bukit yang subur berarti Allah yang mengasihi umat-Nya tidak memberi separuh-separuh. Dia memberi sepenuhnya secara berlimpah. Subur selalu bermakna kelimpahan. Penuh berkat dan tak pernah kekurangan. Tanah yang subur itu diolah dengan sangat baik oleh pemiliknya, Ia mencangkulnya serta membuang bebatuan yang ada di lahan itu agar batu-batu itu tidak menghimpit akar pokok anggur yang akan ditanamnya. Setelah proses penggemburan tanah dilakukan, maka si Pemilik tanah itu  menanam benih anggur pilihan/ bibit unggul. Tidak sampai disitu, si Pemilik tanah itu juga membangun sebuah menara sebagai tempat untuk menjaga dan mengawasi lahan itu hingga nantinya menghasilkan buah. Disana pengawas dapat menjaga kebun dari gangguan hewan-hewan perusak atau maling yang ingin mencuri. Si Pemilik juga telah menggali lobang untuk tempat pemerasan buah anggur itu nantinya ketika tiba saatnya untuk panen. Pemilik kebun benar-benar mempersiapkan segala yang terbaik agar kebunnya bisa menghasilkan buah yang unggul, rasanya manis dan memiliki kualitas yang terbaik. Namun ketika tiba musim panen, kebun itu membuat si Pemilik kecewa, bahkan marah karena buah yang dihasilkan rasanya asam, sama seperti buah anggur liar yang tumbuh di hutan. Ini merupakan gambaran hidup orang Israel masa itu. Kekasih yang dimaksud Yesaya, yaitu Pemilik kebung anggur itu adalah Tuhan, sementara kebun anggur itu adalah orang Israel. Sementara anggur adalah buah kehidupan bangsa itu. Tuhan telah menyiapkan segala sesuatu untuk kebahagiaan bangsa pilihan-Nya itu. Tuhan ingin bangsa itu benar-benar mampu membuktikan identitas mereka sebagai bangsa pilihan Tuhan, yaitu dengan pola hidup yang benar di hadapan Tuhan dan sesama manusia. Hidup dalam kasih dan persaudaraan. Namun, sebaliknya, bangsa itu malah hidup dalam kebrorokan iman, pemberontakan kepada Allah, penyembahan berhala dan hidup dalam kesombongan. Kualitas hidup mereka digambarkan seperti buah anggur liar yang tumbuh di hutan yang tidak pernah disentuh oleh orang-orang karena rasanya yang sama sekali tidak enak.

2.      Hukuman Untuk Ketidakpatuhan Israel Kepada Allah (ay. 3 – 7)
Melalui Yesaya, Allah memberikan pertanyaan untuk menggugah bangsa Israel. Sebutan, “hai penduduk Yerusalem, dan orang Yehuda” menunjuk kepada semua orang Israel dan Yehuda yang sedang berhimpun mendengar pada perayaan Pondok Daun, pada masa penuaian. Melalui Yesaya, Allah mengungkapkan kekecewaan-Nya kepada bangsa itu. Allah telah memberikan yang terbaik bagi bangsa itu (kebun anggur-Nya). Ia memberikan para nabi, nabi maupun imam untuk menjaga kerohanian mereka dan mengawasi pola hidup mereka agar tetap memiliki kualitas hidup sesuai dengan yang Tuhan inginkan, tapi mereka membalas dengan perlakuan yang bertolak belakang dengan yang Tuhan inginkan. Mereka mengabaikan perkataan para penjaga, sementara ada juga penjaga yang tidak melakukan tugasnya sehingga bangsa itu jatuh ke dalam dosa.
Kelakuan bangsa yang melawan arus dan ajaran Tuhan itu mendatangkan akibat yang setimpal bagi mereka. Allah akan mencabut pagar/ pembatas yang telah dibuat-Nya, sehingga kebun itu akan dihancurkan oleh hewan-hewan dan hama. Artinya Tuhan akan membiarkan tembok-tembok pengaman Yerusalem dihancurkan dan mengizinkan bangsa yang tidak mengenal Tuhan masuk dan menghancurkan bangsa itu. Tidak ada lagi penjaga yang menjamin keselamatan bangsa itu. Tuhan akan membiarkan kebun itu ditumbuhi semak duri dan rumput yang akan menghimpit dan menyiksa tanaman anggur itu. Artinya, Tuhan akan ijinkan bangsa-bangsa menjajah mereka dan memberikan kepedihan hidup bagi mereka yang tentu saja berbanding terbalik dengan hidup mereka sebelumnya saat masih dalam sukacita dan kelimpahan. Bahkan Allah akan memerintahkan awan untuk tidak menurunkan hujan atas tanah itu, sehingga tanah itu akan gersang, pohon-pohon anggur akan layu dan kering bahkan mati. Pohon-pohon yang kering dan mati itu akan dicampakkan ke api. Artinya Allah akan mengijinkan kegersangan menyelimuti hidup mereka, hidup penuh penderitaan sebagai pelajaran bagi mereka atas perbuatannya sendiri. Kaum Israel sebagai bangsa pilihan dari segala bangsa telah dididik, dipelihara serta dibesarkan dengan penuh kasih sayang oleh Tuhan. Bangsa Yehuda yang merupakan tanaman kegemaran, pilihan dan benih yang sungguh murni telah berubah menjadi pohon berbau busuk seperti pohon anggur liar yang menghasilkan buah yang asam rasanya (Yer. 2 : 21). Tujuan Allah tentu bukan semata-mata untuk membinasakan mereka, namun untuk mengajar dan mengingatkan mereka bahwa kelimpahan hanya ada di dalam Tuhan, dan cepat atau lambat orang yang membangkang tidak akan mampu menghindari hukuman dari Allah. Dengan demikian mereka bisa paham dan mengerti sebagai bangsa pilihan Tuhan, mereka (kaum Israel) harus mampu menjadi kebun anggur yang baik yang bisa menghasilkan tanaman-tanaman anggur (Yehuda) yang memiliki buah berkualiatas dan rasa yang manis serta menjadi sukacita bagi yang merasakannya.

III.        Aplikasi
1.        Seorang petani pasti selalu menginginkan hasil panen yang terbaik, menarik dan berkualitas. Untuk itu dia akan mengusahakan tanah dengan baik, memilih bibit unggul, memberi air dan pupuk dengan baik dan teratur, membuat pagar agar hewan tidak masuk dan merusak tanamannya serta memberi obat khusus anti hama. Namun apa jadinya jika usaha dan perawatan yang demikian baik ternyata menjadi sia-sia karena ternyata hasil panennya busuk dan tidak bermutu sama sekali. Pastilah si petani akan kesal, kecewa dan marah. Sama halnya dengan Tuhan, Dia selalu memberikan yang terbaik bagi kita umat-Nya, namun kita terlalu sering mengecewakan-Nya karena perbuatan kita yang mengabaikan identitas kita sebagai orang Kristen. Tuhan ingin kita hidup menghasilkan perilaku yang menyenangkan-Nya dengan hidup dalam kasih, mampu menegakkan keadilan dan kebenaran (ay. 7).
2.        Kita adalah kebun anggur Tuhan. Berarti kita adalah kepunyaan Tuhan. Tuhanlah yang mengusahakan segala yang baik bagi kita, menjadikan kita menjadi lahan yang subur, tempat tumbuhnya pohon-pohon dan tanaman-tanaman yang menghasilkan buah yang manis, tidak hanya manis, namun juga menyehatkan orang yang menikmatinya. Artinya, setiap orang yang ada bersama dengan kita dan merasakan buah kehidupan kita, maka dia akan merasa nyaman dan terberkati. Sama halnya dengan memakan buah yang baik, maka jasmaninya akan sehat. Jadi saat orang menikmati buah kehidupan kita, iman dan rohaninya juga semakin sehat dan baru. Ketika Tuhan menantikan keadilan dalam hidup kita, maka Tuhan menemukannya. Jika Tuhan menantikan kebenaran dalam hidup kita, maka Dia juga menemukannya. Kiranya Tuhan memampukan kita menjadi kebun anggur yang benar yang menumbuhkan pokok-pokok anggur yang baik dan buahnya menjadi kesukaan bagi Tuhan dan sesama kita. Tuhan Yesus memberkati. Amin.

C.Pdt. Polma Hutasoit, S.Th

2 komentar: