Jumat, 17 Juli 2015

Matius 9 : 35 – 38

KERANGKA SERMON EVANGELIUM MINGGU 14 APRIL 2013
MINGGU MISERICORDIAS DOMINI (Nyanyikanlah Kasih Setia TUHAN/
Sai Endehon ma Angka Asi ni Roha ni Jahowa)
Ev : Matius 9 : 35 – 38                                              Ep : Yehezkiel 34 : 11 – 16

I.       Pendahuluan
v  Matius Pasal 8 hingga pasal 9 menceritakan tentang berbagai mujijat yang dilakukan oleh Yesus. Ia menyembuhkan berbagai penyakit (8:1-4; 8:5-13; 8:14-17; 9:1-8; 9:18-26; 9:27-31; 9:32-34), menyembuhkan orang yang kerasukan (8:28-34), mengalahkan alam/ angin ribut (8:23-27). Mujijat itu diadakan Yesus agar setiap orang mengenal betapa besar kasih Allah terhadap orang yang percaya kepada-Nya.
v  Teks ini menunjukkan betapa Yesus sangat peduli terhadap umat-Nya. Sebagai Gembala yang baik, Dia selalu memikirkan dan merencanakan yang terbaik bagi domba-domba-Nya. Dan nats ini menerangkan bagaimana sikap dan tindakan Yesus kala melihat domba-domba Allah hidup dalam keterpurukan dan jauh dari Tuhan, sementara para gembala (hamba Tuhan) tidak peduli dengan domba (jemaat) nya.

II.    Penjelasan Nats
Ø  Menjadi Pelayan yang aktif (Ay. 35) : Dalam pelayanan-Nya Yesus tidak pernah menunggu orang datang kepada-Nya, namun Dia sendiri yang bergerak menemui orang-orang yang akan diajar-Nya. Setiap hari Dia berjalan mengelilingi kota dan desa. Kota merupakan pusat aktivitas sosial, politik dan ekonomi. Sementara desa merupakan tempat orang-orang yang bekerja di ladang, yang senantiasa bekerja membanting tulang. Jadi pelayanan Yesus mencakup seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang bulu. Dia selalu terjun langsung ke dunia nyata orang-orang yang hendak dilayani-Nya dan berbaur dengan mereka. Kedatangan Yesus membawa pengharapan kepada mereka yang ada di kota maupun desa, kaya maupun miskin, dan bagi setiap orang yang rindu jamahan tangan-Nya (bagi orang yang sakit). Yesus mengunjungi seluruh desa dan kota tanpa terkecuali dengan cara berkeliling. Artinya, Yesus terus bergerak mengabarkan Injil ke tengah-tengah masyarakat. Dia harus berpindah-pindah untuk mencapai sebanyak mungkin pendengar yang bisa diraih-Nya. Yesus datang untuk memberitakan Injil tidak pada satu tempat, tetapi pada tempat-tempat lain (Markus 1:38-39). Maka setiap hari semakin banyak yang ikut berjalan mengikuti Dia karena mereka rindu mendengar ajaran Tuhan. Dalam pelayanan-Nya ada 3 hal yang dilakukan Yesus, yaitu:
1.       Mengajar di rumah-rumah ibadat : Sebagai seorang guru Yahudi (rabbi), Dia mempunyai kebiasaan beribadah pada hari Sabat dan mengajar di rumah ibadat (sinagoge). Walaupun Yesus menyadari bahwa rumah-rumah ibadat Yahudi dipenuhi dengan ajaran formalistik dan ritualistik, penuh dengan orang munafik, namun Yesus tetap memanfaatkan peluang untuk mengajar di situ. Satu hal yang perlu kita renungkan dengan perbuatan Yesus dalam hal mengajar adalah adanya perubahan bagi orang yang mendengar-Nya. Pengajaran ini membentuk perubahan sikap dan pola hidup orang yang menerima pengajaran. Ini juga menjadi tantangan bagi kita, terkhusus hamba Tuhan, apakah pengajaran kita atau perbuatan yang kita tunjukkan mampu mengubah orang lain agar seturut dengan kehendak-Nya.?
2.       Memberitakan Injil Kerajaan Sorga : Yesus Memberitakan Injil Kerajaan Sorga. Kerajaan sorga dapat kita artikan sebagai suasana yang adil, aman, bebas, sejahtera, damai, sukacita dan penuh kasih. Kedatangan Yesus adalah untuk memberitakan Injil atau kabar sukacita. Injil yang diberitakan Yesus adalah Injil Kerajaan Sorga. Injil Kerajaan Sorga adalah Injil tentang Kerajaan Allah di mana Allah memerintah dan kehendak-Nya yang terjadi. Sehingga pesan Injil Kerajaan Allah adalah panggilan untuk bertobat kepada Allah: “bertobatlah, sebab Kerajaan Allah sudah dekat!” (Mat. 4:17). Dengan kedatangan Yesus, Kerajaan Sorga telah datang. Kerajaan Sorga menjadi injil (kabar sukacita) karena di dalamnya orang yang bertobat mendapatkan belas kasihan dari Allah. Karya Yesus jelas dalam bentuk kasih dengan melepaskan “belenggu” orang-orang yang ketertindasan, kelemahan, penyakit, kesusahan, dan dosa. Tugas yang sama juga sampai kepada kita, yaitu untuk memberitakan Injil Kerajaan Sorga kepada setiap orang. Akan tetapi sebelum kita beritakan sudah barang tentu kita hidupi terlebih dahulu apa yang hendak kita beritakan tersebut.
3.       Melenyapkan Penyakit : Pelayanan Yesus tidak hanya untuk memberi kesembuhan rohani, tetapi juga kesembuhan fisik. Pemberitaan kerajaan sorga sering diikuti dengan peristiwa penyembuhan. Ini juga sebabnya banyak orang yang berbondong-bondong mengikuti Yesus, yaitu untuk melihat tanda-tanda atau mujizat yang dikerjakanNya.
Ø  Yesus Perhatian dan Peduli (ayt. 36) : Melihat keadaan orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka”. “Melihat” berarti Yesus memperhatikan dan mengamati mereka baik yang di kota maupun yang di desa. Yesus melihat telah terjadi banyak dosa dan pelanggaran, penindasan, penipuan, kesengsaraan, ketidakpedulian dengan sesama, hubungan dengan Tuhan yang semakin jauh dsb. Pada masa Yesus melayani sebenarnya banyak para pelayan Tuhan yang seharusnya membimbing kerohanian jemaat. Tugas mereka seharusnya adalah menggembalakan domba-domba Allah, memberikan pengajaran tentang Tuhan, membela dan melindungi mereka dari penindasan pemerintahan dan pajak yang tinggi serta mengusahakan kesejahteraan mereka. Namun justru para gembala itu menelantarkan dan membiarkan domba-dombanya menderita, sengsara, ditindas, tersiksa dan hidup dalam kegelapan. Para gembala/ hamba Tuhan itu menutup mata terhadap segala dosa dan kejahatan yang dilakukan oleh umat Tuhan. Bahkan mereka juga menjadikan umat menjadi “domba perahan” yang dimanfaatkan untuk kepentingan gembala itu sendiri. Situasi ini sama dengan situasi yang dihadapi oleh nabi Yehezkiel, di mana pada masa itu domba-domba Allah tercerai-berai karena tidak dipedulikan oleh para gembalanya (Yehez. 34:11) yang asyik mementingkan kepentingannya pribadi. Secara rohani mereka telah terlantar dan berjalan tanpa arah (mengambil jalan masing-masing). Mereka bagaikan domba-domba yang dituntun oleh orang buta. Buta akan fungsi mereka sebagai gembala yang telah dipanggil dan dipilih Allah dan akibatnya banyak domba yang terjerumus ke jurang dosa.
Ø  Meminta pertolongan kepada Tuhan  (ayt. 37-38). Melihat situasi itu Yesus, mengatakan kepada para murid-Nya, “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu, mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.” Dia sedang memposisikan orang banyak dalam analogi pertanian yaitu sebagai tuaian. Orang banyak itu adalah panen yang banyak. Artinya, Yesus sedang mengatakan bahwa mereka tidak kekurangan orang yang dilayani. Banyak orang yang bisa dilayani. Yang menjadi masalah adalah kekurangan pekerja/pelayan yang benar-benar mau dan siap sebagai pelayan. Karena itu, Yesus mendorong para muridNya untuk meminta kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. Yesus sedang menunjuk pada Allah sebagai tuan yang empunya tuaian. Allahlah yang mempunyai orang banyak itu sebagai panen rohani. Keterpanggilan menjadi pelayan sebenarnya adalah pekerjaan Allah yang memanggil, memilih dan mengirimnya. Allahlah yang mempunyai jemaat, bukan pelayan. Pelayan adalah pekerja, bukan pemilik. Allahlah pemilik dari jemaat. Para murid diminta untuk meminta kepada Allah supaya mengirim pekerja untuk pelayanan. Karena para pemimpin Yahudi sudah gagal jadi gembala, kini yang dibutuhkan untuk ladang (dunia) yang luas adalah pekerja. Jika demikian adanya, sikap hati seperti apa yang perlu dimiliki oleh para pekerja?
a.    Sikap hati rendah hati, karena ternyata kita bisa bekerja di ladangnya, bukan karena inisiatif kita, tapi karena inisiatif Tuhan.
b.    Sikap bertanggungjawab, karena sebagai utusan, kita akan dimintai pertanggungjawaban oleh yang mengutus dan pekerjaan yang dilakukan adalah pekerjaan Tuhan dan untuk kemuliaan Tuhan.
Banyak manusia milik Tuhan di ladang (yaitu di dunia ini), yang pada waktunya perlu dituntun untuk berada di bawah penggembalaan Sang Gembala yang Baik, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Dan itulah yang dilakukan para pekerja. Jadi menuai artinya menuntun orang kepada Sang Gembala yang Baik, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Kalau kita memperhatikan perikop berikutnya di pasal 10, kita membaca bahwa segera setelah pengajaran ini, Yesus sendiri segera memilih dan mengutus 12 pekerja. Ini menunjukkan bahwa Ia betul-betul berniat mengerjakan penuaian ini; Ia betul-betul serius ingin membuktikan diriNya sebagai Gembala yang Baik. Dalam Yohanes 10 dikatakan bahwa Ia memberikan nyawaNya bagi domba-dombaNya. Dan memang benar, Yesus telah mati di kayu salib untuk menebus dosa-dosa umatNya, dan Ia telah bangkit dari kematian untuk keselamatan kita.

III.             Aplikasi
ü  Kita telah dipilih Allah menjadi pekerja (parhalado) di ladang Tuhan untuk membawa domba Allah berjalan mengikuti jalan Gembala kita yaitu Yesus Kristus. Untuk itu, mari kita hidupi panggilan itu dan kita arahkan setiap jemaat untuk tetap berada di kumpulan domba-domba Tuhan, jangan sampai ada yang keluar dari kumpulan. Sebagai pekerja/ pelayan Tuhan, kita terlebih dahulu menunjukkan sikap tunduk kepada Gembala kita, Yesus Kristus.
ü  Yesus dalam pelayanan-Nya sangat aktif dan tidak pernah tinggal diam menunggu jemaat mendatangi Dia, namun Dia sendiri bergerak, berjalan mengelilingi kota dan desa untuk terjun langsung ke dalam pergumulan umat-Nya, sehingga pelayanan-Nya menyentuh hati orang-orang yang merasakan pelayanan-Nya. Pelayanan kita harus mencakup seluruh aspek kehidupan jemaat dan tidak memandang status sosial dan ekonomi.
ü  Yang Yesus ajarkan adalah Injil dan kebenaran-Nya dan itu juga yang Dia lakukan. Hal ini juga perlu kita teladani. Melakukan apa yang kita ajarkan/ katakan. Seorang Gembala adalah yang peduli dan memiliki kasih, tanggung jawab, kerendahan hati, rela berkorban untuk domba-dombanya dan bisa menjadi teladan. Dan sebagai domba, harus tunduk kepada Gembalanya dan berjalan di jalan Gembalanya dengan sukacita.
ü  Jika kita membaca lagu Buku Ende No. 513 : 1-2, mengingatkan kita bahwa, “Tuaian memang banyak” artinya banyak yang hendak kita layani di gereja kita. Untuk itu, mari kita hidupi panggilan kita sebagai pekerja dan pelayan Tuhan di gereja ini dengan penuh tanggungjawab, kasih dan kepedulian dan bersama-sama aktif memberitakan kebenaran Injil melalui perbuatan kita dan pelayanan kita.
Tuhan Yesus memberkati. Amin.

C.Pdt. Polma Hutasoit, S.Th


Tidak ada komentar:

Posting Komentar