Jumat, 31 Juli 2015

Yesaya 61 : 1 – 4 + 8 – 11, "Menyampaikan Injil Kepada Orang – Orang Sengsara"

KERANGKA SERMON EVANGELIUM MINGGU 14 Desember 2014
Minggu Advent III (Penantian Kedatangan Kristus/ Panomunomuon Haroro ni Sipalua)
Ev  : Yesaya 61 : 1 – 4 + 8 – 11                Ep  : 1 Tesalonika 5 : 16 – 24                  SP :
Menyampaikan Injil Kepada Orang – Orang Sengsara

I.              Pendahuluan
Minggu Advent ketiga ini, kita akan dituntun tidak hanya mempersiapkan diri kita menyongsong datangnya Tuhan untuk kali kedua. Namun kita juga harus mampu mengajak dan mengarahkan sesama kita untuk secara aktif bersama-sama mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Demikian halnya dengan Yesaya yang menjadi tokoh penting dalam menyampaikan kabar baik bagi umat Israel. Dalam kabar baik itu tercantum panggilan Tuhan agar bangsa Israel tetap hidup dalam kebenaran-Nya. Melalui Yesaya, Allah menyatakan janji pembebasan kepada bangsa Israel yang telah begitu menderita dalam jajahan Babel. Saat itu adalah tahun rahmat Tuhan yang penuh sukacita, pembebasan, penghiburan dan kelepasan. Sementara tahun itu menjadi tahun pembalasan bagi bangsa-bangsa yang telah menyengsarakan bangsa Israel. Yesaya yang diurapi Tuhan memberikan angin segar untuk segala pergumulan bangsa itu. Untuk itu Yesaya menghimbau bangsa itu agar segera merubah sikap dan perilakunya di hadapan Tuhan sebagai usaha mereka menyambut karunia yang datang dari Allah.

II.           Penjelasan Nats
1.      Roh Tuhan Ada Pada Orang yang Dikasihi-Nya (ay. 1 – 4)
Nabi Yesaya dipanggil dan diutus Tuhan untuk membawa kabar baik/ kabar sukacita kepada umat yang akan kembali ke Yerusalem dari pembuangan. Berita keselamatan/ penghiburan ini disampaikan pada umat Israel yang kondisinya pada saat itu berada dalam kondisi putus asa, tidak mempunyai harapan untuk masa depan yang lebih baik. Berita itu menjadi bukti bahwa Allah senantiasa mengasihi umatNya. Yesaya mengatakan, “Roh Tuhan ada padaku” artinya bahwa Tuhan telah terlebih dahulu memberkali Yesaya dengan Roh-Nya yang kudus supaya Yesaya berhikmat dalam menyuarakan ajakan untuk  menyambut kedatangan Juruselamat. Tuhan juga telah mengurapinya untuk tampil di hadapan bangsa Israel. Roh Allah inilah yang akan membimbing, mengarahkan, menguatkan serta memberi. Pengurapan Tuhan untuk memulai pelayanan sangatlah diperlukan. Ini adalah sebuah tanda berkat dan pembekalan Allah yang unik untuk suatu tugas (lih. Maz. 23:5). Dalam PL, nabi, imam, dan raja diurapi sebagai suatu tindakan simbolis dari kehadiran dan panggilan. Sama halnya dengan Yesus sendiri kala hendak memulai pelayanan-Nya, Allah Bapa terlebih dahulu mengurapi-Nya dengan Roh-Nya yang kudus. Pelayanan Yesaya mencakup orang-orang yang tertindas, orang yang putus harapan akibat pedihnya penjajahan yang mereka alami, orang yang miskin, orang yang penyakitan, kelepasan bagi yang terpenjara dan terkurung dan segenap yang mengalami penderitaan, baik secara fisik maupun secara batin. Berita ini menjadi suatu berita pengharapan dan pengampunan kepada yang terbuang, dikucilkan,  dan tertindas secara sosial. Sama halnya dengan Yesus, ketika Dia telah diurapi oleh Roh Allah, maka Ia tampil untuk melayani, menyembuhkan yang sakit, menguatkan yang terpuruk, memberi sukacita bagi yang bersedih, dan yang terutama memberi keselamatan yang sempurna bagi segenap manusia yang percaya pada-Nya.
"Hari pembalasan Allah kita" Pentinglah untuk memperhatikan bahwa tahun rahmat dan hari pembalasan  terjadi pada saat yang sama. Bagi mereka yang mengenal Allah dalam Mesias, itu adalah hari sukacita. Untuk  mereka yang tidak mengenal Kristus kita, itu adalah hari penghakiman dan kesedihan yang besar. Tahun rahmat Tuhan itu menjadi tahun pemulihan yang sempurna bagi bangsa Israel. Hidup mereka akan berubah drastis. Suasana itu digambarkan dengan perhiasan untuk kepala mereka menggantikan debu. Debu merupakan lambang kenajisan bagi bangsa Israel, sementara hiasan untuk kepala merupakan tanda kehormatan. Kain kabung sebagai gambaran duka dan ratapan akan Tuhan ganti menjadi minyak untuk pesta sebagai tanda sukacita yang memberi keharuman dan kenyamanan. Pemulihan itu akan membuat bangsa itu mampu bernyanyi puji-pujian sebagai ganti semangat yang pudar. Melalui pemulihan itu, bangsa itu akan diumpakaman sebagai “pohon terbantin[1] kebenaran”, yaitu “tanaman TUHAN’ sebagai lambang keagungan-Nya. Pemulihan itu tidak hanya mencakup fisik, mental maupun batin mereka saja. Kota suci merekapun yang telah hancur dan sunyi senyap selama berabad-abad (selama mereka dalam penjajahan) akan dibangun dan diperbaharui kembali. Janji Allah yang disuarakan Yesaya ini benar-benar pemulihan yang total dan menyeluruh. Dan semua itu berkat anugerah Tuhan kepada bangsa yang dikasihi-Nya. Inilah bukti bahwa Allah tidak pernah berdiam diri atas setiap pergumulan dan penderitaan umat-Nya.

2.      Di Dalam Tuhan Ada Sukacita Yang Abadi (ay. 8 – 11)
Mengapa Tuhan perlu memulihkan kehidupan bangsa Israel.? Di ayat 8, TUHAN mengatakan melalui Yesaya, bahwa Ia mencintai hukum, dan membenci perampasan dan kecurangan. Allah menginginkan agar melalui pemulihan itu, bangsa Israel semakin menyadari bahwa Allah sangat mengasihi mereka. Dampak dari pemulihan benar-benar luar biasa, diantaranya :
1.      Pemberian upah dengan tepat kepada segenap bangsa itu. Tahun rahmat Tuhan yang penuh dengan anugerah menjadi upah yang sangat luar biasa bagi segenap bangsa itu, yaitu mereka akan lepas dan bebas dari jerat penderitaan yang mengikat mereka.
2.      Memulihkan dan mengikat perjanjian yang abadi. Orang-orang Yahudi secara terus-menerus melanggar perjanjian dengan Tuhan. Karena  itu, Tuhan akhirnya mengizinkan bangsa itu merasakan akibat melanggar janjinya. Tujuan bukan supaya bangsa itu tersiksa dan bukan karena Allah ingin memusnahkan mereka, namun sebagai teguran dan pelajaran iman bagi mereka bahwa kunci utama hidup bersama dengan Tuhan adalah SETIA.
3.      Berkat dan penyertaan Tuhan itu tidak hanya sebatas kepada angkatan yang terjajah itu, namun Tuhan juga menjanjikan bahwa anak dan cucu merekapun akan terberkati dan akan terkenal diantara bangsa-bangsa  dan suku-suku bangsa, sehingga semakin banyak mulut yang mengaku bahwa TUHAN Israel adalah Tuhan yang harus disembah dan semua lutut akan bertelut kepada-Nya.
Yesaya merespon janji Allah itu dengan sukacita, sehingga ia mengarahkan bangsa itu untuk mengucap syukur kepada Allah. Sukacitanya diibaratkan dengan :
1.      Allah menyelubunginya dengan jubah kebenaran seperti layaknya perhiasan yang dipakai pengantin. Perhiasan merupakan perlengkapan pesta yang harganya mahal menandakan betapa mahalnya dan berharganya anugerah Tuhan yang dia terima itu.
2.      Seperti bumi yang memancarkan dan menumbuhkan benih yang ditabur, demikian Tuhan akan menumbuhkan kebenaran dan puji-pujian di depan semua bangsa. Melalui kasih Allah kepada umat-Nya, maka benih-benih kebenaran akan tumbuh. Tidak hanya Tuhan lagi yang cinta akan keadilan dan kebenaran, namun segenap umat-Nya juga hidup dalam hukum kebenaran dan keadilan. Sehingga pujian dari bangsa-bangsa akan datang kepada Allah melalui umat-Nya.

III.        Aplikasi
1.        Nabi Yesaya dipanggil untuk hidup dalam kebenaran Allah. Maksud dari pemanggilan itu adalah supaya ia mampu menyaksikan kebenaran dan kuasa Allah dalam dunia ini, menyaksikan bahwa Allah akan memulihkan dan memberi perubahan hidup yang mendatangkan damai sejahtera karena Allah benar-benar menepati janji-Nya. Demikian juga dengan kita, Allah mempercayakan kabar baik itu kepada kita untuk kita saksikan dalam kehidupan nyata kita. Tuhan memberikan peran bagi kita untuk berkarya bagi terwujudnya rancangan-Nya. Kita tahu bahwa setiap manusia pasti ingin mendengar kabar baik, karena masing-masing manusia pasti mengalami pasang surut kehidupan, baik bidang ekonomi, kesehatan, keamanan, di keluarga, pekerjaan bahkan hubungan pribadinya dengan Tuhan. Maka Tugas dan tanggungjawab kita adalah memperlengkapi diri kita menjadi alat Tuhan dan sekaligus mengajak sesama kita untuk mengenal kasih setia Allah.
2.        Perlu kita imani dan percayai bahwa Tuhan tidak akan membiarkan kita berjalan dan berusaha sendiri dalam melakukan misi kita sebagai orang Kristen. Roh Allah akan selalu ada pada kita untuk mengurapi kita dan menolong kita menyampaikan dan melakukan firman-Nya. Roh Tuhan itu juga yang menguatkan dan menolong kita dalam kesusahan kita. Sama seperti Yesaya, tentu bukan hal mudah baginya untuk menyuarakan janji Allah bagi orang Israel yang sudah putus asa. Namun karena Tuhan yang bekerja, maka dia dimampukan.
3.        Advent ketiga ini, kita harus mampu menyuarakan dan mengajak orang-orang untuk mempersiapkan diri menyambut datangnya Tuhan yang kedua kalinya. Kedatangan-Nya akan memberi pemulihan hidup bagi kita yang masih berada dalam kesengsaraan, penyakit, dukacita, hambatan dan tantangan untuk beribadah kepada Tuhan dsb. Kalau bangsa Israel Tuhan pulihkan dari kehancuran dan keputusasaan, maka bagi kita yang senantiasa percayapun pasti telah Tuhan sediakan jawaban atas segala pergumulan kita, baik secara pribadi, keluarga maupun pergumulan dalam gereja kita. Tuhan Yesus memberkati. Amin.
C.Pdt. Polma Hutasoit, S.Th



[1] Pohon tarbantin : Pohon yang tumbuh di padang gurun dan berdaun rindang, sehingga memberi kesejukan bagi orang yang berteduh di bawahnya. Selain itu, kayunya sangat bagus dijadikan sebagai bahan pembuatan perabotan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar