KERANGKA SERMON EVANGELIUM MINGGU 14 Desember 2014
Minggu Advent III (Penantian
Kedatangan Kristus/ Panomunomuon Haroro ni Sipalua)
Ev : Yesaya 61 : 1 – 4 + 8
– 11 Ep : 1 Tesalonika 5 : 16 – 24 SP :
Menyampaikan Injil Kepada Orang
– Orang Sengsara
I.
Pendahuluan
Minggu
Advent ketiga ini, kita akan dituntun tidak hanya mempersiapkan diri kita
menyongsong datangnya Tuhan untuk kali kedua. Namun kita juga harus mampu
mengajak dan mengarahkan sesama kita untuk secara aktif bersama-sama
mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Demikian halnya dengan Yesaya yang menjadi tokoh penting dalam menyampaikan
kabar baik bagi umat Israel. Dalam kabar baik itu tercantum panggilan Tuhan agar
bangsa Israel tetap hidup dalam kebenaran-Nya. Melalui Yesaya, Allah menyatakan janji pembebasan kepada
bangsa Israel yang telah begitu menderita dalam jajahan Babel. Saat itu adalah
tahun rahmat Tuhan yang penuh sukacita, pembebasan, penghiburan dan kelepasan.
Sementara tahun itu menjadi tahun pembalasan bagi bangsa-bangsa yang telah
menyengsarakan bangsa Israel. Yesaya yang diurapi Tuhan memberikan angin segar
untuk segala pergumulan bangsa itu. Untuk itu Yesaya menghimbau bangsa itu agar
segera merubah sikap dan perilakunya di hadapan Tuhan sebagai usaha mereka
menyambut karunia yang datang dari Allah.
II.
Penjelasan Nats
1.
Roh Tuhan Ada Pada Orang yang Dikasihi-Nya (ay. 1 – 4)
Nabi Yesaya dipanggil dan
diutus Tuhan untuk membawa kabar baik/ kabar
sukacita kepada umat yang akan kembali ke Yerusalem dari pembuangan. Berita keselamatan/ penghiburan ini disampaikan
pada umat Israel yang kondisinya pada saat itu berada dalam kondisi putus asa, tidak mempunyai harapan untuk masa depan yang
lebih baik. Berita itu menjadi bukti bahwa Allah senantiasa mengasihi umatNya. Yesaya mengatakan, “Roh
Tuhan ada padaku” artinya bahwa Tuhan telah terlebih dahulu memberkali
Yesaya dengan Roh-Nya yang kudus supaya Yesaya berhikmat dalam menyuarakan
ajakan untuk menyambut kedatangan
Juruselamat. Tuhan juga telah mengurapinya untuk tampil di hadapan bangsa
Israel. Roh Allah inilah yang akan membimbing, mengarahkan, menguatkan serta memberi.
Pengurapan Tuhan untuk memulai pelayanan sangatlah diperlukan. Ini
adalah sebuah tanda berkat dan pembekalan Allah yang unik untuk suatu tugas
(lih. Maz. 23:5). Dalam PL, nabi, imam, dan raja diurapi sebagai
suatu tindakan simbolis dari kehadiran dan panggilan. Sama halnya dengan Yesus sendiri kala hendak memulai
pelayanan-Nya, Allah Bapa terlebih dahulu mengurapi-Nya dengan Roh-Nya yang
kudus. Pelayanan Yesaya mencakup orang-orang yang tertindas, orang yang putus
harapan akibat pedihnya penjajahan yang mereka alami, orang yang miskin, orang
yang penyakitan, kelepasan bagi yang terpenjara dan terkurung dan segenap yang
mengalami penderitaan, baik secara fisik maupun secara batin. Berita ini
menjadi suatu
berita pengharapan dan pengampunan kepada yang terbuang, dikucilkan, dan
tertindas secara sosial. Sama halnya dengan
Yesus, ketika Dia telah diurapi oleh Roh Allah, maka Ia tampil untuk melayani,
menyembuhkan yang sakit, menguatkan yang terpuruk, memberi sukacita bagi yang
bersedih, dan yang terutama memberi keselamatan yang sempurna bagi segenap
manusia yang percaya pada-Nya.
"Hari
pembalasan Allah kita" Pentinglah untuk memperhatikan bahwa tahun rahmat
dan hari pembalasan terjadi pada saat yang sama.
Bagi mereka yang mengenal Allah dalam Mesias, itu adalah hari sukacita. Untuk mereka yang tidak mengenal
Kristus kita, itu adalah hari penghakiman dan kesedihan yang besar. Tahun rahmat Tuhan itu menjadi tahun pemulihan yang
sempurna bagi bangsa Israel. Hidup mereka akan berubah drastis. Suasana itu
digambarkan dengan perhiasan untuk kepala mereka menggantikan debu. Debu
merupakan lambang kenajisan bagi bangsa Israel, sementara hiasan untuk kepala
merupakan tanda kehormatan. Kain kabung sebagai gambaran duka dan ratapan akan
Tuhan ganti menjadi minyak untuk pesta sebagai tanda sukacita yang memberi
keharuman dan kenyamanan. Pemulihan itu akan membuat bangsa itu mampu bernyanyi
puji-pujian sebagai ganti semangat yang pudar. Melalui pemulihan itu, bangsa
itu akan diumpakaman sebagai “pohon terbantin[1] kebenaran”, yaitu “tanaman
TUHAN’ sebagai lambang keagungan-Nya. Pemulihan itu tidak hanya mencakup fisik,
mental maupun batin mereka saja. Kota suci merekapun yang telah hancur dan
sunyi senyap selama berabad-abad (selama mereka dalam penjajahan) akan dibangun
dan diperbaharui kembali. Janji Allah yang disuarakan Yesaya ini benar-benar
pemulihan yang total dan menyeluruh. Dan semua itu berkat anugerah Tuhan kepada
bangsa yang dikasihi-Nya. Inilah bukti bahwa Allah tidak pernah berdiam diri
atas setiap pergumulan dan penderitaan umat-Nya.
2.
Di Dalam Tuhan Ada Sukacita Yang Abadi (ay. 8 – 11)
Mengapa
Tuhan perlu memulihkan kehidupan bangsa Israel.? Di ayat 8, TUHAN mengatakan
melalui Yesaya, bahwa Ia mencintai hukum, dan membenci perampasan dan
kecurangan. Allah menginginkan agar melalui pemulihan itu, bangsa Israel
semakin menyadari bahwa Allah sangat mengasihi mereka. Dampak dari pemulihan benar-benar
luar biasa, diantaranya :
1.
Pemberian
upah dengan tepat kepada segenap bangsa itu. Tahun rahmat Tuhan yang penuh
dengan anugerah menjadi upah yang sangat luar biasa bagi segenap bangsa itu,
yaitu mereka akan lepas dan bebas dari jerat penderitaan yang mengikat mereka.
2.
Memulihkan dan mengikat perjanjian yang abadi. Orang-orang Yahudi secara terus-menerus melanggar
perjanjian dengan Tuhan. Karena itu, Tuhan akhirnya mengizinkan bangsa itu merasakan akibat melanggar janjinya. Tujuan
bukan supaya bangsa itu tersiksa dan bukan karena Allah
ingin memusnahkan mereka, namun sebagai teguran dan pelajaran iman bagi mereka
bahwa kunci utama hidup bersama dengan Tuhan adalah SETIA.
3.
Berkat dan
penyertaan Tuhan itu tidak hanya sebatas kepada angkatan yang terjajah itu,
namun Tuhan juga menjanjikan bahwa anak dan cucu merekapun akan terberkati dan
akan terkenal diantara bangsa-bangsa dan
suku-suku bangsa, sehingga semakin banyak mulut yang mengaku bahwa TUHAN Israel
adalah Tuhan yang harus disembah dan semua lutut akan bertelut kepada-Nya.
Yesaya
merespon janji Allah itu dengan sukacita, sehingga ia mengarahkan bangsa itu
untuk mengucap syukur kepada Allah. Sukacitanya diibaratkan dengan :
1.
Allah
menyelubunginya dengan jubah kebenaran seperti layaknya perhiasan yang dipakai
pengantin. Perhiasan merupakan perlengkapan pesta yang harganya mahal
menandakan betapa mahalnya dan berharganya anugerah Tuhan yang dia terima itu.
2.
Seperti
bumi yang memancarkan dan menumbuhkan benih yang ditabur, demikian Tuhan akan
menumbuhkan kebenaran dan puji-pujian di depan semua bangsa. Melalui kasih
Allah kepada umat-Nya, maka benih-benih kebenaran akan tumbuh. Tidak hanya
Tuhan lagi yang cinta akan keadilan dan kebenaran, namun segenap umat-Nya juga
hidup dalam hukum kebenaran dan keadilan. Sehingga pujian dari bangsa-bangsa
akan datang kepada Allah melalui umat-Nya.
III.
Aplikasi
1.
Nabi Yesaya dipanggil untuk hidup dalam
kebenaran Allah. Maksud dari pemanggilan itu adalah supaya ia
mampu menyaksikan kebenaran dan kuasa Allah dalam dunia ini, menyaksikan bahwa Allah akan memulihkan dan memberi perubahan hidup yang
mendatangkan damai sejahtera karena Allah benar-benar menepati janji-Nya. Demikian
juga dengan kita, Allah mempercayakan kabar baik itu kepada kita
untuk kita saksikan dalam kehidupan nyata kita. Tuhan memberikan peran bagi
kita untuk berkarya bagi terwujudnya rancangan-Nya. Kita
tahu bahwa setiap manusia pasti ingin mendengar kabar baik, karena masing-masing manusia pasti mengalami
pasang surut kehidupan, baik
bidang ekonomi, kesehatan, keamanan,
di keluarga, pekerjaan bahkan hubungan pribadinya dengan Tuhan. Maka Tugas dan
tanggungjawab kita adalah memperlengkapi diri kita menjadi alat Tuhan dan
sekaligus mengajak sesama kita untuk mengenal kasih setia Allah.
2.
Perlu kita imani dan percayai bahwa Tuhan tidak akan membiarkan kita
berjalan dan berusaha sendiri dalam melakukan misi kita sebagai orang Kristen.
Roh Allah akan selalu ada pada kita untuk mengurapi kita dan menolong kita
menyampaikan dan melakukan firman-Nya. Roh Tuhan itu juga yang menguatkan dan
menolong kita dalam kesusahan kita. Sama seperti Yesaya, tentu bukan hal mudah
baginya untuk menyuarakan janji Allah bagi orang Israel yang sudah putus asa.
Namun karena Tuhan yang bekerja, maka dia dimampukan.
3.
Advent ketiga ini, kita harus mampu menyuarakan dan mengajak orang-orang
untuk mempersiapkan diri menyambut datangnya Tuhan yang kedua kalinya.
Kedatangan-Nya akan memberi pemulihan hidup bagi kita yang masih berada dalam
kesengsaraan, penyakit, dukacita, hambatan dan tantangan untuk beribadah kepada
Tuhan dsb. Kalau bangsa Israel Tuhan pulihkan dari kehancuran dan keputusasaan,
maka bagi kita yang senantiasa percayapun pasti telah Tuhan sediakan jawaban
atas segala pergumulan kita, baik secara pribadi, keluarga maupun pergumulan
dalam gereja kita. Tuhan Yesus memberkati. Amin.
C.Pdt. Polma Hutasoit, S.Th
[1] Pohon tarbantin : Pohon yang tumbuh di padang gurun dan berdaun rindang,
sehingga memberi kesejukan bagi orang yang berteduh di bawahnya. Selain itu,
kayunya sangat bagus dijadikan sebagai bahan pembuatan perabotan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar