KERANGKA SERMON EVANGELIUM MINGGU 7 Desember 2014
Minggu Adven II (Penantian
Kedatangan Kristus/ Panomunomuon Haroro ni Sipalua)
Ev : 2 Petrus 3 : 8 – 15 Ep : Yesaya 40 : 1 – 11 Wahyu 3 :
3
Menantikan dan Mempercepat
Kedatangan Hari Allah
I.
Pendahuluan
Kitab
2 Petrus merupakan surat yang ditulis oleh Simon Petrus, salah satu murid Yesus
(1 : 1). Surat ini ditujukan kepada
orang percaya yang ada di Asia Kecil yang telah menerima suratnya yang pertama.
Tujuan Petrus menyampaikan surat ini adalah agar mereka dengan tekun mengejar
kesalehan dan pengenalan yang benar akan Kristus. Selain itu Petrus juga ingin
menolak dan menentang tindakan para nabi palsu di kalangan gereja Asia Kecil
yang mencoba meruntuhkan kebenaran Injil. Petrus menasihatkan agar orang percaya
senantiasa waspada supaya mereka tidak terseret ke dalam kesesatan orang-orang
yang tidak mengenal hukum. Selain itu, Petrus ingin agar mereka bertumbuh dalam
kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat, Yesus Kristus.
Khusus dalam pasal 3 ini, Petrus menentang keraguan para nabi palsu akan
kedatangan Kristus yang kedua kalinya dan memastikan bahwa Yesus akan datang
untuk keduakalinya untuk mengadakan penghakiman kepada segenap umat manusia.
Petrus memaparkan gambaran suasana di mana hari Tuhan itu akan terjadi. Petrus
tidak hanya memberi penjelasan kepada mereka, namun sekaligus mempersiapkan
segenap orang percaya untuk mengambil sikap yang benar di hadapan Tuhan. Mereka
harus mengalami pertobatan yang sungguh-sungguh dan tidak mudah digoyahkan
ajaran-ajaran sesat, sehingga ketika tiba harinya Tuhan, maka mereka beroleh
hidup dan melihat langit baru dan bumi baru yang penuh sukacita.
II.
Penjelasan Nats
1.
Tuhan Tidak Pernah Lalai dengan Yang Dijanjikan-Nya (ay. 8 – 9)
Pasal
3:1-7 Petrus menjelaskan bagaimana situasi kehidupan manusia sebelum masa Hari
Tuhan itu datang. Para guru-guru palsu dan para pengejek-pengejek yang hidup
menurut hawa nafsunya akan tampil untuk menggoyang iman percaya orang Kristen.
Mereka akan mengatakan, “Di manakah janji
tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal,
segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan.” Mereka
sebenarnya sudah tahu bahwa hari Tuhan itu ada, namun karena tak kunjung
datang, maka mereka tidak lagi percaya akan hari Tuhan, sebab jauh sebelum
mereka lahir, tentang hari Tuhan telah dikumandangkan oleh para nabi. Untuk itu
Petrus menegaskan kembali agar segenap orang Kristen tidak tidak tergoda oleh
perkataan-perkataan itu. Hendaklah mereka senantiasa setia dalam penantian
dengan tetap melakukan apa yang berkenan di hadapan Tuhan. Sehingga ketika hari
Tuhan itu benar-benar datang, maka hari itu menjadi hari sukacita bagi mereka,
namun kebinasaan bagi yang melawan kehendak Tuhan. Petrus mengingatkan agar
orang percaya tidak perlu menghitung-hitung hari untuk menentukan kapan Tuhan
Yesus datang untuk keduakalinya. Karena kedatangan Tuhan itu tidak dapat
diperhitungkan atau diprediksi dengan perhitungan hari-hari manusia.
Sesungguhnya di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu
tahun sama seperti satu hari. Artinya, bahwa bagi Tuhan, pekerjaan seribu tahun
bagi manusia dapat dia selesaikan dalam satu hari, dan sebaliknya, Dia bisa
mengambil waktu seribu tahun untuk mengerjakan sesuatu yang sebenarnya selesai
dalam satu hari. Allah bisa saja menjadikan hari itu sebagai hari-Nya, namun Ia
masih sabar terhadap umat-Nya. Ia menghendaki agar tidak ada umat-Nya yang
binasa, sehingga Dia masih memberi waktu untuk berbalik dan bertobat. Jadi Petrus
ingin menyampaikan bahwa Allah sama sekali tidak lalai dengan apa yang
diucapkan-Nya, namun manusia yang menganggap Allah itu lalai karena manusia membuat
perhitungannya sendiri terkait kedatangan Tuhan itu.
2.
Hari Tuhan (ay. 10 – 13)
Akan
tetapi kedatangan hari Tuhan itu akan benar-benar menyentak semua orang. Petrus
mengumpakan-Nya seperti kedangan pencuri. Tentu pencuri biasanya datang ketika
semua orang terlelap menikmati tidurnya, demikian Allah akan datang dengan
tiba-tiba saat manusia menikmati hidupnya. Yang menikmati hidup dalam Tuhan
akan bersukacita, sementara orang yang masih asyik menikmati hidup dalam
kesibukan dan dosa-dosanya akan tersentak karena tidak ada lagi waktu
keduakalinya untuk berbalik dan bertobat. Yang ada adalah hukuman kekal yang
akan menyiksanya. Hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan
unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api dan bumi dan segala yang ada di
atasnya akan lenyap. Untuk itu Petrus mengajarkan agar mereka tetap
mempertahankan kesucian dan kesalehan hidup mereka selama masa penantian Tuhan
datang. Hidup orang percaya harus dipusatkan pada Allah dan pengharapan akan
menerima hidup baru di dalam-Nya. Kedatangan Tuhan yang diibaratkan sebagai
pencuri juga diungkapkan oleh Paulus, “karena
kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada
malam” (1 Tes. 5 : 2). Selain
itu, di Wahyu 3 : 3, “Karena itu
ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan
bertobatlah! Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti
pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu”.
Untuk itu, orang percaya diberi waktu untuk mengubah hidup untuk senantiasa
hidup suci dan saleh,tanpa meragukan kepastian hari Tuhan itu. Tujuan Tuhan
sangat jelas. Dia tidak menginginkan umat-Nya binasa karena Tuhan tidak pernah
menciptakan manusia sebagai produk gagal, namun sebagai produk/ ciptaan yang
paling mulia dan sebagai mandataris atas segenap ciptaan. Akan tetapi manusia
saja yang menjadikan dirinya sebagai orang yang gagal mengemban tugas dan
tanggungjawab dari Tuhan, sehingga dia tidak lagi layak di hadapan Tuhan.
3.
Tugas & Tanggungjawab Orang Percaya (ay. 14 – 15)
Petrus
tidak hanya mengingatkan dan meneguhkan iman orang percaya, namun juga
mengajarkan mereka apa yang menjadi tugas dan tanggungjawab mereka dalam
menanti hati Tuhan itu. Petrus mengajarkan mereka agar mereka tidak berdiam
diri dan berpangku tangan dalam menanti kedatangan hari Tuhan. Petrus katakan, “....sambil menantikan semuanya ini, kamu
harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di
hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia”. Meskipun kedatangan hari Tuhan
itu tidak pasti kapan, namun Petrus mengajar mereka agar senantiasa berusaha
dan tetap hidup dalam kebenaran sehingga kapanpun hari Tuhan itu datang, tidak menimbulkan
keterkejutan. Ketika Tuhan datang, orang percaya didapati Tuhan tidak bercacat
dan tidak bercela (perbuatannya) karena hidup berdamai dengan Allah dan sesama.
Untuk itu, biarlah waktu dan kesempatan yang Tuhan berikan itu dipergunakan
dengan sebaik-baiknya dengan hidup dalam Tuhan, agar keselamatan itu tetap
berada dalam genggaman.
III.
Aplikasi
1.
mengingatkan
kita, bahwa kita sama sekali tidak perlu
merasa takut dan khawatir akan kedatangan akhir dunia. Sebaliknya, umat
Kristiani sebarusnya merindukan kedatangan Yesus Kristus untuk kalinya, sebagai
sebuah peristiwa pembebasan/ pelepasan penuh bagi kita, akhir dari semua
ikatan, kemenangan final Tuhan Yesus Kristus.
2.
Setidaknya ada 4 hal pokok yang perlu kita miliki dalam
menyongsong kedatangan Tuhan Yesus yang keduakalinya. Pertama, Hidup dan Percaya. Kedua, Berbalik dan Bertobat. Ketiga, Menjalin Hubungan dan Komunikasi dengan
Tuhan dalam Doa. Keempat, Taat dan Mau Diatur (Firman ) Tuhan. Keempat
prinsip dasar ini akan menuntun orang percaya untuk senantiasa sabar dalam
pengharapan menanti Hari Tuhan sembari melakukan apa yang berkenan di
hadapan-Nya.
3.
Dalam Minggu Adven kedua ini, kita diajarkan bagaimana kita mampu
mempertahankan iman percaya kepada Tuhan Yesus serta menggunakan kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita untuk hidup dan
percaya dengan sungguh-sungguh dan setia pada-Nya. Dengan demikian, sekalipun
hari Tuhan itu lebih dahsyat dari air bah atau lebih dahsyat dari Sodom dan
Gomora, namun bagi kita yang hidup dalam nama-Nya, hari Tuhan menjadi hari
kemenangan terbesar bagi kita. Mari kita songsong kedatangan Tuhan yang
keduakalinya dengan sukacita dan pengharapan yang pasti bahwa kita akan beroleh
bahagian dalam sukacita sorga yang kekal. Tuhan Yesus memberkati. Amin.
C.Pdt. Polma Hutasoit, S.Th
Tidak ada komentar:
Posting Komentar