Jumat, 31 Juli 2015

2 Petrus 3 : 8 – 15, "Menantikan dan Mempercepat Kedatangan Hari Allah"

KERANGKA SERMON EVANGELIUM MINGGU 7 Desember 2014
Minggu Adven II (Penantian Kedatangan Kristus/ Panomunomuon Haroro ni Sipalua)
Ev  : 2 Petrus 3 : 8 – 15                             Ep  : Yesaya 40 : 1 – 11                             Wahyu 3 : 3
Menantikan dan Mempercepat Kedatangan Hari Allah

I.              Pendahuluan
Kitab 2 Petrus merupakan surat yang ditulis oleh Simon Petrus, salah satu murid Yesus (1 : 1).  Surat ini ditujukan kepada orang percaya yang ada di Asia Kecil yang telah menerima suratnya yang pertama. Tujuan Petrus menyampaikan surat ini adalah agar mereka dengan tekun mengejar kesalehan dan pengenalan yang benar akan Kristus. Selain itu Petrus juga ingin menolak dan menentang tindakan para nabi palsu di kalangan gereja Asia Kecil yang mencoba meruntuhkan kebenaran Injil. Petrus menasihatkan agar orang percaya senantiasa waspada supaya mereka tidak terseret ke dalam kesesatan orang-orang yang tidak mengenal hukum. Selain itu, Petrus ingin agar mereka bertumbuh dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat, Yesus Kristus. Khusus dalam pasal 3 ini, Petrus menentang keraguan para nabi palsu akan kedatangan Kristus yang kedua kalinya dan memastikan bahwa Yesus akan datang untuk keduakalinya untuk mengadakan penghakiman kepada segenap umat manusia. Petrus memaparkan gambaran suasana di mana hari Tuhan itu akan terjadi. Petrus tidak hanya memberi penjelasan kepada mereka, namun sekaligus mempersiapkan segenap orang percaya untuk mengambil sikap yang benar di hadapan Tuhan. Mereka harus mengalami pertobatan yang sungguh-sungguh dan tidak mudah digoyahkan ajaran-ajaran sesat, sehingga ketika tiba harinya Tuhan, maka mereka beroleh hidup dan melihat langit baru dan bumi baru yang penuh sukacita.

II.           Penjelasan Nats
1.      Tuhan Tidak Pernah Lalai dengan Yang Dijanjikan-Nya (ay. 8 – 9)
Pasal 3:1-7 Petrus menjelaskan bagaimana situasi kehidupan manusia sebelum masa Hari Tuhan itu datang. Para guru-guru palsu dan para pengejek-pengejek yang hidup menurut hawa nafsunya akan tampil untuk menggoyang iman percaya orang Kristen. Mereka akan mengatakan, “Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan.” Mereka sebenarnya sudah tahu bahwa hari Tuhan itu ada, namun karena tak kunjung datang, maka mereka tidak lagi percaya akan hari Tuhan, sebab jauh sebelum mereka lahir, tentang hari Tuhan telah dikumandangkan oleh para nabi. Untuk itu Petrus menegaskan kembali agar segenap orang Kristen tidak tidak tergoda oleh perkataan-perkataan itu. Hendaklah mereka senantiasa setia dalam penantian dengan tetap melakukan apa yang berkenan di hadapan Tuhan. Sehingga ketika hari Tuhan itu benar-benar datang, maka hari itu menjadi hari sukacita bagi mereka, namun kebinasaan bagi yang melawan kehendak Tuhan. Petrus mengingatkan agar orang percaya tidak perlu menghitung-hitung hari untuk menentukan kapan Tuhan Yesus datang untuk keduakalinya. Karena kedatangan Tuhan itu tidak dapat diperhitungkan atau diprediksi dengan perhitungan hari-hari manusia. Sesungguhnya di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari. Artinya, bahwa bagi Tuhan, pekerjaan seribu tahun bagi manusia dapat dia selesaikan dalam satu hari, dan sebaliknya, Dia bisa mengambil waktu seribu tahun untuk mengerjakan sesuatu yang sebenarnya selesai dalam satu hari. Allah bisa saja menjadikan hari itu sebagai hari-Nya, namun Ia masih sabar terhadap umat-Nya. Ia menghendaki agar tidak ada umat-Nya yang binasa, sehingga Dia masih memberi waktu untuk berbalik dan bertobat. Jadi Petrus ingin menyampaikan bahwa Allah sama sekali tidak lalai dengan apa yang diucapkan-Nya, namun manusia yang menganggap Allah itu lalai karena manusia membuat perhitungannya sendiri terkait kedatangan Tuhan itu.

2.      Hari Tuhan (ay. 10 – 13)
Akan tetapi kedatangan hari Tuhan itu akan benar-benar menyentak semua orang. Petrus mengumpakan-Nya seperti kedangan pencuri. Tentu pencuri biasanya datang ketika semua orang terlelap menikmati tidurnya, demikian Allah akan datang dengan tiba-tiba saat manusia menikmati hidupnya. Yang menikmati hidup dalam Tuhan akan bersukacita, sementara orang yang masih asyik menikmati hidup dalam kesibukan dan dosa-dosanya akan tersentak karena tidak ada lagi waktu keduakalinya untuk berbalik dan bertobat. Yang ada adalah hukuman kekal yang akan menyiksanya. Hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan lenyap. Untuk itu Petrus mengajarkan agar mereka tetap mempertahankan kesucian dan kesalehan hidup mereka selama masa penantian Tuhan datang. Hidup orang percaya harus dipusatkan pada Allah dan pengharapan akan menerima hidup baru di dalam-Nya. Kedatangan Tuhan yang diibaratkan sebagai pencuri juga diungkapkan oleh Paulus, “karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam” (1 Tes. 5 : 2). Selain itu, di Wahyu 3 : 3, “Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu”. Untuk itu, orang percaya diberi waktu untuk mengubah hidup untuk senantiasa hidup suci dan saleh,tanpa meragukan kepastian hari Tuhan itu. Tujuan Tuhan sangat jelas. Dia tidak menginginkan umat-Nya binasa karena Tuhan tidak pernah menciptakan manusia sebagai produk gagal, namun sebagai produk/ ciptaan yang paling mulia dan sebagai mandataris atas segenap ciptaan. Akan tetapi manusia saja yang menjadikan dirinya sebagai orang yang gagal mengemban tugas dan tanggungjawab dari Tuhan, sehingga dia tidak lagi layak di hadapan Tuhan.

3.      Tugas & Tanggungjawab Orang Percaya (ay. 14 – 15)
Petrus tidak hanya mengingatkan dan meneguhkan iman orang percaya, namun juga mengajarkan mereka apa yang menjadi tugas dan tanggungjawab mereka dalam menanti hati Tuhan itu. Petrus mengajarkan mereka agar mereka tidak berdiam diri dan berpangku tangan dalam menanti kedatangan hari Tuhan. Petrus katakan, “....sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia”. Meskipun kedatangan hari Tuhan itu tidak pasti kapan, namun Petrus mengajar mereka agar senantiasa berusaha dan tetap hidup dalam kebenaran sehingga kapanpun hari Tuhan itu datang, tidak menimbulkan keterkejutan. Ketika Tuhan datang, orang percaya didapati Tuhan tidak bercacat dan tidak bercela (perbuatannya) karena hidup berdamai dengan Allah dan sesama. Untuk itu, biarlah waktu dan kesempatan yang Tuhan berikan itu dipergunakan dengan sebaik-baiknya dengan hidup dalam Tuhan, agar keselamatan itu tetap berada dalam genggaman.


III.        Aplikasi
1.        mengingatkan kita, bahwa kita  sama sekali tidak perlu merasa takut dan khawatir akan kedatangan akhir dunia. Sebaliknya, umat Kristiani sebarusnya merindukan kedatangan Yesus Kristus untuk kalinya, sebagai sebuah peristiwa pembebasan/ pelepasan penuh bagi kita, akhir dari semua ikatan, kemenangan final Tuhan Yesus Kristus.
2.        Setidaknya ada 4 hal pokok yang perlu kita miliki dalam menyongsong kedatangan Tuhan Yesus yang keduakalinya. Pertama, Hidup dan Percaya. Kedua, Berbalik dan Bertobat. Ketiga, Menjalin Hubungan dan Komunikasi dengan Tuhan dalam Doa. Keempat, Taat dan Mau Diatur (Firman ) Tuhan. Keempat prinsip dasar ini akan menuntun orang percaya untuk senantiasa sabar dalam pengharapan menanti Hari Tuhan sembari melakukan apa yang berkenan di hadapan-Nya.
3.        Dalam Minggu Adven kedua ini, kita diajarkan bagaimana kita mampu mempertahankan iman percaya  kepada Tuhan Yesus serta menggunakan kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita untuk hidup dan percaya dengan sungguh-sungguh dan setia pada-Nya. Dengan demikian, sekalipun hari Tuhan itu lebih dahsyat dari air bah atau lebih dahsyat dari Sodom dan Gomora, namun bagi kita yang hidup dalam nama-Nya, hari Tuhan menjadi hari kemenangan terbesar bagi kita. Mari kita songsong kedatangan Tuhan yang keduakalinya dengan sukacita dan pengharapan yang pasti bahwa kita akan beroleh bahagian dalam sukacita sorga yang kekal. Tuhan Yesus memberkati. Amin.

C.Pdt. Polma Hutasoit, S.Th

Tidak ada komentar:

Posting Komentar