KERANGKA SERMON
EVANGELIUM MINGGU 24 FEBRUARI 2013
MINGGU REMINISCERE (Ingatlah Segala Rahmat dah Kasih SetiaMu, ya Tuhan/
Sai
Ingot ma Ale Jahowa Denggan ni BasaM)
Kejadian/
1 Musa 15 : 1 – 6
Tuhan
Setia dengan Janji-Nya/ Tuhan Tongtong Satia tu Padan-Na
I.
Pendahuluan
·
Abram adalah anak Terah, keturunan Sem. Abraham
dipanggil oleh Allah dari Ur-Kasdim, suatu daerah dekat Mesopotamia untuk pergi
ke daerah yang dijanjikan Tuhan kepadanya serta keturunannya. Istrinya bernama
Sarah. Ketika berusia senja, keduanya belum memiliki anak, padahal Tuhan telah
menjanjikan keturunan yang banyak kepadanya seperti bintang di langit dan pasir
di pantai.
·
Abraham merupakan salah satu tokoh terbesar dalam Perjanjian Lama yang
banyak memberikan pelajaran tentang kehidupan. Ia seorang manusia yang memiliki
kemauan yang sangat kuat untuk menemukan dan melaksanakan kehendak Tuhan, lebih
daripada segala hal lain. Abraham menunjukkan
kepatuhan dan kesetiaannya kepada Allah. Dia mau meninggalkan segala harta kekayaannya
serta sanak saudaranya demi mengikuti perintah Allah.
II.
Penjelasan
Nats
ü Pemanggilan Abraham untuk
Meninggalkan negeri, keluarga dan sanak saudara.
Kita
pasti bisa merasakan bagaimana rasanya jika kita berpisah dengan orang-orang
yang kita kasihi terutama keluarga dan sanak saudara. Namun Abraham
meninggalkan semua itu demi mematuhi perintah Allah, yaitu melangkah menuju
tanah yang dijanjikan Allah. Sebagai
manusia, berat rasanya kalau kita harus meninggalkan segala yang kita miliki
demi tujuan yang tidak kita ketahui. Namun Abraham tidak berfikir demikian, dia
tetap melakukan seperti yang Tuhan perintahkan, karena dia yakin akan kuasa dan
rencana Tuhan baginya.
ü Tuhan Menguatkan
Abraham.
Namun sebagai manusia, Abraham tetap
memiliki kelemahan dan keterbatasan iman. Di relung hatinya yang dalam, dia
merindukan kehadiran seorang anak sebagai pelengkap kebahagiaannya dan sebagai
pewaris harta yang dimilikinya. Allah tahu apa
yang sedang dipergumulkan oleh Abraham. Untuk itu, Allah menampakkan
diri-Nya kepada Abraham dalam sebuah penglihatan dan memberi semangat dan
kekuatan kepada Abraham agar Abraham tetap setia dan menjanjikan upah yang
besar yang akan diberikan Allah kepadanya.
ü Kegelisahan Abraham.
Abraham juga seorang manusia yang mengalami
perasaan-perasaan mendua serta gejolak emosi campur baur yang juga dialami
setiap orang bahkan oleh umat Kristen. Meskipun keinginannya yang sangat besar
untuk menaati Allah, tetapi terkadang ia ragu akan janji Allah. Dalam beberapa
kesempatan, ia dengan berani melangkah berdasarkan iman, namun pada kesempatan
lain, langkahnya surut karena ketakutannya. Nats ini menerangkan bagaimana
Abraham mulai putus asa karena belum memiliki penerus/ anak yang akan mewarisi
hartanya. Sehingga dia berniat mengangkat Eliezer hambanya. Eliezer merupakan hambanya
yang paling setia dan bertanggungjawab kepada Abraham.
ü Allah itu Setia Pada
Janji-Nya.
Allah tidak membiarkan Abraham larut dalam
kegelisahannya. Untuk itu Allah kembali meyakinkan dia. Allah berjanji kepada
Abraham bahwa ahli waris Abraham adalah anaknya sendiri. Kemudian dalam
penglihatannya itu, Allah membawa Abraham ke luar dan memperlihatkan
bintang yang bertaburan di langit. Dan
Allah menjanjikan keturunan yang sedemikian banyak kepada Abraham.
ü Janji Allah nyata bagi
yang mengimaninya.
Setelah mendengar sabda Allah, maka
Abraham percaya kepada Allah dan kegelisahan di dalam dirinya berubah menjadi
sukacita. Abraham yakin bahwa Allah adalah Allah yang setia dan akan menepati
janji-Nya. Iman dan kepercayaan yang ditunjukkan oleh Abraham di hadapan Allah dan
Allah memperhitungkan iman dan kepercayaan Abraham itu sebagai kebenaran yang
sungguh-sungguh.
III.
Aplikasi
Ada beberapa hal yang bisa kita
pelajari dari nas ini:
1. Allah persis mengetahui kegelisahan
dan pergumulan yang kita alami. Untuk itu, mari kita mengadukan kegelisahan dan
pergumulan kita hanya kepada Allah sama seperti Abraham yang mengadukan
kegelisahan dan pergumulannya kepada Allah. Yakinlah Allah adalah tempat untuk
kita menyatakan seluruh kerisauan dan Allah siap untuk mendengar dan menguatkan
kita.
2. Jika kita diperhadapkan kenyataan
hidup dan logika kita, mungkin akan muncul dibenak kita pertanyaan-pertanyaan
akan kasih setia Allah dalam hidup kita. Namun kita harus percaya bahwa Iman
melebihi logika manusia. Di dalam Ibrani 11: 1 dikatakan bahwa Iman adalah
dasar dari harapan dan bukti dari yang tidak kita lihat.
3. Janji Tuhan
itu pasti! Allah tidak akan ingkar janji karena Dia adalah Allah
yang setia. Memang jawaban dari kasih setia Allah itu tidak selamanya langsung
kita dapat seperti membalikkan telapak tangan, tidak selamanya doa kita akan
langsung dikabulkan Allah dan tidak semua doa kita akan dikabulkan-Nya. Namun
Allah akan senantiasa melimpahkan berkat-Nya kepada orang yang setia kepada-Nya.
Seperti halnya janji Allah kepada Abraham untuk menjadi bangsa yang besar
mempunyai proses yang panjang mulai dari lahirnya Ishak hingga ke 12 anak-anak
Yakub sampai kepada Musa dan sampai kepada Tuhan Yesus sebagai penggenapan
janji Allah itu. Kita harus mampu mempercayai kasih setia Allah di tengah-tengah
kehidupan kita, bahwa Allah senantiasa bekerja memperhatikan dan membimbing
kita kepada kasih setia-Nya itu. Amin.
C.Pdt. Polma Hutasoit, S.Th
Tidak ada komentar:
Posting Komentar