Kamis, 16 Juli 2015

Kejadian/ 1 Musa 15 : 1 – 6 Tuhan Setia dengan Janji-Nya/ Tuhan Tongtong Satia tu Padan-Na

KERANGKA  SERMON EVANGELIUM MINGGU 24 FEBRUARI 2013
MINGGU REMINISCERE (Ingatlah Segala Rahmat dah Kasih SetiaMu, ya Tuhan/
Sai Ingot ma Ale Jahowa Denggan ni BasaM)
Kejadian/ 1 Musa 15 : 1 – 6
Tuhan Setia dengan Janji-Nya/ Tuhan Tongtong Satia tu Padan-Na

I.                   Pendahuluan
·        Abram  adalah anak Terah, keturunan Sem. Abraham dipanggil oleh Allah dari Ur-Kasdim, suatu daerah dekat Mesopotamia untuk pergi ke daerah yang dijanjikan Tuhan kepadanya serta keturunannya. Istrinya bernama Sarah. Ketika berusia senja, keduanya belum memiliki anak, padahal Tuhan telah menjanjikan keturunan yang banyak kepadanya seperti bintang di langit dan pasir di pantai.
·        Abraham merupakan salah satu tokoh terbesar dalam Perjanjian Lama yang banyak memberikan pelajaran tentang kehidupan. Ia seorang manusia yang memiliki kemauan yang sangat kuat untuk menemukan dan melaksanakan kehendak Tuhan, lebih daripada segala hal lain. Abraham menunjukkan kepatuhan dan kesetiaannya kepada Allah. Dia mau meninggalkan segala harta kekayaannya serta sanak saudaranya demi mengikuti perintah Allah.

II.                Penjelasan Nats
ü  Pemanggilan Abraham untuk Meninggalkan negeri, keluarga dan sanak saudara. 
    Kita pasti bisa merasakan bagaimana rasanya jika kita berpisah dengan orang-orang yang kita kasihi terutama keluarga dan sanak saudara. Namun Abraham meninggalkan semua itu demi mematuhi perintah Allah, yaitu melangkah menuju tanah yang dijanjikan Allah. Sebagai manusia, berat rasanya kalau kita harus meninggalkan segala yang kita miliki demi tujuan yang tidak kita ketahui. Namun Abraham tidak berfikir demikian, dia tetap melakukan seperti yang Tuhan perintahkan, karena dia yakin akan kuasa dan rencana Tuhan baginya.

ü  Tuhan Menguatkan Abraham.
    Namun sebagai manusia, Abraham tetap memiliki kelemahan dan keterbatasan iman. Di relung hatinya yang dalam, dia merindukan kehadiran seorang anak sebagai pelengkap kebahagiaannya dan sebagai pewaris harta yang dimilikinya. Allah tahu apa  yang sedang dipergumulkan oleh Abraham. Untuk itu, Allah menampakkan diri-Nya kepada Abraham dalam sebuah penglihatan dan memberi semangat dan kekuatan kepada Abraham agar Abraham tetap setia dan menjanjikan upah yang besar yang akan diberikan Allah kepadanya.

ü  Kegelisahan Abraham.
     Abraham juga seorang manusia yang mengalami perasaan-perasaan mendua serta gejolak emosi campur baur yang juga dialami setiap orang bahkan oleh umat Kristen. Meskipun keinginannya yang sangat besar untuk menaati Allah, tetapi terkadang ia ragu akan janji Allah. Dalam beberapa kesempatan, ia dengan berani melangkah berdasarkan iman, namun pada kesempatan lain, langkahnya surut karena ketakutannya. Nats ini menerangkan bagaimana Abraham mulai putus asa karena belum memiliki penerus/ anak yang akan mewarisi hartanya. Sehingga dia berniat mengangkat Eliezer hambanya. Eliezer merupakan hambanya yang paling setia dan bertanggungjawab kepada Abraham.

ü  Allah itu Setia Pada Janji-Nya. 
  Allah tidak membiarkan Abraham larut dalam kegelisahannya. Untuk itu Allah kembali meyakinkan dia. Allah berjanji kepada Abraham bahwa ahli waris Abraham adalah anaknya sendiri. Kemudian dalam penglihatannya itu, Allah membawa Abraham ke luar dan memperlihatkan bintang  yang bertaburan di langit. Dan Allah menjanjikan keturunan yang sedemikian banyak kepada Abraham.

ü  Janji Allah nyata bagi yang mengimaninya.
     Setelah mendengar sabda Allah, maka Abraham percaya kepada Allah dan kegelisahan di dalam dirinya berubah menjadi sukacita. Abraham yakin bahwa Allah adalah Allah yang setia dan akan menepati janji-Nya. Iman dan kepercayaan yang ditunjukkan oleh Abraham di hadapan Allah dan Allah memperhitungkan iman dan kepercayaan Abraham itu sebagai kebenaran yang sungguh-sungguh.

III.             Aplikasi
Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari nas ini:
1.  Allah persis mengetahui kegelisahan dan pergumulan yang kita alami. Untuk itu, mari kita mengadukan kegelisahan dan pergumulan kita hanya kepada Allah sama seperti Abraham yang mengadukan kegelisahan dan pergumulannya kepada Allah. Yakinlah Allah adalah tempat untuk kita menyatakan seluruh kerisauan dan Allah siap untuk mendengar dan menguatkan kita.
2.   Jika kita diperhadapkan kenyataan hidup dan logika kita, mungkin akan muncul dibenak kita pertanyaan-pertanyaan akan kasih setia Allah dalam hidup kita. Namun kita harus percaya bahwa Iman melebihi logika manusia. Di dalam Ibrani 11: 1 dikatakan bahwa Iman adalah dasar dari harapan dan bukti dari yang tidak kita lihat.
3.   Janji Tuhan itu pasti! Allah tidak akan ingkar janji karena Dia adalah Allah yang setia. Memang jawaban dari kasih setia Allah itu tidak selamanya langsung kita dapat seperti membalikkan telapak tangan, tidak selamanya doa kita akan langsung dikabulkan Allah dan tidak semua doa kita akan dikabulkan-Nya. Namun Allah akan senantiasa melimpahkan berkat-Nya kepada orang yang setia kepada-Nya. Seperti halnya janji Allah kepada Abraham untuk menjadi bangsa yang besar mempunyai proses yang panjang mulai dari lahirnya Ishak hingga ke 12 anak-anak Yakub sampai kepada Musa dan sampai kepada Tuhan Yesus sebagai penggenapan janji Allah itu. Kita harus mampu mempercayai kasih setia Allah di tengah-tengah kehidupan kita, bahwa Allah senantiasa bekerja memperhatikan dan membimbing kita kepada kasih setia-Nya itu. Amin.


 C.Pdt. Polma Hutasoit, S.Th

Tidak ada komentar:

Posting Komentar