KERANGKA SERMON EVANGELIUM MINGGU 01
Maret 2015
MINGGU REMINISCERE (Ingatlah
Segala Rahmat dan Kasih Setia-Mu, Ya Tuhan)
Ev : Markus
8 : 31 – 38 Ep : Kejadian 17 : 1 – 7 + 15 – 16 S. Patik : Ibrani 12 : 2
Menyangkal Diri & Memikul Salib
I.
Pendahuluan
Kitab
Markus adalah kitab terpendek dari keempat Injil dan merupakan sebuah kitab
yang lebih terfokus pada perbuatan Yesus daripada perkataan-Nya.
Injil
Markus memberikan gambaran yang hidup atas Yesus dengan pengajaran,
penyembuhan, dan pelayanan-Nya terhadap kebutuhan orang-orang. Yesus merupakan
contoh dan teladan yang sempurna bagi manusia disepanjang masa. Pelayanan-Nya
kepada umum termasuk ketika Ia memperlihatkan kekuasaan ilahi-Nya atas
penyakit, alam, setan-setan dan bahkan maut. Namun, perlawanan dan kebencian
terhadap Yesus bertumbuh dari pihak Imam Besar, orang-orang Farisi, dan Saduki.
Pada akhirnya, Yesus ditangkapan dan disalibkan. Akan tetapi Ia bangkit untuk
mengalahkan dosa dan maut, bahkan kebangkitan-Nya memateraikan kemenangan sebagai
puncak bagi semua yang percaya kepada-Nya untuk menyelamatkan mereka. Kehadiran
Yesus ke dunia bertujuan untuk memberikan jaminan keselamatan kepada setiap
orang yang percaya kepada-Nya, sehingga iman mereka tidak sia-sia.
II.
Penjelasan
Nats
1.
Pemberitahuan Pertama Tentang Penderitaan
Yesus (ay. 31-32)
Inilah
saat pertama kalinya Yesus memberitahukan tentang penderitaan yang akan
dihadapinya di kayu salib. Yesus mengatakan bahwa diri-Nya akan menanggung banyak penderitaan, ditolak oleh
tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh, namun
akan bangkit pada hari yang ketiga. Pada ayat ini kita dapat melihat bahwa
penderitaan yang dihadapi oleh Yesus bukanlah penderitaan yang biasa-biasa
saja, melainkan suatu penderitaan yang sangat berat yang
mempertaruhkan nyawa-Nya.
Apa
yang Yesus ajarkan itu kontras sekali dengan konsep/ kepercayaan murid-murid
tentang Mesias, sehingga menimbulkan reaksi dari para murid-Nya, Petrus. Petrus
menarik Yesus ke samping untuk menegor Yesus agar Ia tidak melanjutkan perkataan-Nya
kepada murid-murid-Nya.
2.
Syarat Mengikut Yesus (ay. 33-34)
Sikap Petrus menimbulkan
kemarahan bagi Yesus. Sehingga di hadapan para murid-Nya, Yesus menghardik
Petrus, “"Enyahlah Iblis, sebab
engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang
dipikirkan manusia.” Yesus marah kepada Petrus karena perkataan Petrus
menghalangi Yesus melakukan misi-Nya. Petrus berusaha mengarahkan Yesus untuk
bertindak seperti konsep berfikirnya, sementara Yesus bertindak sesuai dengan
konsep Allah. Maka Yesus menyatakan syarat utama mengikut Dia, yakni :
v Menyangkal
Diri : melupakan dan meninggalkan kepentingan sendiri (ego), adanya
ketulusan dan penyerahan diri pada Tuhan. Penyangkalan diri berarti sebuah
sikap yang diwujudkan dalam sebuah tekad, keinginan, komitmen, keberanian dan
integritas.
v Memikul
Salib : Bahagian dari mengikut Yesus adalah siap
menghadapi salib kehidupan (segala situasi yang terjadi karena iman kepada
Kristus). Salib melambangkan beban berat yang harus ditanggung dan dipikul oleh
pengikut Kristus, penderitaan (1 Ptr. 2:21), kematian (Kis. 10:39), kehinaan
(Ibr. 12:2), cemoohan (Mat. 27:39), penolakan (1 Ptr. 2:4). Tentu saja kunci
utamanya adalah SETIA
v Ikut
Dia : Mengikut yang dimaksud adalah tetap secara terus-menerus. Keputusan
akhir yang tidak bisa ditawar dari seorang Kristen adalah MENGIKUT YESUS dalam Ketaatan.
3.
Upah Pengikut Yesus (ay. 35-38)
Yesus mengangkat 2 tipe
manusia, yaitu Pertama, orang yang takut menderita demi Yesus dan Kedua,
berani menderita bahkan mempertaruhkan nyawanya demi Yesus. ‘Menyelamatkan nyawa’ berarti mencari
aman, tidak mau menghadapi resiko demi Kristus, tidak mau berkorban bagi
Kristus. Ini jelas merupakan orang yang tidak cinta kepada Tuhan. Tidak ada
cinta tanpa pengorbanan. Kehilangan nyawa sebagai wujud cinta kasih kepada Kristus justru merupakan
bagian dari jalan untuk memperoleh hidup yang kekal. Sebaliknya orang yang
mempertahankan nyawanya untuk kesenangannya dan mengejar segala yang ada di
dunia, bahkan yang menyangkal Yesus justru sedang berjalan menuju kekelaman.
Hidup yang diberikan Tuhan
adalah sesuatu yang berharga untuk kita hargai dan syukuri. Namun bagaimanapun
juga hidup di dunia ada batasnya, sehingga dalam ucapan Yesus selanjutnya
ditegaskan: "Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia
kehilangan nyawanya". Maka esensi kehidupan tidak hanya untuk
bertahan hidup, tetapi jauh lebih dari itu adalah bertahan untuk tetap hidup bersama Dia yang memberi kehidupan. Jika
hanya sekedar menyelamatkan nyawa, maka kita sedang mengejar hidup yang akan
segera binasa, kita sedang mencari dan menikmati kebahagiaan yang palsu yang
dengan sekejap akan lenyap. Bagi orang yang malu dan menyangkal Yesus, maka
Yesuspun tidak akan mengakui mereka. Matius 7 : 23, “Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata:
Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat
kejahatan!”
III.
Refleksi
& Aplikasi
v Sebagai
pengikut Kristus, hendaklah kita berfikir dan bertindak sebagaimana yang Tuhan
inginkan dari kita, bukan malah mengarahkan Tuhan melakukan sesuatu yang kita
pikirkan, seperti yang dilakukan Petrus.
v Syarat
mutlak yang harus kita miliki sebagai pengikut Kristus adalah kesiapan kita
untuk menyangkal diri kita, siap memikul salib dan mengikut Dia. Tidak mudah
memang, tapi bukan berarti tidak bisa. Jika Allah di pihak kita, maka Dialah
yang akan memampukan kita untuk mengikut-Nya. Janji-Nya jelas, “Lalu
firman-Nya: "Bukankah Aku akan menyertai engkau?” (Kel. 3 : 12).
v Ciri
khas orang percaya adalah hidup dalam iman percayanya dan berjalan di jalan
Tuhan yang ia percayai. Berarti orang percaya tidak akan menggadaikan imannya
demi kepentingannya sendiri, akan tetapi ia akan memperjuangkan iman percayanya
dan siap berkorban demi Kristus yang diimaninya sebagai Juruselamat. Maka,
komitmen kita adalah, “Saya mau ikut
Yesus, saya mau ikut Yesus sampai s’lama-lamanya. Meskipun saya susah,
menderita dalam dunia, saya mau ikut Yesus sampai s’lama-lamanya.” (KJ. No. 375). Amin..
C.Pdt. Polma Hutasoit, S.Th
Tidak ada komentar:
Posting Komentar