Kamis, 30 Juli 2015

Ulangan 30 : 15 – 20, "Hidup, Bertambah Banyak dan Diberkati"

KERANGKA  SERMON EVANGELIUM MINGGU 16 Februari  2014
MINGGU SEPTUAGESIMA (70 Hari Sebelum Paskah)
Ev : Ulangan 30 : 15 – 20                Ep : 1 Korintus 3 : 1 – 9                    S.Patik : Amsal 3 : 11
Hidup, Bertambah Banyak dan Diberkati

I.               Pendahuluan
Perjalanan bangsa Israel dari tanah Mesir menuju tanah perjanjian bukanlah perjalanan yang mudah. Setelah mereka diselamatkan Allah dari Mesir tidak serta merta hidup mereka langsung indah dan penuh kesenangan, tetap saja perjuangan berat yang mereka hadapi. Mulai dari melewati laut Teberau, menjalani padang gurun serta menghadapi peperangan. Hal ini menunjukkan bahwa hidup bersama Tuhan tetap akan banyak tantangan, hanya saja jika manusia sudah percaya dan hidup di dalam Tuhan maka ketika ada pergumulan, dia hanya mau mengadu dan mengandalkan Tuhan untuk mengatasi masalahnya. Terbukti bahwa orang Israel yang patuh kepada perintah Tuhanlah yang dapat sampai dan masuk ke tanah perjanjian itu, sementara orang yang memilih untuk tidak patuh, mati di tengah padang gurun. Tuhan memang adalah Pencipta dan berkuasa atas ciptaan-Nya, namun bukan berarti Tuhan bertindak otoriter kepada manusia dan mengendalikan manusia seperti robot. Allah tetap memberikan manusia itu kehendak bebas untuk menjalani hidupnya. Sebelum manusia jatuh ke dalam dosa, Allah memberikan kuasa bagi manusia untuk mengelola dan menguasai ciptaan lain (sebagai mandataris). Namun manusia itu memilih mematuhi godaan ular sehingga kehendak bebas itu di salahgunakan, akibatnya manusia jatuh ke dalam penghukuman. Untuk itulah Allah melalui Musa memerintahkan bangsa itu memilih untuk melakukan perintah Allah ketika mereka nenti berada dan tinggal di tanah perjanjian itu.

II.            Penjelasan Nats
Ø  Hidup adalah Pilihan (ay. 15 – 18)
Ada sebuah umpasa batak mengatakan, “Eme na masak digagat ursa, aha namasa, ima niula”. Orang seperti ini merupakan gambaran orang yang tidak memiliki pendirian dan prinsip hidup. Firman Tuhan dalam perikop ini mengajak bangsa Israel untuk mengambil komitmen antara memilih patuh dan taat kepada Tuhan atau taat kepada keinginan dan tawaran duniawi. Perikop ini merupakan bagian dari pidato terakhir Musa sebelum dia digantikan oleh Yosua dan sebelum mereka memasuki tanah perjanjian. Posisi bangsa itu berada di Moab dan Musa berdiri sekali lagi di hadapan bangsa Israel, untuk memperhadapkan bangsa itu dalam mengambil pilihan yang paling menentukan bagi kehidupan mereka dan masa depan mereka. Dalam ayat 15 jelas dikatakan bahwa, “Ingatlah, aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan”. Melalui firman ini, dalam kehidupan sehari-hari umat Israel diberi Tuhan pilihan untuk memilih apakah mereka mau beroleh hidup dan keberuntungan atau malah lebih memilih kematian dan kecelakaan. Lebih jelas firman Tuhan katakan dalam ayat 16 bahwa setiap orang yang mau hidup dalam perintah Tuhan dan mau diatur oleh firman Tuhan, maka dia akan beroleh hidup dan bertambah banyak dan diberkati oleh TUHAN Allah di negeri ke mana mereka masuk untuk mendudukinya. Memang, mengikut Tuhan itu tidak gampang, karena kita akan diperhadapkan dengan banyak tantangan, namun meskipun tidak gampang, mengikut Tuhan itu indah dan tentu penuh berkat dan sukacita bagi yang mensyukurinya. Akan tetapi, jika mereka memilih untuk tidak patuh terhadap perintah Tuhan dan lebih patuh terhadap berhala dan menduakan Tuhan, maka sudah jelas hukuman dan kecelakaan bahkan kebinasaan akan menjadi bahagian dari hidupnya (ay. 18). Larangan keras ini Tuhan sampaikan agar bangsa Israel tidak menduakan Tuhan dengan menyembah berhala. Sebenarnya bangsa Israel sudah tahu bahwa Allah itu adalah Allah yang sangat benci kepada orang yang menduakan-Nya. Bahkan dalam Titah yang kedua jelas dikatakan agar bangsa itu tidak membuat bagi mereka patung yang menyerupai apapun dan dimanapun untuk disembah, karena Allah tidak mau ciptaan-Nya bersembah sujud kepada ciptaan lain. Karena itu adalah pelanggaran besar yang pasti juga akan menghadirkan ganjaran yang besar bagi orang yang menduakan Tuhan.
Jadi firman Tuhan ini jelas mengatakan bahwa jika ingin beroleh hidup dan keberuntungan, orang percaya tentu haruslah yang turut dengan Sabda Tuhan. Turut bukan berarti hanya karena ikut-ikutan dengan orang lain, namun turut perintah Tuhan karena ada pengenalan diri, ada pengenalan akan kasih Tuhan, sehingga ada komitmen, “mengikut Tuhan dan patuh terhadap perintah-Nya adalah keputusanku, maka aku hidup dan beruntung”.

Ø  Orang yang taat kepada Allah selalu mendapat perlindunganNya (ay. 19 – 20)
Pilihan yang harus diambil oleh bangsa Israel bukan pilihan yang main-main, sebab kata Musa: "Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk" (ayat 19a). Mereka harus memilih antara "kehidupan" atau "kematian", antara "berkat" atau "kutuk". Tuhan memang memberi kesempatan untuk hidup bebas. Namun, kebebasan orang percaya memilih itu seperti kebebasan ikan di dalam akuarium atau di dalam kolam, ikan bebas berenang di dalamnya tetapi jika ia keluar pasti akan kering dan mati. Kebebasan manusia adalah kebebasan yang terikat hanya untuk lingkungan kemuliaan Tuhan saja, keluar dari lingungan itu pasti akan mati. Kita bebas menjalani hidup namun harus tetap seturut dengan kehendak Tuhan, karena di luar Dia, maka kematian, kutuk dan kebinasaan yang akan menjadi bagiannya. Musa dengan tegas katakan, “Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu”. Dari perintah ini dapat kita pahami bahwa yang taat akan firman Tuhan akan beroleh hidup, bahkan lebih dari pada itu, anak-anaknya juga akan terberkati. Untuk itu, Musa mengingatkan bangsa itu untuk senantiasa tinggal dalam kehidupan yang benar dan mengajarkan ajaran Tuhan pada anak-anak mereka, sehingga berkat itu akan mereka terima secara turun-temurun.  Dengan mengasihi TUHAN Allah, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya, maka mereka akan hidup dan lanjut umur di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyang mereka, yakni kepada Abraham, Ishak dan Yakub. Panjang umur adalah anugrah Allah yang harus di syukuri, sebagai kesempatan menikmati berkat berkat Tuhan dalam waktu yang panjang. Panjang umur juga berarti kesempatan untuk hidup bergaul dengan Tuhan selama hidup dibumi juga tetap terpelihara dengan baik.

III.          Aplikasi
ü  Bangsa Israel telah menerima keselamatan dari Allah ketika Allah membebaskan bangsa itu dari  belenggu perbudakan dan penjajahan Mesir dan membawa mereka ke tanah Kanaan, tanah perjanjian. Dalam perikop ini bangsa itu sudah hampir memasuki tanah perjanjian itu dan sudah berada Gunung Nebo dataran Moab sekitar 30-40 km dari tanah Kanaan. Dan sebelum memasuki Kanaan Musa mempersiapkan bangsa itu dengan mengajarkan mereka untuk tetap setia kepada Tuhan dan tidak menduakan Tuhan ketika mereka telah menduduki tanah perjanjian yang penuh dengan kebahagiaan itu.  Artinya untuk masuk hingga ke tujuan utama itu, bangsa itu harus tetap dibekali dengan perintah Tuhan. Mereka yang taat akan masuk dalam kebahagiaan. Sama halnya dengan kita orang percaya. Dari belenggu dosa kita telah dibebaskan dengan darah Yesus. Dengan demikian, kita kembali menjadi bagian dalam Kerajaan Allah. Namun untuk sampai dan masuk kesana, tentu banyak tantangan yang harus kita hadapi dalam hidup ini. Kita juga diperhadapkan dengan 2 pilihan. Matius 7:13-14, “Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya”.
ü  Memilih jalan Tuhan atau kehidupan berarti kita juga memilih berkat, hidup, dan keuntungan. Mazmur 37:25, Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti”. Daud melihat kehidupan panjang umur, sampai masa tua orang yang benar hidupnya tidak pernah di tinggalkan. Dia tidak kesepian, tidak ketakutan, sebab Tuhan selalu bersama dengan umat-Nya yang patuh pada-Nya. Yang paling luar biasa Daud berhasil dengan kebenarannya membentuk anak anak benar dan menjadi raja bagi bangsa yang besar itu, maka hidupnya senantiasa penuh ucapan syukur. Sama dengan hidup kita, sebagai orang percaya tidak cukup hanya kita yang melakukan kehendak Allah, namun harus diajarkan kepada anak-cucu secara turun-temurun, sehingga aliran berkat Tuhan juga mengalir dengan terus-menerus dalam keluarga kita sementara kutuk dan kebinasaan.
ü  Berkat yang melimpah bisa menjadi jalan menuju kehancuran yang membinasakan. Hal ini bisa terjadi ketika orang berfokus pada berkatnya. Allah ingin agar bangsa Israel nantinya tetap bersyukur dan dekat dengan Tuhan ketika mereka sudah sampai di tanah yang penuh susu, madu dan tanah subur itu. Allah tidak ingin mereka terbuai dengan kenikmatan dan kelimpahan Kanaan sehingga mereka menjadi serakah dan meninggalkan Tuhan. Tuhan mau agar mereka yang mengendalikan kemakmuran itu, bukan malah sebaliknya. Hal ini juga sampai kepada kita. Sebagai orang yang telah menerima segala kebaikan Tuhan, jangan pernah terbuai sehingga lupa bersyukur kepada Tuhan. Jangan sampai berkat itu mengendalikan kita, namun kitalah yang harus mengendalikannya sehingga menjadi kemuliaan bagi nama Tuhan dan sukacita bagi kita. Ketahuilah bahwa apa kita miliki saat ini belum seberapa dibanding berkat yang akan tambahkan lagi jika kita tetap memilih untuk setia kepada-Nya. Kiranya Tuhanlah yang memampukan kita tetap teguh dan setia kepada Tuhan.  “Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu”. Amin.

C.Pdt. Polma Hutasoit, S.Th

Tidak ada komentar:

Posting Komentar