Jumat, 31 Juli 2015

Kisah Rasul 4 : 5 – 12, "Merayakan dan Menyaksikan Kuasa Allah"

Bahan Sermon, Minggu 26 April  2015
Ep.  Kisah Rasul 4 : 5 – 12                                                            Ev. Mazmur 23 : 1 – 6
Nama Minggu  : JUBILATE (Bersoraksorailah Bagi Allah Hai Seluruh Bumi)
“Merayakan dan Menyaksikan Kuasa Allah”

I.                   Pendahuluan
Yesus memberi tugas dan mandat kepada para murid-Nya dan semua yang percaya pada-Nya untuk membawa kabar keselamatan dalam nama Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus. Yesus tidak hanya memerintahkan mereka, namun Ia juga berjanji akan menyertai mereka sampai akhir zaman. Para pemimpin agama Yahudi mengira bahwa perjalanan Yesus telah berakhir, namun mereka keliru. Yesus memakai para murid-Nya dan semua orang yang percaya menjadi alat-Nya membawa dan memberitakan keselamatan di dalam nama-Nya. Bahkan tidak hanya memberitakan, Petrus sendiri telah dimampukan Tuhan untuk mengadakan mujijat dengan menyembuhkan seorang yang lumpuh (Kis. 3:1-10). Bersama Yohanes, Petrus juga berkhotbah di depan Serambi Salomo (Kis. 3:1-26) yang membuat orang semakin banyak yang percaya pada Yesus. Karena keberaniannya, Petrus dan Yohanes ditangkap oleh para pengawal yang disuruh imam-imam. Mereka pun dipenjarakan sebelum diadili di hadapan Mahkamah Agama, namun dipenjarapun mereka tetap memberitakan firman Tuhan sehingga banyak juga yang percaya (Kis. 4:1-4).

II.                Penjelasan
1.   Diadili Karena Mengikut Kristus (ay. 5 – 7)
Ahli Taurat adalah golongan yang tidak percaya akan kebangkitan orang mati. Golongan ini sangat membenci Yesus sehingga beberapa diantara mereka memiliki andil besar dalam penangkapan dan penyaliban Yesus (Luk. 22:66). Untuk itu, ketika mereka mendengar bahwa Petrus mengajarkan tentang kebangkitan di Serambi Salomo, maka mereka langsung segera mengajak kepala pengawal Bait Allah untuk menangkap Petrus dan Yohanes serta memenjarakan mereka. Pengalaman ini menjadi renungan bagi kita bahwa tidak selamanya karena perbuatan jahat manusia masuk ke dalam penderitaan/ penjara, tapi karena kebenaranpun kita akan menghadapi tantangan. Tapi Petrus dan Yohanes tidak gentar dan keberanian mereka tidak surut untuk mempertahankan imannya di hadapan Tuhan.
Esok harinya, para pemimpin, tua-tua dan ahli-ahli Taurat mengadakan sidang di Yerusalem. Sidang yang sama seperti ketika hendak menghakimi Yesus. Imam Besar Hanas dan menantunya Kayafas memimpin sidang. Kedua orang ini juga berperan penting dalam peristiwa pengadilan Yesus (Yoh. 18:24-28). Mereka juga tidak senang bahwa Yesus yang telah mereka korbankan itu memiliki pengikut yang ternyata sama gigihnya dengan Yesus.
Sidang mempertanyakan kuasa yang dipakai oleh Petrus dan Yohanes dalam melakukan mujijat dan keberanian dalam mengabarkan berita tentang Yesus. Pertanyaan ini dilontarkan karena mereka merasa terancam karena bisa-bisa tidak ada lagi yang mendengar khotbah mereka karena orang-orang memilih untuk mendengar khotbah tentang Yesus. Para imam dan ahli Taurat yang menyatakan firman Allah malah tidak lagi memberitakan kemuliaan Allah, namun mereka malah mencuri kemuliaan Allah itu demi kepentingan mereka sendiri. Petrus dan rasul lain selalu berusaha dekat dengan semua orang dan semua lapisan, sementara para imam tidak melayani semua orang dan mereka menajiskan orang lain.

2.   Tuhan Memberi Hikmat, Kemampuan dan Keberanian Bagi Hamba-Nya (ay. 8 – 12)
Ketika Petrus dan Yohanes menerima pertanyaan itu, mereka dikelilingi orang yang membencinya dan yang menginginkan kematian mereka, kecuali mereka mau menyangkal imannya. Harapan mereka tidak tercapai karena dengan tegas Petrus menentang mereka. Roh Kudus memenuhi Petrus dan memberinya hikmat, kemampuan dan keberanian untuk menyatakan kebenaran. Dia tahu bahwa tidak akan ada yang membela mereka, namun dia sadar bahwa pembelanya ialah Yesus Kristus. Maka dengan lantang Petrus berkata, “"Hai pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua, jika kami sekarang harus diperiksa karena suatu kebajikan kepada seorang sakit dan harus menerangkan dengan kuasa manakah orang itu disembuhkan, maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel, bahwa dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi yang telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati -- bahwa oleh karena Yesus itulah orang ini berdiri dengan sehat sekarang di depan kamu. Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan -- yaitu kamu sendiri --, namun ia telah menjadi batu penjuru.”
Para peserta sidang mungkin berfikir bahwa kedua murid itu akan takut dan gemetar ketika diadili dan diberi pertanyaan. Namun sebaliknya, Petrus malah menyerang balik sekaligus bersaksi di tengah-tengah sidang bahwa apa yang mereka lakukan adalah atas kuasa dan nama Tuhan Yesus Kristus. Dia menambahkan bahwa Yesus itu adalah orang Nazaret yang mereka salibkan, namun bangkit dan mengalahkan kematian. Maka keberanian Petrus, Yohanes serta seluruh pengikut Kristus berasal dari Yesus Kristus yang memberi kekuatan melalui Roh Kudus-Nya. Dia mengumpakan Yesus sebagai batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan. Artinya orang Yahudi telah menolak Kristus dan membunuh-Nya, namun Ia menjadi batu penjuru. Batu penjuru adalah batu yang menyatukan dua dinding di sudut suatu bangunan dan menahan kesatuan bangunan itu. Jadi Yesus telah menjadi batu penjuru yang menahan kesatuan Gereja sehingga tetap kokoh dan kuat.
Ayat 12 menjadi sebuah pengakuan iman yang seharusnya dipegang oleh setiap pengikut Kristus, karena ini merupakan salah satu dasar dan bukti bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan keselamatan dan hidup. Petrus dengan tegas mengatakan, “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” Ayat ini membuktikan bahwa Yesus lah satu-satunya utusan Allah yang berani menyatakan diri sebagai Mesias Anak Allah yang hidup. Dan hanya Dialah utusan Allah yang mati namun bangkit hari ketiga serta kembali kepada Bapa dan menjadi Raja dalam tahta-Nya.

III.             Refleksi dan Aplikasi
1.    Semua orang menginginkan kemenangan dan keberhasilan, namun tidak semua orang mau dan mampu menjalani proses menuju kemenangan dan keberhasilan itu dengan benar dan sesuai aturan. Sering sekali kita terlalu fokus kepada tujuan, namun mengabaikan cara/ proses mencapai tujuan itu. Sering untuk berhasil, mendapat jabatan, uang dan sebagainya, manusia malah berbuat curang, mencuri, korupsi, menipu dll. Petrus dan Yohanes memberi teladan bagi kita agar kita setia dalam proses untuk mencapai tujuan. Mereka dalam tujuan menyampaikan kabar Injil menghadapi proses yang sulit bahkan sering sekali mengancam keselamatan nyawa mereka. Namun mereka tetap setia pada proses situ. Bahkan ketika berjalan benar pun banyak tantangan yang mereka alami. Namun kesetiaan mereka memenangkan mereka.
2.    Kunci sukses yang paling utama adalah ketika kita mau diatur oleh Tuhan, kita mau digembalakan oleh Tuhan, maka Tuhan akan memenangkan kita, seperti Tuhan memengkan Petrus dan Yohanes, bahkan saat tidak ada seorangpun yang membela mereka. Tidak hanya Petrus dan Yohanes, Daudpun dalam Mazmurnya mengungkapkan bagaimana indahnya ketika hidupnya digembalakan Tuhan. Ia merasa hidupnya bagai domba yang diiring tuannya ke padang rumput yang segar, sumber air jernih dan tenang, menolongnya dalam kekelaman sehingga dia tidak takut bahaya.
3.    Untuk itu, mari kita imani bahwa seberat apapun persoalan kita, kalau Tuhan di pihak kita, siapa pun dan apapun tidak dapat mengalahkan iman dan prinsip hidup kita. Kiranya Tuhan berkenan untuk menguatkan kita dalam setiap proses hidup kita, dan kita mampu mempertahankan kesetiaan kita kepada-Nya dalam situasi yang bagaimanapun. Yang berkorban untuk Kristus akan beroleh upah seratus kali lipat dan hidup yang kekal (Mat. 19:29)
                                                                                                                                 C.Pdt. Polma Hutasoit, S.Th

Tidak ada komentar:

Posting Komentar