Bahan
Sermon, Minggu 26 April 2015
Ep. Kisah Rasul 4 : 5 – 12 Ev. Mazmur 23 : 1 – 6
Nama
Minggu : JUBILATE (Bersoraksorailah Bagi Allah Hai Seluruh Bumi)
“Merayakan
dan Menyaksikan Kuasa Allah”
I.
Pendahuluan
Yesus memberi tugas dan mandat
kepada para murid-Nya dan semua yang percaya pada-Nya untuk membawa kabar
keselamatan dalam nama Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus. Yesus tidak hanya
memerintahkan mereka, namun Ia juga berjanji akan menyertai mereka sampai akhir
zaman. Para pemimpin agama Yahudi mengira bahwa perjalanan Yesus telah
berakhir, namun mereka keliru. Yesus memakai para murid-Nya dan semua orang
yang percaya menjadi alat-Nya membawa dan memberitakan keselamatan di dalam
nama-Nya. Bahkan tidak hanya memberitakan, Petrus sendiri telah dimampukan
Tuhan untuk mengadakan mujijat dengan menyembuhkan seorang yang lumpuh (Kis.
3:1-10). Bersama Yohanes, Petrus juga berkhotbah di depan Serambi Salomo (Kis.
3:1-26) yang membuat orang semakin banyak yang percaya pada Yesus. Karena
keberaniannya, Petrus dan Yohanes ditangkap oleh para pengawal yang disuruh
imam-imam. Mereka pun dipenjarakan sebelum diadili di hadapan Mahkamah Agama,
namun dipenjarapun mereka tetap memberitakan firman Tuhan sehingga banyak juga
yang percaya (Kis. 4:1-4).
II.
Penjelasan
1.
Diadili
Karena Mengikut Kristus (ay. 5 – 7)
Ahli Taurat adalah golongan
yang tidak percaya akan kebangkitan orang mati. Golongan ini sangat membenci
Yesus sehingga beberapa diantara mereka memiliki andil besar dalam penangkapan
dan penyaliban Yesus (Luk. 22:66). Untuk itu, ketika mereka mendengar bahwa
Petrus mengajarkan tentang kebangkitan di Serambi Salomo, maka mereka langsung
segera mengajak kepala pengawal Bait Allah untuk menangkap Petrus dan Yohanes
serta memenjarakan mereka. Pengalaman ini menjadi renungan bagi kita bahwa
tidak selamanya karena perbuatan jahat manusia masuk ke dalam penderitaan/
penjara, tapi karena kebenaranpun kita akan menghadapi tantangan. Tapi Petrus
dan Yohanes tidak gentar dan keberanian mereka tidak surut untuk mempertahankan
imannya di hadapan Tuhan.
Esok harinya, para pemimpin,
tua-tua dan ahli-ahli Taurat mengadakan sidang di Yerusalem. Sidang yang sama
seperti ketika hendak menghakimi Yesus. Imam Besar Hanas dan menantunya Kayafas
memimpin sidang. Kedua orang ini juga berperan penting dalam peristiwa pengadilan
Yesus (Yoh. 18:24-28). Mereka juga tidak senang bahwa Yesus yang telah mereka
korbankan itu memiliki pengikut yang ternyata sama gigihnya dengan Yesus.
Sidang mempertanyakan kuasa
yang dipakai oleh Petrus dan Yohanes dalam melakukan mujijat dan keberanian
dalam mengabarkan berita tentang Yesus. Pertanyaan ini dilontarkan karena
mereka merasa terancam karena bisa-bisa tidak ada lagi yang mendengar khotbah
mereka karena orang-orang memilih untuk mendengar khotbah tentang Yesus. Para
imam dan ahli Taurat yang menyatakan firman Allah malah tidak lagi memberitakan
kemuliaan Allah, namun mereka malah mencuri kemuliaan Allah itu demi
kepentingan mereka sendiri. Petrus dan rasul lain selalu berusaha dekat dengan
semua orang dan semua lapisan, sementara para imam tidak melayani semua orang
dan mereka menajiskan orang lain.
2.
Tuhan
Memberi Hikmat, Kemampuan dan Keberanian Bagi Hamba-Nya (ay. 8 – 12)
Ketika Petrus dan Yohanes
menerima pertanyaan itu, mereka dikelilingi orang yang membencinya dan yang
menginginkan kematian mereka, kecuali mereka mau menyangkal imannya. Harapan
mereka tidak tercapai karena dengan tegas Petrus menentang mereka. Roh Kudus
memenuhi Petrus dan memberinya hikmat, kemampuan dan keberanian untuk
menyatakan kebenaran. Dia tahu bahwa tidak akan ada yang membela mereka, namun
dia sadar bahwa pembelanya ialah Yesus Kristus. Maka dengan lantang Petrus
berkata, “"Hai pemimpin-pemimpin
umat dan tua-tua, jika kami sekarang harus diperiksa karena suatu kebajikan
kepada seorang sakit dan harus menerangkan dengan kuasa manakah orang itu
disembuhkan, maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel,
bahwa dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi
yang telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati -- bahwa oleh karena Yesus
itulah orang ini berdiri dengan sehat sekarang di depan kamu. Yesus adalah batu
yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan -- yaitu kamu sendiri --, namun ia
telah menjadi batu penjuru.”
Para peserta sidang mungkin berfikir
bahwa kedua murid itu akan takut dan gemetar ketika diadili dan diberi
pertanyaan. Namun sebaliknya, Petrus malah menyerang balik sekaligus bersaksi
di tengah-tengah sidang bahwa apa yang mereka lakukan adalah atas kuasa dan
nama Tuhan Yesus Kristus. Dia menambahkan bahwa Yesus itu adalah orang Nazaret
yang mereka salibkan, namun bangkit dan mengalahkan kematian. Maka keberanian
Petrus, Yohanes serta seluruh pengikut Kristus berasal dari Yesus Kristus yang
memberi kekuatan melalui Roh Kudus-Nya. Dia mengumpakan Yesus sebagai batu yang
dibuang oleh tukang-tukang bangunan. Artinya orang Yahudi telah menolak Kristus
dan membunuh-Nya, namun Ia menjadi batu penjuru. Batu penjuru adalah batu yang
menyatukan dua dinding di sudut suatu bangunan dan menahan kesatuan bangunan
itu. Jadi Yesus telah menjadi batu penjuru yang menahan kesatuan Gereja
sehingga tetap kokoh dan kuat.
Ayat 12 menjadi sebuah
pengakuan iman yang seharusnya dipegang oleh setiap pengikut Kristus, karena
ini merupakan salah satu dasar dan bukti bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan
keselamatan dan hidup. Petrus dengan tegas mengatakan, “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia,
sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada
manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” Ayat ini membuktikan bahwa
Yesus lah satu-satunya utusan Allah yang berani menyatakan diri sebagai Mesias
Anak Allah yang hidup. Dan hanya Dialah utusan Allah yang mati namun bangkit
hari ketiga serta kembali kepada Bapa dan menjadi Raja dalam tahta-Nya.
III.
Refleksi
dan Aplikasi
1.
Semua orang menginginkan kemenangan dan
keberhasilan, namun tidak semua orang mau dan mampu menjalani proses menuju
kemenangan dan keberhasilan itu dengan benar dan sesuai aturan. Sering sekali
kita terlalu fokus kepada tujuan, namun mengabaikan cara/ proses mencapai
tujuan itu. Sering untuk berhasil, mendapat jabatan, uang dan sebagainya,
manusia malah berbuat curang, mencuri, korupsi, menipu dll. Petrus dan Yohanes
memberi teladan bagi kita agar kita setia dalam proses untuk mencapai tujuan.
Mereka dalam tujuan menyampaikan kabar Injil menghadapi proses yang sulit
bahkan sering sekali mengancam keselamatan nyawa mereka. Namun mereka tetap
setia pada proses situ. Bahkan ketika berjalan benar pun banyak tantangan yang
mereka alami. Namun kesetiaan mereka memenangkan mereka.
2.
Kunci sukses yang paling utama adalah ketika
kita mau diatur oleh Tuhan, kita mau digembalakan oleh Tuhan, maka Tuhan akan
memenangkan kita, seperti Tuhan memengkan Petrus dan Yohanes, bahkan saat tidak
ada seorangpun yang membela mereka. Tidak hanya Petrus dan Yohanes, Daudpun
dalam Mazmurnya mengungkapkan bagaimana indahnya ketika hidupnya digembalakan
Tuhan. Ia merasa hidupnya bagai domba yang diiring tuannya ke padang rumput yang
segar, sumber air jernih dan tenang, menolongnya dalam kekelaman sehingga dia
tidak takut bahaya.
3.
Untuk itu, mari kita imani bahwa seberat apapun
persoalan kita, kalau Tuhan di pihak kita, siapa pun dan apapun tidak dapat
mengalahkan iman dan prinsip hidup kita. Kiranya Tuhan berkenan untuk
menguatkan kita dalam setiap proses hidup kita, dan kita mampu mempertahankan
kesetiaan kita kepada-Nya dalam situasi yang bagaimanapun. Yang berkorban untuk
Kristus akan beroleh upah seratus kali lipat dan hidup yang kekal (Mat. 19:29)
C.Pdt. Polma
Hutasoit, S.Th
Tidak ada komentar:
Posting Komentar