Kamis, 30 Juli 2015

Matius 20 : 20 – 28, "Datang Untuk Melayani"

KERANGKA  SERMON EVANGELIUM MINGGU 20 Oktober 2013
MINGGU XXI SETELAH TRINITATIS (Ketritunggalan Allah/ Hasitolusadaon ni TUHAN)
Datang Untuk Melayani
Ev : Matius 20 : 20 – 28                    Ep : 1 Petrus 4 : 7 – 11          S. Patik : Filipi 2 : 3b – 4

I.                Pendahuluan
Tujuan utama setiap kelompok maupun persekutuan adalah tercipta dan tercapainya tujuan bersama dan kebutuhan bersama, sehingga kelompok atau persekutuan itu beroleh sukacita bersama. Namun apa jadinya ketika dalam kelompok itu memiliki ambisi dan kepentingan pribadi menjadi yang lebih utama dan lebih hebat diantara yang lain.? Tentulah akan terjadi gejolak dan masalah di tengah-tengah mereka. Masalah seperti ini juga terjadi pada masa Yesus melayani di dunia ini. Yesus sering mengajarkan tentang Kerajaan yang kekal, di mana Dia menjadi Raja yang berkuasa di sana dan yang tinggal di sana adalah yang melakukan kehendak-Nya dan patuh kepada-Nya. Namun maksud Yesus sering disalahpahami oleh para murid-Nya. Mereka mengira bahwa Kerajaan yang dimaksud Yesus itu adalah kerajaan yang hadir dalam hidup manusia seperti yang mereka lihat saat itu (kerajaan Romawi). Karena pemahaman seperti itu, timbullah dalam benak murid-murid-Nya untuk menjadi bagian dari Kerajaan itu. Terkhusus dalam nats ini, saudara sepupu Yesus, yaitu Yakobus dan Yohanes (anak-anak Zebedeus) secara terang-terangan meminta kepada Yesus agar Yesus memberikan posisi khusus kepada mereka. Mereka bahkan meminta bantuan ibu mereka untuk memintanya langsung kepada Yesus.

II.             Penjelasan Nats
Ø  Orang Egois sering lupa dimana dan dengan siapa dia berada (ay. 20-21)
Yakobus dan Yohanes adalah 2 orang dari 12 murid Yesus yang juga adalah saudara sepupu Yesus. Ibu mereka bersaudara (marpariban)¸ yaitu Maria dan Salome. Baik Yakobus maupun Yohanes telah mendengar dan mengetahui bahwa Yesus nantinya akan menjadi Raja yang masyur dan berkuasa. Untuk itu, mereka berdua berhasrat ingin menjadi orang penting dalam kerajaan Yesus. Sepertinya mereka tidak memiliki keberanian untuk mengutarakan maksud dan keinginan mereka secara langsung, sehingga mereka berdua meminta bantuan ibu mereka untuk menghadap Yesus.“Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya”. Respon Yesus kepada mereka bertiga adalah, Yesus menerima mereka dengan lembut dan bertanya, “Apa yang kau kehendaki”. Tentu Yesus tahu bahwa kedatangan mereka karena ada yang mereka inginkan. Maka jawab si ibu, “Berulah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu”.
Kita bisa melihat isi dari permintaan dari ibu ini pada ayat yang ke-21, yang dibayangkan tentang seorang raja adalah mahkota. Mahkota menandakan posisi penting, terhormat, mulia dari seorang raja; menandakan juga raja memiliki kuasa atas bawahan-bawahannya. Dan ketika dikatakan duduk di sebelah kanan dan kiri seorang raja, tentulah itu menandakan tempat terhormat dan mulia. Mengapa permintaan ini yang diminta oleh mereka?
Pastilah Yakobus dan Yohanes berfikir bahwa Yesus tidak akan menolak permintaan ibu mereka, karena pertimbangan kekeluargaan dan status mereka sabagai murid yang dipilih Allah. Dibalik permintaan kedua murid itu (yang disampaikan oleh ibunya) tersembunyi kesombongan, suatu kecongkakan mengutamakan kepentingan diri sendiri, sikap memandang rendah saudara mereka, dan keinginan kedudukan yang lebih tinggi diantara sesama murid.

Ø  Menjadi besar harus siap memikul salib dan melayani Tuhan  (ay. 22-23)
Yesus tahu bahwa permintaan itu adalah permintaan Yakobus dan Yohanes, sehingga Dia berkata kepada keduanya, “Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta”. Melalui perkataan ini, Yesus ingin mengajarkan bahwa duduk di samping-Nya tidak ada hubungannya dengan kekerabatan atau hubungan darah. Melainkan sejauh mana mereka dapat menanggung beban sebagai pengikut Yesus. Mereka berpikir bahwa Kerajaan itu suatu kerajaan duniawi yang bisa diperoleh dengan meminta kepada Yesus. “Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?” Jawab mereka, “Kami dapat”. Yesus menegur mereka dan mengingatkan bahwa cawan yang dimaksudkan Yesus adalah tantangan yang harus dihadapi untuk menjadi pengikut Tuhan yang sejati. Namun karena ambisi mereka ingin mendapat jabatan utama, mereka menyanggupi pertanyaan Yesus.
Yesus menyatakan bahwa mereka memang akan menerima penderitaan dalam pelayanan mereka (Yakobus dikemudian hari dibunuh dengan pedang, Kis 12: 2; sedangkan Yohanes dibuang ke pulau Patmos karena memberitakan Injil, Wahyu 1: 9). Tapi yang sebenarnya ditekankan Yesus mengenai permintaan kedua murid-Nya ini adalah: mereka tidak berfokus kepada apa yang akan mereka peroleh, namun supaya mereka mengerjakan apa yang menjadi bagian mereka, dan menerima konsekuensi dari apa yang mereka kerjakan dalam pelayanan ini. Jika kita melihat lebih seksama, Tuhan Yesus pasti memberi upah di surga ("Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya." ayat 23), tapi biarlah lebih dahulu mereka menghidupi panggilan pelayanannya. Menjadi pelayan bukan berbicara tentang apa yang akan kita dapat dari pelayanan, tapi pelayan berbicara apa yang harus kita tanggung dalam pelayanan yang kita kerjakan.

Ø  Menjadi besar ketika mau merendahkan diri dan mengutamakan kepentingan bersama (24-28)
Dapat kita bayangkan bagaimana respon murid lain ketika mereka mendengar permintaan ibu Yakobus dan Yohanes ini. Mereka marah kepada kedua orang itu. Hal yang wajar jika mereka marah, karena kedua orang itu menunjukkan sikap egois mereka di hadapan murid-murid yang lain dengan mengutamakan diri mereka sendiri. Bisa jadi mereka juga menginginkan apa yang diminta kedua orang bersaudara itu. Hanya saja mereka tidak secara langsung mengutarakannya kepada Yesus. Namun Yesus segera mengendalikan suasana dengan memanggil dan mengumpulkan mereka. Yesus memberikan gambaran orang besar di dunia dengan orang besar di sorga. Di dunia, orang besar adalah orang-orang yang berkuasa yang memerintah dengan tangan besi dan kecongkakan, serta menindah orang lemah. Sementara untuk menjadi besar dalam Kerajaan Allah adalah dia yang mampu merendahkan dirinya di hadapan sesamanya dan melayani sesamanya. Maka Tuhan yang akan meninggikannya. Dalam konteks sebelumnya juga, para murid telah mempersoalkan tentang siapa yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Yesus sudah mengingatkan mereka bahwa yang terbesar dalam Kerajaan Sorga adalah orang yang merendahkan dirinya seperti anak kecil. Dan di perikop lain juga persoalan siapa yang terbesar diantara murid juga diperdebatkan. Dalam Lukas 9:46-48 jelas sekali Yesus katakan bahwa yang terbesar diantara mereka adalah Dia yang terkecil diantara mereka semua, yang mau merendahkan dirinya dan menerima Kristus dalam hati dan hidupnya. Dengan demikian, orang yang ditinggikan adalah orang yang mengutamakan kepentingan dan kebutuhan bersama, bukan kebutuhan pribadi. Menjadi besar harus memiliki kesediaan dan kesetiaan untuk menderita bagi Kristus. Menjadi besar bukanlah sebuah permohonan, namun merupakan kualitas dari kehidupannya di dalam Tuhan.
Bukan berarti bahwa hidup kekristenan adalah hidup yang menderita, sengsara, hidup tanpa kemenangan. Tetapi kita siap untuk menderita dan menanggung beban dalam mempertahankan iman percaya kita kepada Tuhan kita Yesus Kristus. Dengan demikian Allah akan mengaruniakan berkat-berkat yang luar biasa lagi kepada kita. Orang yg mengejar-ngejar berkat akan kehilangan segala-galanya. Tetapi orang yang siap menderita akan melihat kemenangan dan kemuliaan Allah yang terus menjadi bagian dalam hidupnya. Yesus sendiri datang ke dunia bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani. Pelayanan yang dilakukan Yesus juga penuh pengorbanan dan kesetiaan kepada Tuhan, bahkan merelakan nyawa-Nya demi yang dilayani-Nya. Dengan demikian, Dia beroleh mahkota Kerajaan yang sempurna dan menjadi Raja dalam kekekalan itu. Jadi untuk menjadi bagian dari Kerajaan Allah itu, setiap orang harus memiliki hati yang mau melayani, setia serta rela berkorban untuk siapa dia melayani.

III.          Refleksi/ Renungan
ü  Egoisme dan nepotisme akan menjadi bumerang dalam persekutuan yang bisa mengakibatkan pertengkaran dan perpecahan. Karena dalam persekutuan atau kelompok yang dibutuhkan adalah kesatuan dan kebersamaan
ü  Melayani Tuhan bukanlah persoalan apa saja keuntungan yang akan kita peroleh, namun lebih kepada apa yang harus kita lakukan serta apa yang akan kita alami dan kita tanggung dalam melayani Dia.
ü  Tanpa kita mintapun, tempat bagi kita telah Tuhan sediakan. Dan tempat di dalam Kerajaan Allah telah disediakan bagi siapa yang Tuhan kehendaki, yaitu orang yang tidak tamak, tidak serakah dan mau berkorban demi sesamanya tanpa mencari keuntungan diri sendiri.
ü  Yang terbesar dan layak di dalam kerajaan sorga adalah :
1.      Pelayan
Yang mau melayani bukan dilayani, memiliki tanggungjawab atas tugas pelayanannya, mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi, memiliki pengorbanan bagi siapa dan dimana dia melayani. Memiliki prinsip bahwa melayani Tuhan bukan untuk mendapatkan keuntungan, melainkan buah iman dan tanggungjawab melayani Tuhan.
2.      Jemaat (Orang Kristen)
Menjauhkan hidup egoisme dan nepotisme karena dapat merusak, baik dalam keluarga, gereja, maupun dalam pekerjaan sehari-hari. Mau berkorban, bukan mengorbankan. Tidak mencari keuntungan pribadi, namun mengusahakan kesejahteraan bersama di dalam Tuhan
ü  Tuhan Yesus memberikati. Amin.


C.Pdt. Polma Hutasoit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar