KERANGKA SERMON EVANGELIUM MINGGU 20
Oktober 2013
MINGGU XXI SETELAH TRINITATIS (Ketritunggalan
Allah/ Hasitolusadaon ni TUHAN)
Datang Untuk Melayani
Ev : Matius 20 : 20 – 28 Ep : 1 Petrus 4 : 7 – 11 S.
Patik : Filipi 2 : 3b – 4
I.
Pendahuluan
Tujuan utama
setiap kelompok maupun persekutuan adalah tercipta dan tercapainya tujuan
bersama dan kebutuhan bersama, sehingga kelompok atau persekutuan itu beroleh
sukacita bersama. Namun apa jadinya ketika dalam kelompok itu memiliki ambisi
dan kepentingan pribadi menjadi yang lebih utama dan lebih hebat diantara yang
lain.? Tentulah akan terjadi gejolak dan masalah di tengah-tengah mereka.
Masalah seperti ini juga terjadi pada masa Yesus melayani di dunia ini. Yesus
sering mengajarkan tentang Kerajaan yang kekal, di mana Dia menjadi Raja yang
berkuasa di sana dan yang tinggal di sana adalah yang melakukan kehendak-Nya
dan patuh kepada-Nya. Namun maksud Yesus sering disalahpahami oleh para
murid-Nya. Mereka mengira bahwa Kerajaan yang dimaksud Yesus itu adalah kerajaan
yang hadir dalam hidup manusia seperti yang mereka lihat saat itu (kerajaan
Romawi). Karena pemahaman seperti itu, timbullah dalam benak murid-murid-Nya
untuk menjadi bagian dari Kerajaan itu. Terkhusus dalam nats ini, saudara
sepupu Yesus, yaitu Yakobus dan Yohanes (anak-anak Zebedeus) secara
terang-terangan meminta kepada Yesus agar Yesus memberikan posisi khusus kepada
mereka. Mereka bahkan meminta bantuan ibu mereka untuk memintanya langsung
kepada Yesus.
II.
Penjelasan Nats
Ø Orang
Egois sering lupa dimana dan dengan siapa dia berada (ay. 20-21)
Yakobus dan Yohanes adalah
2 orang dari 12 murid Yesus yang juga adalah saudara sepupu Yesus. Ibu mereka bersaudara
(marpariban)¸ yaitu Maria dan Salome.
Baik Yakobus maupun Yohanes telah mendengar dan mengetahui bahwa Yesus nantinya
akan menjadi Raja yang masyur dan berkuasa. Untuk itu, mereka berdua berhasrat
ingin menjadi orang penting dalam kerajaan Yesus. Sepertinya mereka tidak
memiliki keberanian untuk mengutarakan maksud dan keinginan mereka secara
langsung, sehingga mereka berdua meminta bantuan ibu mereka untuk menghadap
Yesus.“Maka datanglah ibu anak-anak
Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk
meminta sesuatu kepada-Nya”. Respon Yesus kepada mereka bertiga adalah, Yesus
menerima mereka dengan lembut dan bertanya, “Apa
yang kau kehendaki”. Tentu Yesus tahu bahwa kedatangan mereka karena ada
yang mereka inginkan. Maka jawab si ibu, “Berulah
perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang
seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu”.
Kita bisa melihat isi dari
permintaan dari ibu ini pada ayat yang ke-21, yang dibayangkan tentang seorang
raja adalah mahkota. Mahkota menandakan posisi penting, terhormat, mulia dari seorang
raja; menandakan juga raja memiliki kuasa atas bawahan-bawahannya. Dan ketika
dikatakan duduk di sebelah kanan dan kiri seorang raja, tentulah itu menandakan
tempat terhormat dan mulia. Mengapa permintaan ini yang diminta oleh mereka?
Pastilah Yakobus dan
Yohanes berfikir bahwa Yesus tidak akan menolak permintaan ibu mereka, karena
pertimbangan kekeluargaan dan status mereka sabagai murid yang dipilih Allah. Dibalik
permintaan kedua murid itu (yang disampaikan oleh ibunya) tersembunyi kesombongan,
suatu kecongkakan mengutamakan kepentingan diri sendiri, sikap memandang rendah
saudara mereka, dan keinginan kedudukan yang lebih tinggi diantara sesama murid.
Ø Menjadi besar harus siap memikul salib dan
melayani Tuhan (ay. 22-23)
Yesus tahu bahwa permintaan
itu adalah permintaan Yakobus dan Yohanes, sehingga Dia berkata kepada
keduanya, “Kamu tidak tahu, apa yang kamu
minta”. Melalui perkataan ini, Yesus ingin mengajarkan bahwa duduk di
samping-Nya tidak ada hubungannya dengan kekerabatan atau hubungan darah.
Melainkan sejauh mana mereka dapat menanggung beban sebagai pengikut Yesus. Mereka berpikir bahwa Kerajaan itu suatu kerajaan duniawi yang bisa diperoleh
dengan meminta kepada Yesus. “Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?” Jawab mereka, “Kami dapat”. Yesus menegur mereka dan mengingatkan bahwa cawan
yang dimaksudkan Yesus adalah tantangan yang harus dihadapi untuk menjadi
pengikut Tuhan yang sejati. Namun karena ambisi mereka ingin mendapat jabatan
utama, mereka menyanggupi pertanyaan Yesus.
Yesus menyatakan bahwa mereka memang akan
menerima penderitaan dalam pelayanan mereka (Yakobus dikemudian hari dibunuh
dengan pedang, Kis 12: 2; sedangkan Yohanes dibuang ke pulau Patmos karena
memberitakan Injil, Wahyu 1: 9). Tapi yang sebenarnya ditekankan Yesus mengenai
permintaan kedua murid-Nya
ini adalah: mereka tidak berfokus kepada apa yang akan mereka peroleh, namun supaya mereka mengerjakan apa
yang menjadi bagian mereka, dan menerima konsekuensi dari apa yang mereka kerjakan dalam pelayanan ini. Jika kita melihat lebih
seksama, Tuhan Yesus pasti memberi upah di surga ("Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah
menyediakannya." ayat 23), tapi biarlah lebih dahulu mereka menghidupi panggilan pelayanannya. Menjadi pelayan bukan
berbicara tentang apa yang akan kita dapat dari pelayanan, tapi pelayan berbicara apa yang
harus kita tanggung dalam pelayanan yang kita kerjakan.
Ø Menjadi besar ketika mau merendahkan diri dan
mengutamakan kepentingan bersama (24-28)
Dapat kita bayangkan
bagaimana respon murid lain ketika mereka mendengar permintaan ibu Yakobus dan
Yohanes ini. Mereka marah kepada kedua orang itu. Hal yang wajar jika mereka
marah, karena kedua orang itu menunjukkan sikap egois mereka di hadapan
murid-murid yang lain dengan mengutamakan diri mereka sendiri. Bisa jadi mereka
juga menginginkan apa yang diminta kedua orang bersaudara itu. Hanya saja
mereka tidak secara langsung mengutarakannya kepada Yesus. Namun Yesus segera
mengendalikan suasana dengan memanggil dan mengumpulkan mereka. Yesus
memberikan gambaran orang besar di dunia dengan orang besar di sorga. Di dunia,
orang besar adalah orang-orang yang berkuasa yang memerintah dengan tangan besi
dan kecongkakan, serta menindah orang lemah. Sementara untuk menjadi besar dalam
Kerajaan Allah adalah dia yang mampu merendahkan dirinya di hadapan sesamanya
dan melayani sesamanya. Maka Tuhan yang akan meninggikannya. Dalam konteks
sebelumnya juga, para murid telah mempersoalkan tentang siapa yang terbesar
dalam Kerajaan Sorga. Yesus sudah mengingatkan mereka bahwa yang terbesar dalam
Kerajaan Sorga adalah orang yang merendahkan dirinya seperti anak kecil. Dan di
perikop lain juga persoalan siapa yang terbesar diantara murid juga
diperdebatkan. Dalam Lukas 9:46-48 jelas sekali Yesus katakan bahwa yang
terbesar diantara mereka adalah Dia yang terkecil diantara mereka semua, yang
mau merendahkan dirinya dan menerima Kristus dalam hati dan hidupnya. Dengan
demikian, orang yang ditinggikan adalah orang yang mengutamakan kepentingan dan
kebutuhan bersama, bukan kebutuhan pribadi. Menjadi besar
harus memiliki kesediaan dan
kesetiaan untuk menderita bagi Kristus. Menjadi besar bukanlah sebuah
permohonan, namun merupakan kualitas dari kehidupannya di dalam Tuhan.
Bukan berarti bahwa hidup kekristenan adalah
hidup yang
menderita, sengsara, hidup tanpa kemenangan. Tetapi kita siap untuk menderita dan menanggung beban dalam mempertahankan iman
percaya kita kepada Tuhan kita Yesus Kristus. Dengan demikian Allah akan mengaruniakan
berkat-berkat yang luar biasa lagi kepada kita. Orang yg mengejar-ngejar berkat akan kehilangan
segala-galanya. Tetapi orang yang siap menderita akan melihat kemenangan dan kemuliaan Allah yang terus menjadi bagian
dalam hidupnya. Yesus sendiri
datang ke dunia bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani. Pelayanan yang
dilakukan Yesus juga penuh pengorbanan dan kesetiaan kepada Tuhan, bahkan
merelakan nyawa-Nya demi yang dilayani-Nya. Dengan demikian, Dia beroleh
mahkota Kerajaan yang sempurna dan menjadi Raja dalam kekekalan itu. Jadi untuk
menjadi bagian dari Kerajaan Allah itu, setiap orang harus memiliki hati yang
mau melayani, setia serta rela berkorban untuk siapa dia melayani.
III.
Refleksi/
Renungan
ü Egoisme
dan nepotisme akan menjadi bumerang dalam persekutuan yang bisa mengakibatkan
pertengkaran dan perpecahan. Karena dalam persekutuan atau kelompok yang
dibutuhkan adalah kesatuan dan kebersamaan
ü Melayani
Tuhan bukanlah persoalan apa saja keuntungan yang akan kita peroleh, namun
lebih kepada apa yang harus kita lakukan serta apa yang akan kita alami dan
kita tanggung dalam melayani Dia.
ü Tanpa
kita mintapun, tempat bagi kita telah Tuhan sediakan. Dan tempat di dalam
Kerajaan Allah telah disediakan bagi siapa yang Tuhan kehendaki, yaitu orang
yang tidak tamak, tidak serakah dan mau berkorban demi sesamanya tanpa mencari
keuntungan diri sendiri.
ü Yang
terbesar dan layak di dalam kerajaan sorga adalah :
1.
Pelayan
Yang mau melayani bukan dilayani, memiliki
tanggungjawab atas tugas pelayanannya, mengutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi, memiliki pengorbanan bagi siapa dan dimana dia melayani.
Memiliki prinsip bahwa melayani Tuhan bukan untuk mendapatkan keuntungan,
melainkan buah iman dan tanggungjawab melayani Tuhan.
2.
Jemaat (Orang Kristen)
Menjauhkan hidup egoisme dan nepotisme karena
dapat merusak, baik dalam keluarga, gereja, maupun dalam pekerjaan sehari-hari.
Mau berkorban, bukan mengorbankan. Tidak mencari keuntungan pribadi, namun
mengusahakan kesejahteraan bersama di dalam Tuhan
ü Tuhan Yesus memberikati.
Amin.
C.Pdt. Polma
Hutasoit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar