KERANGKA
SERMON EVANGELIUM MINGGU 10 Agustus 2014
Minggu VIII
Setelah Trinitatis (Ketritunggalan Allah/
Hasitolusadaan Ni TUHAN)
Ev : Matius
14 : 22 – 33 Ep : 1 Raja-raja 19 : 8 – 19
Tenanglah, Aku Ini, Jangan Takut
I.
Pendahuluan
Pasal 14 diawali dengan kisah tentang saudara
sepupu Yesus, Yohanes pembaptis yang mati dipenggal oleh raja wilayah Nazareth
demi memenuhi permintaan putrinya. Setelah mendengar berita itu, Yesus lalu
menyingkir ke tempat lain yang lebih sunyi. Namun, orang banyak mengetahui kemana
Yesus pergi, sehingga mereka berbondong-bondong untuk segera menyusul Yesus.
Mereka berjumlah sekitar lima ribu orang belum termasuk perempuan dan
anak-anak. Saat itu Yesus mengadakan mujijat yang luar biasa dengan memberi
mereka semua makan hanya dengan bermodalkan lima roti dan dua ikan yang telah
Yesus doakan. Setelah Yesus mengenyangkan para pengikut-Nya dengan makanan
rohani dan jasmani, maka Yesus menyuruh merek untuk kembali ke tempat
masing-masing. Yesus juga memerintahkan para murid-Nya untuk lebih dahulu
berangkat ke seberang. Ketika proses penyeberangan itulah Yesus mengadakan
mujijat lain yang luar biasa di hadapan para murid-Nya.
II.
Penjelasan
Nats
- Taat Akan Firman Tuhan
Yesus memerintahkan para murid-Nya untuk
mendahului ke seberang dan para murid-Nya taat , ketaatan mereka membawa mereka
dapat melihat Kedasyatan dan Mujizat
Tuhan yang luar biasa. Ketaatan adalah
sesuatu yang tidak mudah (mahal) karena butuh pengorbanan (korban perasaan,
korban harga diri, korban waktu dll). Namun ketaatan akan mendatangkan manfaat
yang luar biasa, ketaatan mendatangkan berkat yang besar (pengalaman Abraham, Kejadian
22), Ketaatan mendatangkan Keselamatan (pengalaman Nuh Kejadian 6-9), Ketaatan
mendatangkan Mujizat (pesta perkawinan di kana, Yohanes 2), ketaatan
mendatangkan keberhasilan (pengalaman Yosua Yos. 1: 8-9 dan pengalaman Yusuf
anak Yakub).
- Berdoa Setelah Melakukan Pekerjaan
Yesus memberi contoh kepada para pengikut-Nya
sebuah teladan yang luar biasa, yaitu dalam hal berdoa. Dia yang sudah pasti selalu
mengawali pelayanan-Nya dengan doa, pasti juga mengakhirinya dengan doa.
Meskipun Dia adalah Anak Allah, Dia tetap menunjukkan bagaimana menjalin
hubungan yang senantiasa harmonis dengan Tuhan. Dan cara paling tepat adalah
melalui doa. Doa menjadi ekspresi iman untuk mengucap syukur, memuji dan
memuliakan Tuhan, memohon kekuatan, menyampaikan isi hati, menyampaikan
permintaan, bahkan nafas hidup dan sumber kekuatan bagi orang percaya. Dengan
demikian, doa menjadi penghantar dan jembatan bagi orang percaya untuk
senantiasa hidup dalam Tuhan.
- Pertolongan Tuhan Tepat dan Indah Pada
Waktunya
Setelah perahu
murid-murid beberapa mil jauhnya dari pantai, perahu mereka diombang-ambingkan
gelombang karena angin sakal. Angin sakal adalah angin yang biasa berembus pada
bulan April. Angin yang berembus dari arah yang berlawanan, sehingga para murid
harus mengerahkan segenap tenaga mereka untuk melawan kencangnya angin yang
menerpa perahu mereka. Sangat drastis sekali perubahan situasi yang dialami
murid-murid Yesus, masih jelas dalam ingatan mereka, betapa beberapa waktu yang
lalu mereka sangat berbahagia, sangat kagum ketika mereka melihat dengan mata
mereka sendiri Yesus melakukan mujizat dengan memberi makan lima ribu orang
hanya dengan lima roti dan dua ikan. Tapi sekarang gelombang besar datang dan
mereka sangat ketakutan. Ketakutan murid-murid semakin bertambah ketika perahu
mereka hampir tengelam. Mereka berjuang hingga subuh, dan kira-kira jam tiga
malam datanglah Yesus,dan ketika murid-muridNya melihat Dia berjalan diatas air
mereka terkejut dan berteriak-teriak karena takut, mereka mengira Yesus adalah
hantu.
Para murid terkejut
dan berseru: "Itu hantu!" Pada masa Yesus, banyak orang percaya bahwa
danau atau laut merupakan tempat kediaman kekuatan jahat, tempat kediaman hantu
malam. Di tengah malam kelam ditambah serangan angin sakal yang tiba-tiba
mereka melihat sosok berjalan di atas air. Mereka mengira bahwa mereka kini
berhadapan dengan kekuatan jahat dan hidup mereka kini tengah menemukan titik
akhirnya. Segera Yesus berkata untuk menenangkan mereka yang ketakutan, “Tenanglah, Aku ini, jangan takut!” Yesus
yang melihat kepanikan, ketakutan dan kegelisahan para murid-Nya datang ketika
berhadapan dengan situasi sulit yang bahkan mengancam nyawa mereka. Untuk
menenangkan mereka, Yesus hanya mengucapkan satu kalimat yang tentu sudah cukup
untuk membuat mereka langsung merasa lega. Begitu mereka mendengar, mengetahui
dan melihat bahwa yang datang itu adalah Yesus, maka perasaan takut, cemas,
kuatir seketika lenyap meskipun angin belum berhenti, namun mereka sangat yakin
Yesus akan menyelamatkan mereka. Peristiwa Yesus berjalan di atas air dan angin
yang sedang berkecamuk tentu adalah sebuah keajaiban. Keajaiban ini menjelaskan
bahwa di dalam Yesus ada kuasa sorgawi yang melampaui segala kemampuan alam.
Yesus tidak sedang belajar mempergunakan kuasa alam, namun sebaliknya, alam
tunduk kepadanya.
- Datang Kepada Yesus, Jangan Mendua Hati
Tatkala Petrus melihat Yesus, sesuai karakternya yang spontanitas
itu maka ia ingin turut dan ikut dengan Yesus berjalan di atas air yang ganas.
Ia mengatakan, “"Tuhan, apabila
Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air.” Melihat
kedalaman hati Petrus, maka Yesus menjawab, “Datanglah!”
Sewaktu di perahu mereka merasa takut,
herannya saat ini Petrus turun dari perahu, malah tidak ada perasaan takut.
Semua ini menunjukkan bahwa Petrus percaya bahwa Yesus sungguh Allah, dan Dia
adalah Allah yang perkasa yang dapat menyelesaikan segala perkaranya. Dan
dengan mata yang terus tertuju kepada Yesus, Petrus turun dari perahu,
menapakkan kakinya dan kemudian berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Imanlah
yang membuat seseorang berani untuk meninggalkan apa yang dia punyai,
melepaskan apa yang dia pegang, meninggalkan daerah nyamannya, dan kemudian
melangkah ke sesuatu yang mungkin lebih sulit, lebih tidak nyaman. Karena
imanlah Abraham mau meninggalkan yang dia miliki untuk menuju tanah perjanjian
dan karena imanlah Musa mau memenuhi panggilan Tuhan untuk pergi menghadap ke Firaun
dan memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir.
Ketika itu, Petrus benar-benar merasakan
bagaimana ia mampu berjalan menuju Yesus di atas air. Namun, dalam perjalanan
sebelum dia meraih Yesus, ia tidak lagi berfokus pada Yesus, karena situasi
yang terjadi di sekitarnya. Petrus mulai diganggu oleh tiupan angin, maka
hatinya dipenuhi dengan kebimbangan dan ketakutan, ia pun mulai tenggelam
bersama dengan kebimbangan dan ketakutannya. Namun Petrus masih ingat 1 hal.
Dalam ketakutan dan kebimbangannya, dia masih memanggil Yesus untuk
menolongnya, “Tuhan, tolonglah aku!”
Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang Petrus dan berkata, “hai orang yang kurang percaya, mengapa
engkau bimbang?”
“Berjalan di
atas air bukan berarti lari dari persoalan”, sebab tatkala Petrus berjalan
di atas air anginnya masih ada. Resikonya adalah, kalau di tengah perjalanan
itu ia lengah, maka ia akan kalah. Matius 14:30 mencatat bahwa Petrus tenggelam
justru bukan pada saat berada di perahu dengan angin sakal itu, tetapi karena tiupan
angin setelah keluar dari perahu. Ia tidak memusatkan perhatiannya pada Tuhan
Yesus, maka ia harus bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya. Ia
hampir tenggelam karena mendua hati. Namun Yesus tetap menolongnya dan
membawanya ke perahu dan anginpun reda.
- Yesus adalah Anak Allah
Saat Yesus sampai di perahu dan angin sudah
reda, para murid-Nya yang menyaksikan semua kejadian itu sujud menyembah Dia
sambil berkata, "Sesungguhnya Engkau
Anak Allah.” Apa yang Yesus lakukan bukan semata-mata ingin pamer
kehebatan, namun Dia ingin agar pengenalan murid kepada-Nya semakin jelas,
bahwa Dia adalah Mesias yang mereka nantikan. Selain itu, pengalaman yang luar
biasa itu akan mereka beritakan nantinya saat mereka diutus untuk mengabarkan
Injil.
III.
Aplikasi
1. Sekalipun pekerjaan,
kesibukan bahkan pelayanan merupakan sesuatu yang penting, tetapi itu tidak
boleh menjadi alasan sehingga kita tidak mempunyai waktu pribadi dengan Tuhan.
Sikap Yesus ini menunjukkan teladan bagaimana kita harus menyediakan waktu untuk bersekutu dengan-Nya!
2. Ketika
tantangan hadir di dalam hidup kita, maka sebagai orang percaya, jangan pernah
menghindar dan lari. Tetapi harus berani menghadapi. Harus kita imani bahwa
pertolongan Tuhan akan tiba tepat pada waktunya. Tetaplah fokus pada Tuhan saat
menjalani dan menghadapi tantangan, agar tantangan, kecemasan dan ketakutan
tidak menenggelamkan kita.
3. Imanlah yang
membuat seseorang berani untuk meninggalkan apa yang dia punyai, melepaskan apa
yang dia pegang, meninggalkan daerah nyamannya, dan kemudian melangkah ke
sesuatu yang mungkin lebih sulit, lebih tidak nyaman. Resikonya sudah pasti
ada, namun hasilnya tidak sebading dengan resiko yang akan kita hadapi.
4. Sungguh
menarik bahwa ketika Yesus menghapus ketakutan dan kemudian naik perahu bersama
mereka, maka dikatakan bahwa anginpun reda. Hanya ketenangan di dalam Tuhanlah
yang dapat meredakan ketakutan kita. Tanpa iman dan pengharapan di dalam
Kristus, kehidupan kita akan terpusat pada masalah dan gelombang. Hanya
ketenangan di dalam Tuhanlah yang dapat meredakan ketakutan kita. Tanpa iman
dan pengharapan di dalam Kristus, kehidupan kita akan terpusat pada masalah dan
gelombang. Namun dengan iman dan pengharapan, kita akan dapat melalui gelombang
kehidupan dengan ketenangan dan damai, sehingga di dalam iman kita mampu sujud
di hadapan Tuhan dan berkata, “Sungguh,
Yesus adalah Anak Allah”. Ia yang menuntun dan melepaskan kita dari
persoalan yang siap menghempaskan kita dan Dialah yang memberi ketenangan dan
keberanian bagi kita untuk menjadi seorang pemenang. Tuhan Yesus memberkati.
Amin..
C.Pdt. Polma Hutasoit, S.Th
“IMAN MENENTANG SEGALA KEMUSTAHILAN”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar