Jumat, 31 Juli 2015

Yohanes 11 : 25 – 26, "Roh Hikmat & Wahyu Mengenal Allah"

KERANGKA SERMON EVANGELIUM MINGGU 23 November 2014
Minggu Akhir Tahun Gerejawi / Ujung Taon Huria
Ev  : Yohanes 11 : 25 – 26                                    Ep  : Yehezkiel 34 : 20 – 24
Roh Hikmat & Wahyu Mengenal Allah

I.              Pendahuluan
Injil Yohanes merupakan Injil yang ditulis oleh Yohanes anak Zebedeus, salah satu dari duabelas murid Yesus. Dia banyak mencatat pelayanan Yesus di Yudea dan Yerusalem yang tidak dituliskan oleh ketiga Injil lainnya. Yohanes menyatakan dengan lebih sempurna tentang kepribadian sekaligus keilahian Yesus. Injil Yohanes memberikan pernyataan teologis yang sangat dalam tentang “kebenaran” yang tergambar dan terlihat dalam diri Yesus Kristus. Tujuan utama Injil Yohanes adalah “supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya (Yoh. 20 : 31).” Perikop kita merupakan pembicaraan antara Yesus dan Marta di pinggir desa Betania (kira-kira 2 mil jauhnya dari Yerusalem). Nats ini menjadi bukti nyata bahwa Yesus benar-benar Tuhan yang berkuasa tidak hanya di dunia orang hidup, namun juga berkuasa atas kematian. Dengan membangkitkan Lazarus, semua mata yang menyaksikan peristiwa itu tentu akan takjub akan kuasa yang dimiliki Yesus. Pertanyaan yang diajukan Yesus bagi mereka yang menyaksikan peristiwa itu dan bagi kita yang juga sering terperangah menyaksikan kebesaran Tuhan, “Percayakah engkau akan hal ini.?”

II.           Penjelasan Nats
1.      Yesus adalah Kebangkitan dan Hidup (ay. 25)
Kedatangan Yesus ke Betania bersama dengan para murid-Nya adalah karena mereka mendapat kabar bahwa Lazarus mengalami sakit parah dari Maria dan Marta. Lazarus adalah saudara dari Maria yang pernah meminyaki kaki Yesus, adik Maria bernama Marta. Namun, Yesus tidak segera bergegas ke sana. Mereka pergi ke Betania setelah Lazarus mati 4 hari sebelumnya, sementara banyak orang Yahudi yang datang untuk memberikan penghiburan. Ketika Marta mendengar Yesus telah datang, maka ia pergi menemui Yesus, sementara Maria tetap di rumah. Saat bertemu dengan Yesus, Marta memberi pernyataan, “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati.” Ada sebuah pengakuan iman yang luar biasa dari Marta. Begitu yakinnya ia kepada Yesus bahwa Yesus punya kuasa untuk menyembuhkan penyakit Lazarus jika Ia datang tepat waktu. Walaupun demikian, ia sama sekali tidak menyalahkan Yesus atas keterlambatan-Nya, malah ia mengatakan, “Tetapi sekarang pun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya.” Tentu Marta mengungkapkan ini berdasarkan pengalaman dan pengenalannya kepada Yesus, bukan perkataan orang yang putus asa. Buktinya ketika Yesus mengatakan, “Saudaramu akan bangkit.”, Marta menjawab, “Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman.” Mendengar pengakuan iman dari Marta, Yesus segera memberi jawaban sebagai respon iman percaya Marta. Yesus berkata, “Akulah kebangkitan dan hidup;.....” Misi Yesus ke dunia ini tidak lain untuk memberikan hidup kepada orang yang percaya kepadaNya, yakni orang yang ditebus oleh darahNya. Hidup yang diberikan Yesus tidak dapat dikurangi atau diputuskan oleh kematian jasmani. Hidup itu diperoleh melalui kematian, lalu sampai kepada kebangkitan dan kemenangan. Kebangkitan hasil dari pada “hidup” itu. Jadi hidup yang diberikan Yesus bukan hidup yang biasa saja, tetapi hidup rohani yang mengatasi kematian jasmani.

2.      Yang Hidup dan Percaya pada Kristus yang Beroleh Hidup
Apakah semua orang akan beroleh hidup itu.? Dengan jelas Yesus memberi jawaban, “barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya”. Inilah jaminan dan garansi yang Yesus berikan kepada Marta dan setiap orang yang ingin beroleh kebangkitan dan hidup itu. Hidup dan Percaya menjadi kunci dan syarat utama yang Yesus berikan kepada pengikut-Nya. Benar memang bahwa perbuatan tidak membawa manusia beroleh hidup itu, tapi iman/ percaya (kepada Kristus). Akan tetapi, iman tidak akan sempurna jika tidak dibarengi dengan perbuatan (Yak. 2 : 26). Sia-sialah percaya kepada Kristus, tp tidak hidup dalam kebenaran yang Kristus ajarkan. Demikian sebaliknya, sia-sialah menjalankan kebenaran yang Yesus ajarkan, namun tidak menerima Yesus sebagai Mesias, Anak Allah yang hidup. Yesus sendiri bukan tanpa alasan membangkitkan Lazarus dari kematian. Lazarus dibangkitkan, karena dia adalah orang yang dikasihi Tuhan dan memiliki hubungan yang erat kepada-Nya, sehingga Tuhan berkenan kepadanya (Yoh. 11 : 3). Tidak hanya untuk Lazarus, setiap orang yang hidup dan percaya pada-Nya juga akan beroleh kebangkitan, meskipun ia sudah mati. Tubuh yang dibangkitkan Allah dari kematian akan dipersatukan kembali dengan jiwa dan rohnya yang telah terpisah selama penantian hari penghakiman/ parousia/ kedatangan Kristus yang kedua. Setidaknya ada 3 alasan yang diungkapkan Alkitab mengapa kebangkitan itu penting.
1.      Manusia yang utuh adalah manusia yang memiliki tubuh dan penebusan yang dilakukan Kristus adalah penebusan yang utuh dan lengkap, termasuk tubuh.
2.      Tubuh adalah Bait Roh Kudus (1 Kor. 6 : 19 – 20)
3.      Untuk melenyapkan dosa sebagai musuh terakhir (melalui kematian tubuh) (1 Kor. 15 : 26), yang  harus dikalahkan dengan kebangkitan.
Ketika orang percaya menerima kebangkitan dan tubuh yang baru, kita akan mengenakan kekekalan sebagai tanda maut telah ditelan dalam kemenangan (1 Kor. 15 : 53 – 54).  Dengan demikian :
1.      Orang percaya akan memenuhi maksud Allah pada saat penciptaan,
2.      Orang percaya dapat mengenal Allah seperti yang Ia inginkan (Yoh. 17 : 3)
3.      Allah dapat mengungkapkan kasih-Nya kepada anak-Nya seperti yang dirindukan-Nya (Yoh. 3 : 16; Ef. 2 : 7; 1 Yoh. 4 : 8 – 16).


III.        Aplikasi
1.        Perjanjian Baru dengan tegas menyaksikan bahwa sengat atau kuasa kematian itu telah dikalahkan dengan kebangkitan Yesus dari antara orang mati. Kematian tidak lagi sesuatu yang sungguh menakutkan sebab Yesus telah mati dan kemudian bangkit dari antara orang mati itu sebagai Pemenang. Sebab itulah Paulus menyuarakan kemenangan itu: Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu? (1 Korintus 15:55). Sebab itu gereja pun bermazmur bersama-sama Daud: sekalipun aku harus berjalan dalam lembah kekelaman aku tidak takut. Maksudnya: sekalipun orang-orang percaya harus mati dan masuk ke dalam kematian itu kita tidak akan takut lagi sebab Kristus menemani kita melewati kematian yang gelap itu. Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan. Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup. (Roma 14:8-9). Baik hidup atau mati tidak dapat memisahkan kita dari kasih Allah dalam Kristus Yesus (Roma 8:38-39). Lebih dalam dari itu Rasul Paulus mengatakan: Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku. Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. (Filipi 1:20-22).
2.        Hidup kekal atau hidup Allah yang ditawarkan Yesus itu sudah boleh dirasakan dan dialami oleh orang-orang beriman sejak sekarang di dunia ini. Kita tidak perlu menunggunya sesudah mati atau sekian ribu apalagi jutaan tahun lagi. Mulai dari sekarang dan di tempat ini juga dan sampai selama-lamanya kita sudah boleh merasakan sebagian hidup kekal atau hidup Allah itu. Memang nanti pada saat kedatanganNya kembali, Dia akan menggenapi atau menyempurnakan hidup kekal itu. Namun sekarang juga dan di dunia ini kita sudah boleh merasakan hidup dalam dan bersama Allah yang kekal itu. Kita tidak harus menunggu mati dulu agar dapat berjumpa dan bersekutu dengan Allah. Dalam hidup kita sehari-hari kini pun kita sudah ada dalam Allah itu.
3.        Tuhan memanggil kita agar memanfaatkan waktu kehidupan kita di dunia sebaik-baiknya dan sekaligus mempersiapkan diri kita hidup dalam kekekalan kelak. Hidup di dunia ini, walaupun pendek, bukanlah kesia-siaan atau tanpa makna. Tuhan menempatkan kita di dunia agar kita mengambil bagian dalam pekerjaanNya berbuat baik dan benar serta berkarya kasih. Kita dipanggil untuk membangun dan menanam dunia ini menjadi lebih baik. Kita disuruh merancang masa depan kita dan bertanggungjawab atas hidup kita. Yesus telah menggaransi hidup semua orang dengan darah-Nya yang mahal. Artinya keselamatan adalah milik semua orang, tepatnya semua orang yang hidup dan percaya di dalam Kristus. Percayakah kita akan hal ini.? Tuhan Yesus memberkati. Amin.

C.Pdt. Polma Hutasoit, S.Th

1 komentar:

  1. Wynn casino to open 24 hours a day beginning with limited
    Wynn Resorts said it 여수 출장샵 will 보령 출장마사지 be 수원 출장샵 opening 삼척 출장샵 24 충청남도 출장안마 hours a day starting with limited wagers on slot machines for non-casinos.

    BalasHapus