KERANGKA SERMON
EVANGELIUM MINGGU 03 MARET 2013
MINGGU OKULI (Mataku
Tetap Terarah Kepada TUHAN/
Sai Tong
Mangaranapi Matangku tu Jahowa)
1
Korintus 10 : 1 – 13
Menang
Melawan Pencobaan
I.
Pendahuluan
Surat I Korintus hadir dalam warna pergumulan jemaat yang sangat
kompleks. Selain sebagai daerah pelabuhan dan persinggahan para pelayar dan
pedagang, Korintus juga merupakan pusat marketing yang sangat ramai dikunjungi
orang dari berbagai negara. Pergumulan terberat di Korintus bukan hanya
persoalan ekonomi dan politik, namun lebih mengarah kepada persoalan religius.
Situasi dan peradaban yang ada membuat orang banyak meragukan perbuatan Allah
yang ajaib, khususnya tentang kebangkitan Yesus Kristus.
Paulus berupaya untuk memperjelas karya Allah dalam membawa manusia
kepada keselamatan yang kekal bagi orang yang hidup dalam perintah-Nya. Namun
orang yang menyembah berhala dan tidak tunduk kepada Allah, maka Allah akan
menjatuhkan hukuman kepadanya. Paulus menggambarkan pengalaman perjalanan
bangsa Israel keluar dari tanah Mesir menuju tanah perjanjian. Yang percaya dan
menuruti perintah Allah mendapat keselamatan. Sementara yang tamak dan
pembangkang mati karena keserakahannya.
II.
Penjelasan Nats
1. Keselamatan
bersumber dari Allah. Paulus dalam suratnya kepada jemaat di
Korintus menjelaskan kembali bagaimana Allah melindungi bangsa Israel dengan
awan di siang hari, dengan api di malam hari dan membelah laut Teberau saat mereka hendak meninggalkan
tanah perbudakan. Allah juga memberi mereka makanan yaitu manna (Kel. 16:4) dan
minuman rohani dari batu karang yang bersumber dari Allah sendiri. Meskipun
mereka berada di gurun pasir yang gersang, namun Allah tidak membiarkan mereka
mati. Allah tetap memelihara umat-Nya.
2. Allah tidak
berkenan bagi orang yang melanggar perintah-Nya. Meskipun Allah
telah memberikan makanan dan minuman kepada bangsa Israel, namun ketamakan dan
keserakahan masih melingkupi mereka. Allah telah menentukan jumlah manna yang
boleh diambil setiap hari, namun karena kekuatiran akan hari esok melahirkan
ketamakan dan keserakahan dalam diri bangsa itu, sehingga mereka mengambil
lebih dari yang Tuhan firmankan. Akibatnya adalah manna
yang mereka ambil itu menjadi busuk dan berulat. Paulus
mengungkapkan bahwa peristiwa itu menjadi pelajaran bagi setiap orang untuk
tidak mengingini dan melakukan hal-hal yang jahat dan yang tidak berkenan di
hati Tuhan, melainkan kita harus melakukan seturut dengan apa yang Tuhan
perintahkan. Jangan pernah meragukan kasih dan firman Allah, agar jangan timbul
ketamakan dalam diri kita.
3. Hiduplah di dalam
iman yang teguh. Pencobaan dan tantangan hidup yang dialami jemaat
Korintus di tengah-tengah keberagaman suku, budaya, maupun agama menjadi salah
satu sorotan utama Paulus. Paulus tidak ingin jemaat Korintus mengikuti sikap
nenek moyang mereka yang menyembah berhala ketika Musa sedang di gunung Sinai
(Kel. 32:1-6). Bangsa itu juga melakukan perzinahan dengan perempuan Moab
ketika berada di Sitim (Bil 25:1). Akibatnya Allah menghukum bangsa itu dan
menulahi mereka, sehingga 24.000 orang diantara mereka tewas (Bil 25:9). Di
Korintus juga hal yang hampir sama terjadi, di mana ada banyak budaya dan agama
yang berkembang saat itu. Paulus dengan tegas mengatakan agar jemaat Korintus
tidak ikut menyembah berhala, tidak melakukan percabulan (seperti yang biasa
terjadi di kota Korintus). Paulus juga mengingatkan mereka agar senantiasa
bersyukur akan berkat-berkat Tuhan bagi mereka, bukan malah bersungut-sungut ketika
menghadapi cobaan hidup. Paulus ingin agar jemaat Korintus mengambil hikmah
atas apa yang terjadi atas nenek moyang mereka.
4. Setiap manusia
akan mengalami cobaan, namun Allah akan senantiasa memberi jalan keluar. Iman orang
Kristen sering diumpamakan seperti batu karang. Batu karang adalah contoh batu
yang sangat teguh yang tidak goyah sekalipun ombak besar datang menerjang.
Paulus memberikan pemahaman kepada jemaat Korintus bahwa setiap manusia akan
menghadapi cobaan dan cobaan tidak akan pernah berhenti. Untuk itu dengan tegas
Paulus katakan bahwa pencobaan yang datang kepada mereka hanyalah pencobaan
biasa yang tidak melampaui batas kekuatan mereka. Untuk itu, sebagai orang
beriman, hendaklah mereka menyerahkan pergumulan hidup mereka kepada Allah
karena Allah yang setia akan senantiasa memberikan jalan keluar dan solusi bagi
mereka yang mau bersandar pada-Nya. Namun pencobaan akan melahirkan
keputusasaan jika tetap mengandalkan diri dan kekuatan sendiri.
III.
Aplikasi
ü Pengalaman adalah
guru yang paling berharga. Kita telah melihat pengalaman rohani bangsa Israel.
Allah begitu mengasihi mereka, namun mereka sering mempermainkan Allah dengan
berbagai kejahatan dan pelanggaran. Untuk itu perlu perenungan bagi kita bahwa
layakkah kita memperlakukan Allah yang sangat baik itu seperti yang bangsa
Israel lakukan.? Bukankah kita akan semakin diberkati jikalau kita tetap setia
kepada-Nya.? Karena Allah adalah setia, maka mari kita juga setia kepada-Nya.
ü Setiap manusia
akan menghadapi tantangan dan cobaan hidup. Namun yakin dan percayalah, cobaan
itu pasti sanggup kita hadapi jika kita meminta bantuan dari Tuhan. Cobaan dan
segala pergumulan adalah sarana untuk menguatkan iman dan kepercayaan kita
kepada Allah. Jika Tuhan yang bekerja dalam hidup kita, maka dengan yakin kita
akan berkata, “Segala perkara dapat kutanggung di
dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku (Filipi 4:13)”. Amin.
C.Pdt. Polma Hutasoit, S.Th
Tidak ada komentar:
Posting Komentar