Kamis, 16 Juli 2015

1 Korintus 10 : 1 – 13 Menang Melawan Pencobaan

KERANGKA  SERMON EVANGELIUM MINGGU 03 MARET 2013
MINGGU OKULI (Mataku Tetap Terarah Kepada TUHAN/
Sai Tong Mangaranapi Matangku tu Jahowa)
1 Korintus 10 : 1 – 13
Menang Melawan Pencobaan

I.                   Pendahuluan
Surat I Korintus hadir dalam warna pergumulan jemaat yang sangat kompleks. Selain sebagai daerah pelabuhan dan persinggahan para pelayar dan pedagang, Korintus juga merupakan pusat marketing yang sangat ramai dikunjungi orang dari berbagai negara. Pergumulan terberat di Korintus bukan hanya persoalan ekonomi dan politik, namun lebih mengarah kepada persoalan religius. Situasi dan peradaban yang ada membuat orang banyak meragukan perbuatan Allah yang ajaib, khususnya tentang kebangkitan Yesus Kristus.
Paulus berupaya untuk memperjelas karya Allah dalam membawa manusia kepada keselamatan yang kekal bagi orang yang hidup dalam perintah-Nya. Namun orang yang menyembah berhala dan tidak tunduk kepada Allah, maka Allah akan menjatuhkan hukuman kepadanya. Paulus menggambarkan pengalaman perjalanan bangsa Israel keluar dari tanah Mesir menuju tanah perjanjian. Yang percaya dan menuruti perintah Allah mendapat keselamatan. Sementara yang tamak dan pembangkang mati karena keserakahannya.

II.                Penjelasan Nats
1.  Keselamatan bersumber dari Allah. Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus menjelaskan kembali bagaimana Allah melindungi bangsa Israel dengan awan di siang hari, dengan api di malam hari dan membelah laut Teberau saat mereka hendak meninggalkan tanah perbudakan. Allah juga memberi mereka makanan yaitu manna (Kel. 16:4) dan minuman rohani dari batu karang yang bersumber dari Allah sendiri. Meskipun mereka berada di gurun pasir yang gersang, namun Allah tidak membiarkan mereka mati. Allah tetap memelihara umat-Nya.

2.  Allah tidak berkenan bagi orang yang melanggar perintah-Nya. Meskipun Allah telah memberikan makanan dan minuman kepada bangsa Israel, namun ketamakan dan keserakahan masih melingkupi mereka. Allah telah menentukan jumlah manna yang boleh diambil setiap hari, namun karena kekuatiran akan hari esok melahirkan ketamakan dan keserakahan dalam diri bangsa itu, sehingga mereka mengambil lebih dari yang Tuhan firmankan. Akibatnya adalah manna yang mereka ambil itu menjadi busuk dan berulat. Paulus mengungkapkan bahwa peristiwa itu menjadi pelajaran bagi setiap orang untuk tidak mengingini dan melakukan hal-hal yang jahat dan yang tidak berkenan di hati Tuhan, melainkan kita harus melakukan seturut dengan apa yang Tuhan perintahkan. Jangan pernah meragukan kasih dan firman Allah, agar jangan timbul ketamakan dalam diri kita.

3.   Hiduplah di dalam iman yang teguh. Pencobaan dan tantangan hidup yang dialami jemaat Korintus di tengah-tengah keberagaman suku, budaya, maupun agama menjadi salah satu sorotan utama Paulus. Paulus tidak ingin jemaat Korintus mengikuti sikap nenek moyang mereka yang menyembah berhala ketika Musa sedang di gunung Sinai (Kel. 32:1-6). Bangsa itu juga melakukan perzinahan dengan perempuan Moab ketika berada di Sitim (Bil 25:1). Akibatnya Allah menghukum bangsa itu dan menulahi mereka, sehingga 24.000 orang diantara mereka tewas (Bil 25:9). Di Korintus juga hal yang hampir sama terjadi, di mana ada banyak budaya dan agama yang berkembang saat itu. Paulus dengan tegas mengatakan agar jemaat Korintus tidak ikut menyembah berhala, tidak melakukan percabulan (seperti yang biasa terjadi di kota Korintus). Paulus juga mengingatkan mereka agar senantiasa bersyukur akan berkat-berkat Tuhan bagi mereka, bukan malah bersungut-sungut ketika menghadapi cobaan hidup. Paulus ingin agar jemaat Korintus mengambil hikmah atas apa yang terjadi atas nenek moyang mereka.

4.  Setiap manusia akan mengalami cobaan, namun Allah akan senantiasa memberi jalan keluar. Iman orang Kristen sering diumpamakan seperti batu karang. Batu karang adalah contoh batu yang sangat teguh yang tidak goyah sekalipun ombak besar datang menerjang. Paulus memberikan pemahaman kepada jemaat Korintus bahwa setiap manusia akan menghadapi cobaan dan cobaan tidak akan pernah berhenti. Untuk itu dengan tegas Paulus katakan bahwa pencobaan yang datang kepada mereka hanyalah pencobaan biasa yang tidak melampaui batas kekuatan mereka. Untuk itu, sebagai orang beriman, hendaklah mereka menyerahkan pergumulan hidup mereka kepada Allah karena Allah yang setia akan senantiasa memberikan jalan keluar dan solusi bagi mereka yang mau bersandar pada-Nya. Namun pencobaan akan melahirkan keputusasaan jika tetap mengandalkan diri dan kekuatan sendiri.

III.             Aplikasi
ü  Pengalaman adalah guru yang paling berharga. Kita telah melihat pengalaman rohani bangsa Israel. Allah begitu mengasihi mereka, namun mereka sering mempermainkan Allah dengan berbagai kejahatan dan pelanggaran. Untuk itu perlu perenungan bagi kita bahwa layakkah kita memperlakukan Allah yang sangat baik itu seperti yang bangsa Israel lakukan.? Bukankah kita akan semakin diberkati jikalau kita tetap setia kepada-Nya.? Karena Allah adalah setia, maka mari kita juga setia kepada-Nya.

ü  Setiap manusia akan menghadapi tantangan dan cobaan hidup. Namun yakin dan percayalah, cobaan itu pasti sanggup kita hadapi jika kita meminta bantuan dari Tuhan. Cobaan dan segala pergumulan adalah sarana untuk menguatkan iman dan kepercayaan kita kepada Allah. Jika Tuhan yang bekerja dalam hidup kita, maka dengan yakin kita akan berkata, “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku (Filipi  4:13)”. Amin.

C.Pdt. Polma Hutasoit, S.Th

Tidak ada komentar:

Posting Komentar