KERANGKA SERMON EVANGELIUM MINGGU 06
Oktober 2013
MINGGU XIX SETELAH TRINITATIS (Ketritunggalan
Allah/ Hasitolusadaon ni TUHAN)
Hidup Menurut Ketetapan dan
Peraturan TUHAN
Ev : Yehezkiel 36 : 22 – 33 Ep : Roma 8 : 1 – 8 SP : Galatia 5 : 16 – 17
I.
Pendahuluan
Sekitar tahun 586 SM, kota Yerusalem dibinasakan dan
bangsa Israel ditawan ke Babel.
Banyak orang Israel yang mati dibunuh pasukan Babel. Allah mengijinkan
peristiwa itu terjadi karena bangsa Israel telah melakukan kesalahan dan dosa di
hadapan Tuhan (Yeh. 7; 8; 10; 16; 22). Para musuh Israel
menganggap bahwa kekalahan bangsa
Israel juga sebagai kekalahan Allah Israel. Dengan sinis
mereka mengatakan bahwa Allah Israel tidak sanggup lagi melindungi dan
menyelamatkan bangsa-Nya. Umat Israel yang telah merasakan berbagai karya Tuhan dalam hidup mereka justru
terpengaruh kepada ucapan musuh-musuh mereka. Bukannya bertobat, mereka malah berpikir mungkin benar apa yang dikatakan bangsa-bangsa lain bahwa Tuhan Allah
Israel telah kalah dan tidak akan mampu membebaskan dan menyelamatkan mereka.
Karena itu, Israel pun ikut-ikutan mencemarkan nama Tuhan dan tidak memuliakan
Dia diantara bangsa-bangsa.
Semasa dijajah oleh
bangsa Babel, bangsa Israel merasakan penderitaan yang berat, kelaparan,
ancaman kematian yang senantiasa menyelimuti perasaan mereka dan berbagai-bagai
penyiksaan. Pada saat seperti itulah Allah menunjukkan kemuliaan-Nya. Allah mengangkat
Nabi Yehezkiel dan mengutusnya ke tengah-tengah orang Israel untuk membawa
berita pembebasan. Dia diutus untuk mengatakan, “Allah sendiri yang akan
bertindak untuk menguduskan nama-Nya yang telah dinajiskan oleh orang Babel
maupun oleh orang Israel sendiri. Allah akan membebaskan bangsa Israel dan
mengembalikan mereka ke tanah Kanaan, tanah perjanjian itu”.
II.
Penjelasan Nats
Ø TUHAN
itu Kudus adanya (ay. 22-24)
Tuhan pun tidak tinggal diam dalam sakit
hatinya melihat nama-Nya yang kudus dan mulia dicemarkan oleh bangsa-bangsa,
dan bahkan oleh umat-Nya sendiri di antara bangsa-bangsa. Melalui Yehezkiel, Tuhan menyampaikan firman-Nya kepada Israel. Tuhan berjanji
akan mengumpulkan bangsa-Nya, namun Dia bertindak untuk
mengumpulkan mereka bukan karena Israel
adalah umat-Nya atau karena perbuatan baik yang telah
mereka lakukan, melainkan justru karena nama-Nya telah dinajiskan, sehingga Ia
mau menguduskan nama-Nya kembali. Melalui tindakan-Nya itu, Tuhan menyatakan
kekudusan-Nya supaya bangsa-bangsa dapat melihat dan mengakui bahwa Tuhan Allah Israel
tidak terkalahkan. Allah ingin
membuktikan bahwa Dialah Tuhan yang kekal yang berkuasa dari dulu dan untuk
selama-lamanya. Dialah Tuhan yang Mahakudus dan Maha mulia dan yang mampu
melepaskan umat-Nya dari setiap penderitaan. “Kekudusan-Nya”, artinya: Allah tidak
mengingkari kesempurnaan-Nya. Ketika
bertindak, Allah selalu menunjukkan kekontrasan karya-Nya dengan perbuatan manusia, bahkan
dengan dewa-dewi bangsa lain. Allah
melakukan hal yang tidak mungkin dapat dikerjakan tangan manusia, dan dewa-dewi
buatan manusia. Ketika Ia mengambil
keputusan untuk bertindak, apa yang Ia kerjakan pastilah benar dan bebas dari
kecemaran dosa. Jadi bukan untuk manusia Ia bertindak dan bukan demi kepentingan manusia Ia
berkarya. Segala tindakan dan karya-Nya,
dari awal sampai akhir, adalah bagi kemuliaan nama-Nya. Maka
dengan demikian, semua bangsa akan tahu bahwa Dialah Tuhan yang layak untuk
disembah oleh setiap orang. Maka dengan kuasa yang Dia miliki, Dia akan
membuktikan keTuhanan-Nya dengan membawa bangsa Israel keluar dari tanah
perbudakan. Tuhan akan mengumpulkam mereka dan membawa mereka pulang ke tanah
perjanjian, yaitu Tanah Kanaan.
Ø Janji Tuhan kepada bangsa-Nya (ay. 25-30)
Melalui pemberitaan nabi Yehezkiel, Allah telah
berjanji akan mengumpulkan bangsa Israel dan membawa mereka kembali ke “rumah”
mereka (tanah perjanjian). Namun tidak hanya sampai disitu, Allah juga
menjanjikan berbagai-bagai berkat yang akan dinikmati oleh bangsa itu.
Diantaranya:
1.
Air
jernih yang mentahirkan dari dosa (ay. 25)
Umat tidak dapat mentahirkan diri sendiri
dengan kemampuan manusiawinya. Pemurnian dan pentahiran dari dosa hanya dapat
terjadi karena kasih-karunia Allah. Itu sebabnya Allah berfirman: “Aku akan
mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala
kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu”. Dalam
ayat ini jelas Allah bertindak sebagai subyek yang berinisiatif untuk
mencurahkan air jernih yang fungsinya untuk mentahirkan (membersihkan) dosa-dosa
umat. Inisiatif Allah tersebut terjadi karena hanya Allah saja yang memiliki
air jernih yang mampu membersihkan umat dari seluruh kenajisannya. Umat
berperan sebagai penyambut dan penerima air jernih Allah. Dengan demikian
air jernih yang digunakan dalam nubuat nabi Yehezkiel berfungsi sebagai
simbolisasi pengampunan dan pengudusan Allah.
2.
Hati
dan roh yang baru yang taat kepada Tuhan (ay. 26-27)
Tindakan Allah yang mentahirkan umat Israel
akan menghasilkan kehidupan yang diperbarui, sebab Allah mengaruniakan hati
yang baru dan roh yang baru. ‘Hati’ dalam dunia Perjanjian Lama dipahami
sebagai pusat atau inti dari kepribadian manusia. Karena itu apabila hati dan
roh umat diperbarui oleh Allah, maka umat akan mengalami kelahiran baru, suatu
kehidupan yang baru bersama dengan Tuhan. Manusia tidak lagi memusatkan diri
pada misi pribadinya, melainkan misi Allah. Apapun yang dikerjakannya adalah
semata-mata untuk kemuliaan Allah. Roh
itu akan tinggal di hati orang Israel dan dengan kuasa Roh itu, maka mereka
akan memiliki ketaatan kepada perintah dan peraturan Allah dan melakukannya.
3.
Tuhan
juga menyediakan dan menyiapkan tempat tinggal serta makanan bagi mereka (ay. 28-30)
Yang menjadi kebutuhan
paling primer bagi setiap orang adalah, makanan dan tempat tinggal. Menjadi
orang jajahan di negeri lain, tentu kedua hal ini bukanlah sesuatu yang bisa
diperoleh dengan gampang. Sama halnya dengan yang dialami oleh bangsa Israel.
Di tengah pahitnya situasi hidup yang mereka rasakan di dalam penjajahan, tentu
mereka merindukan adanya perubahan dan perbaikan di dalam hidup mereka. Untuk
itulah Tuhan berjanji kepada mereka bahwa Allah akan membawa mereka kembali ke
tempat dimana mereka bisa hidup tenang dan damai, yaitu tanah yang dijanjikan
kepada nenek moyang mereka. Dan tidak hanya sampai disitu. Tuhan juga berjanji
akan menyediakan makanan bagi mereka sehingga mereka tidak lagi kelaparan. Tuhan
juga akan memberkati apa yang mereka tanam dan memberkati benih yang mereka
tabur, sehingga hasil tuaian mereka menjadi berlimpah.
Ø
Tujuan
karya Allah bagi umat-Nya (ay. 31-33)
Ketika kita melakukan
suatu pekerjaan, tentu ada tujuan yang ingin kita capai dari pekerjaan atau
usaha tersebut. Firman Tuhan dalam nats ini juga menjelaskan kepada kita bahwa Tuhan
dalam setiap karya-Nya juga pasti memiliki tujuan. Dan sudah pasti tujuan karya
Tuhan adalah yang terbaik dan mendatangkan kebaikan kepada umat-Nya. Dalam nats
ini Tuhan dengan jelas telah menyatakan diri-Nya kepada bangsa Israel
bahwa Dialah Tuhan yang Mahakuasa dan
Maha kudus yang layak untuk disembah oleh setiap citaan-Nya. Dia juga yang
berjanji akan memulihkan kehidupan orang Israel yang mengalami penderitaan. Dari
nats ini dapat kita lihat bahwa tujuan Allah menyatakan diri-Nya adalah agar
setiap orang tahu bahwa Dialah Tuhan yang mampu membebaskan setiap orang yang
dalam kesusahan. Dialah Allah yang mampu melakukan apa yang tidak mampu
dilakukan oleh manusia maupun dewa/i buatan manusia. Dengan demikian, orang
Israel akan sadar, bahwa tanpa karya Tuhan, mereka tidak akan bisa lepas dari
penjajahan bangsa Babel, mereka tidak akan menikmati indahnya hidup dan mereka
tidak akan bisa hidup dalam damai. Pada ayat 31 dikatakan, “…kamu akan merasa mual melihat dirimu sendiri karena
kesalahan-kesalahanmu dan perbuatan-perbuatanmu yang keji”. Artinya ketika
bangsa itu membandingkan perbuatan mereka kepada Allah dengan perbuatan Allah
kepada, maka mereka sendiri akan merasa mual karena karya dan rancangan Tuhan
selalu baik bagi mereka. Hanya saja mereka sering meninggalkan Tuhan karena
nafsu duniawi mereka.
III.
Aplikasi
ü Salah satu tujuan Kitab Yehezkiel adalah untuk mendorong kaum terbuang tetap setia kepada Tuhan sehingga Tuhan akan memenuhi
janji-Nya.
ü Kasih Allah terhadap umat umat-Nya tidak pernah berubah. Ketika kita diijinkan Tuhan mengalami pergumulan di tengah-tengah hidup kita, bukan karena Tuhan tidak menyayangi kita, melainkan bertujuan
untuk menyadarkan kita kepada
siapa kita harus mengadu dan apa yang harus kita lakukan.
ü Melalui proses penyadaran yang dialami oleh umat Israel selama masa
pembuangan, hati mereka ditahirkan dan dibaharui.
ü Alasan utama Allah melakukan itu adalah karena Ia setia dan tidak
membiarkan kekudusan nama-Nya dipermainkan. Dan Allah akan bekerja di hati
umat-Nya, mengganti hati mereka yang keras seperti batu dengan hati yang lembut
dan taat melalui Roh-Nya yang
kudus. Roh Allah yang akan senantiasa memimpin umat-Nya
hidup menurut ketetapan-ketetapan-Nya.
ü Roh Kudus diberikan untuk mengubah hati manusia. Manusia yang semula menjauh dari Allah, maka
oleh karya Roh Kudus diubah
dan kembali terarah kepada Allah. Tujuan akhir dari segala karya Allah,
termasuk pengubahan batin manusia, adalah demi kemuliaan dan hormat nama-Nya
semata-mata.
ü Kejatuhan bangsa Israel ke dalam dosa adalah
karena mereka lebih mengutamakan nafsu duniawi mereka dan meninggalkan Tuhan.
Sehingga untuk mengajar mereka Tuhan mengijinkan bangsa Babel untuk menjajah
mereka. Sama halnya dengan kita, ada banyak kenikmatan yang di tawarkan dunia
ini kepada kita. Agar kita tidak terjerumus seperti yang dialami oleh bangsa
Israel, maka marilah kita minta bimbingan dan perlindungan Roh Tuhan untuk mengendalikan
kita, sehingga apa pun yang kita lakukan tetap untuk kemuliaan Tuhan. Yakin dan
percayalah ketika Roh Tuhan ada pada kita dan tinggal di hati kita, maka Dialah
yang senantiasa memperbaharui hidup kita menjadi layak di hadapan Tuhan. Tuhan Yesus memberikati.
Amin.
C.Pdt. Polma
Hutasoit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar