Kamis, 30 Juli 2015

Yehezkiel 36 : 22 – 33, "Hidup Menurut Ketetapan dan Peraturan TUHAN"

KERANGKA  SERMON EVANGELIUM MINGGU 06 Oktober 2013
MINGGU XIX SETELAH TRINITATIS (Ketritunggalan Allah/ Hasitolusadaon ni TUHAN)
Hidup Menurut Ketetapan dan Peraturan TUHAN
Ev : Yehezkiel 36 : 22 – 33               Ep : Roma 8 : 1 – 8               SP : Galatia 5 : 16 – 17

I.                Pendahuluan
Sekitar tahun 586 SM, kota Yerusalem dibinasakan dan bangsa Israel ditawan ke Babel. Banyak orang Israel yang mati dibunuh pasukan Babel. Allah mengijinkan peristiwa itu terjadi karena bangsa Israel telah melakukan kesalahan dan dosa di hadapan Tuhan (Yeh. 7; 8; 10; 16; 22). Para musuh Israel menganggap bahwa kekalahan bangsa Israel juga sebagai kekalahan Allah Israel. Dengan sinis mereka mengatakan bahwa Allah Israel tidak sanggup lagi melindungi dan menyelamatkan bangsa-Nya. Umat Israel yang telah merasakan berbagai karya Tuhan dalam hidup mereka justru terpengaruh kepada ucapan musuh-musuh mereka. Bukannya bertobat, mereka malah berpikir mungkin benar apa yang dikatakan bangsa-bangsa lain bahwa Tuhan Allah Israel telah kalah dan tidak akan mampu membebaskan dan menyelamatkan mereka. Karena itu, Israel pun ikut-ikutan mencemarkan nama Tuhan dan tidak memuliakan Dia diantara bangsa-bangsa.
Semasa dijajah oleh bangsa Babel, bangsa Israel merasakan penderitaan yang berat, kelaparan, ancaman kematian yang senantiasa menyelimuti perasaan mereka dan berbagai-bagai penyiksaan. Pada saat seperti itulah Allah menunjukkan kemuliaan-Nya. Allah mengangkat Nabi Yehezkiel dan mengutusnya ke tengah-tengah orang Israel untuk membawa berita pembebasan. Dia diutus untuk mengatakan, “Allah sendiri yang akan bertindak untuk menguduskan nama-Nya yang telah dinajiskan oleh orang Babel maupun oleh orang Israel sendiri. Allah akan membebaskan bangsa Israel dan mengembalikan mereka ke tanah Kanaan, tanah perjanjian itu”.

II.             Penjelasan Nats
Ø  TUHAN itu Kudus adanya (ay. 22-24)
Tuhan pun tidak tinggal diam dalam sakit hatinya melihat nama-Nya yang kudus dan mulia dicemarkan oleh bangsa-bangsa, dan bahkan oleh umat-Nya sendiri di antara bangsa-bangsa. Melalui Yehezkiel, Tuhan menyampaikan firman-Nya kepada Israel. Tuhan berjanji akan mengumpulkan bangsa-Nya, namun Dia bertindak untuk mengumpulkan mereka bukan karena Israel adalah umat-Nya atau karena perbuatan baik yang telah mereka lakukan, melainkan justru karena nama-Nya telah dinajiskan, sehingga Ia mau menguduskan nama-Nya kembali. Melalui tindakan-Nya itu, Tuhan menyatakan kekudusan-Nya supaya bangsa-bangsa dapat melihat dan mengakui bahwa Tuhan Allah Israel tidak terkalahkan. Allah ingin membuktikan bahwa Dialah Tuhan yang kekal yang berkuasa dari dulu dan untuk selama-lamanya. Dialah Tuhan yang Mahakudus dan Maha mulia dan yang mampu melepaskan umat-Nya dari setiap penderitaan.  “Kekudusan-Nya, artinya: Allah tidak mengingkari kesempurnaan-Nya.    Ketika bertindak, Allah selalu menunjukkan kekontrasan karya-Nya dengan perbuatan manusia, bahkan dengan dewa-dewi bangsa lain.  Allah melakukan hal yang tidak mungkin dapat dikerjakan tangan manusia, dan dewa-dewi buatan manusia.  Ketika Ia mengambil keputusan untuk bertindak, apa yang Ia kerjakan pastilah benar dan bebas dari kecemaran dosa. Jadi bukan untuk manusia Ia bertindak dan bukan demi kepentingan manusia Ia berkarya.  Segala tindakan dan karya-Nya, dari awal sampai akhir, adalah bagi kemuliaan nama-Nya. Maka dengan demikian, semua bangsa akan tahu bahwa Dialah Tuhan yang layak untuk disembah oleh setiap orang. Maka dengan kuasa yang Dia miliki, Dia akan membuktikan keTuhanan-Nya dengan membawa bangsa Israel keluar dari tanah perbudakan. Tuhan akan mengumpulkam mereka dan membawa mereka pulang ke tanah perjanjian, yaitu Tanah Kanaan.

Ø  Janji Tuhan kepada bangsa-Nya (ay. 25-30)
Melalui pemberitaan nabi Yehezkiel, Allah telah berjanji akan mengumpulkan bangsa Israel dan membawa mereka kembali ke “rumah” mereka (tanah perjanjian). Namun tidak hanya sampai disitu, Allah juga menjanjikan berbagai-bagai berkat yang akan dinikmati oleh bangsa itu. Diantaranya:

1.      Air jernih yang mentahirkan dari dosa (ay. 25)
Umat tidak dapat mentahirkan diri sendiri dengan kemampuan manusiawinya. Pemurnian dan pentahiran dari dosa hanya dapat terjadi karena kasih-karunia Allah. Itu sebabnya Allah berfirman: “Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu”. Dalam ayat ini jelas Allah bertindak sebagai subyek yang berinisiatif untuk mencurahkan air jernih yang fungsinya untuk mentahirkan (membersihkan) dosa-dosa umat. Inisiatif Allah tersebut terjadi karena hanya Allah saja yang memiliki air jernih yang mampu membersihkan umat dari seluruh kenajisannya. Umat berperan sebagai penyambut dan penerima  air jernih Allah. Dengan demikian air jernih yang digunakan dalam nubuat nabi Yehezkiel berfungsi sebagai simbolisasi pengampunan dan pengudusan Allah.
2.      Hati dan roh yang baru yang taat kepada Tuhan (ay. 26-27)
Tindakan Allah yang mentahirkan umat Israel akan menghasilkan kehidupan yang diperbarui, sebab Allah mengaruniakan hati yang baru dan roh yang baru. ‘Hati’ dalam dunia Perjanjian Lama dipahami sebagai pusat atau inti dari kepribadian manusia. Karena itu apabila hati dan roh umat diperbarui oleh Allah, maka umat akan mengalami kelahiran baru, suatu kehidupan yang baru bersama dengan Tuhan. Manusia tidak lagi memusatkan diri pada misi pribadinya, melainkan misi Allah. Apapun yang dikerjakannya adalah semata-mata untuk kemuliaan Allah. Roh itu akan tinggal di hati orang Israel dan dengan kuasa Roh itu, maka mereka akan memiliki ketaatan kepada perintah dan peraturan Allah dan melakukannya.
3.      Tuhan juga menyediakan dan menyiapkan tempat tinggal serta makanan bagi mereka (ay. 28-30)
Yang menjadi kebutuhan paling primer bagi setiap orang adalah, makanan dan tempat tinggal. Menjadi orang jajahan di negeri lain, tentu kedua hal ini bukanlah sesuatu yang bisa diperoleh dengan gampang. Sama halnya dengan yang dialami oleh bangsa Israel. Di tengah pahitnya situasi hidup yang mereka rasakan di dalam penjajahan, tentu mereka merindukan adanya perubahan dan perbaikan di dalam hidup mereka. Untuk itulah Tuhan berjanji kepada mereka bahwa Allah akan membawa mereka kembali ke tempat dimana mereka bisa hidup tenang dan damai, yaitu tanah yang dijanjikan kepada nenek moyang mereka. Dan tidak hanya sampai disitu. Tuhan juga berjanji akan menyediakan makanan bagi mereka sehingga mereka tidak lagi kelaparan. Tuhan juga akan memberkati apa yang mereka tanam dan memberkati benih yang mereka tabur, sehingga hasil tuaian mereka menjadi berlimpah.
Ø  Tujuan karya Allah bagi umat-Nya (ay. 31-33)
Ketika kita melakukan suatu pekerjaan, tentu ada tujuan yang ingin kita capai dari pekerjaan atau usaha tersebut. Firman Tuhan dalam nats ini juga menjelaskan kepada kita bahwa Tuhan dalam setiap karya-Nya juga pasti memiliki tujuan. Dan sudah pasti tujuan karya Tuhan adalah yang terbaik dan mendatangkan kebaikan kepada umat-Nya. Dalam nats ini Tuhan dengan jelas telah menyatakan diri-Nya kepada bangsa Israel bahwa  Dialah Tuhan yang Mahakuasa dan Maha kudus yang layak untuk disembah oleh setiap citaan-Nya. Dia juga yang berjanji akan memulihkan kehidupan orang Israel yang mengalami penderitaan. Dari nats ini dapat kita lihat bahwa tujuan Allah menyatakan diri-Nya adalah agar setiap orang tahu bahwa Dialah Tuhan yang mampu membebaskan setiap orang yang dalam kesusahan. Dialah Allah yang mampu melakukan apa yang tidak mampu dilakukan oleh manusia maupun dewa/i buatan manusia. Dengan demikian, orang Israel akan sadar, bahwa tanpa karya Tuhan, mereka tidak akan bisa lepas dari penjajahan bangsa Babel, mereka tidak akan menikmati indahnya hidup dan mereka tidak akan bisa hidup dalam damai. Pada ayat 31 dikatakan, “…kamu akan merasa mual melihat dirimu sendiri karena kesalahan-kesalahanmu dan perbuatan-perbuatanmu yang keji”. Artinya ketika bangsa itu membandingkan perbuatan mereka kepada Allah dengan perbuatan Allah kepada, maka mereka sendiri akan merasa mual karena karya dan rancangan Tuhan selalu baik bagi mereka. Hanya saja mereka sering meninggalkan Tuhan karena nafsu duniawi mereka.

III.          Aplikasi
ü  Salah satu tujuan Kitab Yehezkiel adalah untuk mendorong kaum terbuang tetap setia kepada Tuhan sehingga Tuhan akan memenuhi janji-Nya.
ü  Kasih Allah terhadap umat umat-Nya tidak pernah berubah. Ketika kita diijinkan Tuhan mengalami pergumulan di tengah-tengah hidup kita, bukan karena Tuhan tidak menyayangi kita, melainkan bertujuan untuk menyadarkan kita kepada siapa kita harus mengadu dan apa yang harus kita lakukan.
ü  Melalui proses penyadaran yang dialami oleh umat Israel selama masa pembuangan, hati mereka ditahirkan dan dibaharui.
ü  Alasan utama Allah melakukan itu adalah karena Ia setia dan tidak membiarkan kekudusan nama-Nya dipermainkan. Dan Allah akan bekerja di hati umat-Nya, mengganti hati mereka yang keras seperti batu dengan hati yang lembut dan taat melalui Roh-Nya yang kudus. Roh Allah yang akan senantiasa memimpin umat-Nya hidup menurut ketetapan-ketetapan-Nya.
ü  Roh Kudus diberikan untuk mengubah hati manusia.  Manusia yang semula menjauh dari Allah, maka oleh karya Roh Kudus diubah dan kembali terarah kepada Allah.  Tujuan akhir dari segala karya Allah, termasuk pengubahan batin manusia, adalah demi kemuliaan dan hormat nama-Nya semata-mata.
ü  Kejatuhan bangsa Israel ke dalam dosa adalah karena mereka lebih mengutamakan nafsu duniawi mereka dan meninggalkan Tuhan. Sehingga untuk mengajar mereka Tuhan mengijinkan bangsa Babel untuk menjajah mereka. Sama halnya dengan kita, ada banyak kenikmatan yang di tawarkan dunia ini kepada kita. Agar kita tidak terjerumus seperti yang dialami oleh bangsa Israel, maka marilah kita minta bimbingan dan perlindungan Roh Tuhan untuk mengendalikan kita, sehingga apa pun yang kita lakukan tetap untuk kemuliaan Tuhan. Yakin dan percayalah ketika Roh Tuhan ada pada kita dan tinggal di hati kita, maka Dialah yang senantiasa memperbaharui hidup kita menjadi layak di hadapan Tuhan. Tuhan Yesus memberikati. Amin.


C.Pdt. Polma Hutasoit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar