KERANGKA SERMON
EVANGELIUM MINGGU 13 April 2014
MINGGU PALMARUM (Pesta Palma/ Maremare)
Ev : Matius 21 :
1 – 11 Ep : Yesaya 50 : 4 – 9a S. Patik : Efesus 6 : 14 – 15
Diberkatilah Dia yang
Datang dalam Nama Tuhan
I.
Pendahuluan
Sampai saat ini masih banyak orang
yang meragukan dan tidak menerima Yesus sebagai Mesias yang di utus Allah untuk
menyelamatkan dunia ini dari genggaman dosa. Tidak hanya berlaku di kalangan
Yahudi, bahkan sampai saat ini hingga di Indonesia pun banyak gereja dan aliran
yang menentang kemesiasan Yesus. Padahal sebenarnya para Nabi telah menubuatkan
akan kelahiran, pelayanan, kematian, kebangkitan, kenaikan serta kemuliaan
Mesias. Semua tergambar dan
terbukti dalam diri Yesus. Dialah Mesias yang telah dinanti-natikan oleh semua
orang. Beberapa alasan yang membuktikan Yesus adalah Mesias yang dinubuatkan
adalah : Tempat lahir Yesus (Mikha 5:1), Perawan yang akan melahirkan-Nya (Yes.
7:14), Yesus Mempunyai Roh Kudus (Yes. 42:1), Penolakan manusia terhadap Yesus
(Yes. 53:3), Yesus masuk ke Yerusalem (Zak. 9:9), Yesus di bukit Zaitun (Zak.
14:4), Penghianatan terhadap Yesus (Maz. 41:10), Kematian Yesus (Maz. 22:2,
7-9, 17, 19; Yes. 53:5-6, 7, 12), Kebangkitan-Nya (Maz. 16:10), Perjanjian Baru
telah di nubuatkan (Yer. 31:31), Mujijat Penyembuhan (Yes. 35:5-6). Dan banyak
lagi yang dapat kita ketahui bagaimana Yesus menggenapi nubuatan-nubuatan para
nabi dalam Perjanjian Lama sebagai bukti bahwa Dialah Mesias yang dijanjikan
itu. Bahkan dipertegas oleh Rasul Paulus dalam Kisah Rasul 10:34, “Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa
barangsiapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena
nama-Nya.”
II.
Penjelasan Nats
Ø Persiapan Menyambut
Kedatangan Yesus (ay. 1-3)
Dalam ayat yang pertama terlihat kata “ketika”, menunjukkan bahwa ayat ini adalah sambungan dari perikop
atau pasal sebelumnya. Yesus sebelumnya berada di kota Yerikho yang di mana
disitu Yesus melakukan mujizat dengan menyembuhkan dua orang buta. Sebelum
Yesus memasuki kota Yerusalem, terlihat bahwa Yesus “sengaja” singgah di kota Betfage. Sengaja mengindikasikan bahwa
Yesus bukan hanya lewat, namun Dia datang ke situ karena ada sesuatu hal yang
harus Ia kerjakan di sana. Terbukti
ketika Yesus mengutus 2 orang murid-Nya untuk
pergi ke kampung yang ada di depan mereka untuk mengambil seekor keledai betina dan anaknya. Ada hal menarik dalam
ayat 2 ini. Awalnya Yesus mengatakan bahwa mereka akan menemukan seekor keledai
betina dan anaknya namun yang dibawa menjadi 2 keledai. Menurut kesaksian orang
yang tahu tentang binatang, sudah tentu bahwa seekor binatang yang masih muda
jauh lebih tenang apabila induknya ikut juga. Oleh karena itu Yesus mengatakan kepada mereka
membawa keduanya. Karena dalam tulisan sinoptik yang lain menujukkan Yesus
menyuruh mengambil keledai muda. Karena Yesus hanya akan menunggangi keledai
yang muda atau jantan seperti dalam nubuatan Zakharia.
Dan
juga yang menjadi suatu hal yang luar biasa adalah kemahatahuan Yesus, ketika
mengetahui keberadaan keledai yang sedang tertambat di kampung seberang. Ini
menjadi bukti lain
bahwa Yesus benar-benar Allah yang mengetahui keberadaan seluruh ciptaan-Nya. Mengendarai keledai
adalah simbol dari perdamaian, beda dengan mengendarai kuda yang adalah simbol
dari perang. Para raja dan pangeran biasanya mengendarai keledai pada masa
damai (Hak. 10:4; 12:14; 1 Sam. 25:20). Begitu juga dengan raja Salomo yang
mengendarai seekor keledai saat ia hendak ditahbiskan menjadi raja (1 Raj. 1:33). Dengan mengendarai
keledai, di hadapan umum Yesus memproklamasikan bahwa Dialah Raja Israel dan
Mesias yang dinubuatkan. Kehadiran-Nya yang tampil sederhana adalah suatu
tindakan simbolis yang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa Kerajaan-Nya bukan
berasal dari dunia dan Dia datang untuk memerintah dunia ini bukan dengan
tangan besi, paksaan atau kekerasan. Sikap Yesus ini merupakan gambaran seorang
Pemimpin yang tidak bertindak seperti
seorang penakluk, tetapi menunjukkan bahwa
Kerajaan-Nya itu bersifat rohani.
Yesus menyuruh kedua murid itu dengan
pesan bahwa apabila ada orang yang bertanya/ menegor mereka karena melepas dan
membawa kedua keledai itu, maka jawab mereka adalah, “Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya.” Ini
adalah antisipasi atau bisa dibilang bahwa ini adalah jawaban bagi murid-murid
apabila ada yang bertanya atau menegor. Antisipasi yang Yesus katakan karena berhubung dengan
keledai ini bukan milik murid-murid sehingga Yesus memberi jawaban yang harus
mereka katakan. Mereka tidak boleh mengambilnya secara paksa dan secara
diam-diam tanpa sepengetahuan dan ijin dari pemiliknya. Karena Yesus menjamin
bahwa mereka akan memperolehnya. Terlihat
bahwa adanya kejujuran dan keadilan di sini dan adanya jaminan bahwa akan
dikembalikan. Yesus terlebih dulu mengajar
murid-murid-Nya untuk memiliki tanggungjawab atas apa yang hendak mereka
lakukan.
Ø Yesus
Menggenapi Nubuatan Para Nabi (ay. 4-5)
Dalam
ayat 4 dan 5 terlihat bahwa adanya nubuatan yang harus digenapi dalam Zakharia
9:9.Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah,
hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah
lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda. Dan ini adalah salah satu ciri khas
dari Matius dari Injil sinoptik lain, karena hanya Matius yang membahas
nubuatan yang terjadi ini. Di
Zakharia 9:9-10 nabi Zakharia sudah berkata tentang Mesias yang datang dengan
lemah lembut dan dengan mengendarai seekor keledai bukan dengan mengendarai
kuda, yang selalu dipakai dalam perang. Zakharia berkata tentang Mesias yang
adalah Raja Damai, yang memberitakan damai pada bangsa-bangsa. Yesus ingin
menunjukkan bahwa Ia tidak datang untuk memerangi orang Romawi, Yesus tidak
datang dengan kekuatan senjata melainkan dengan kasih. Yesus datang dalam kesederhanaan agar
hal yang telah dinubuatkan ini memiliki makna yang besar dan orang-orang kecil
atau miskin boleh berbesar hati datang kepada-Nya dan tidak merasa ketakutan. Biasanya untuk menampilkan jabatannya,
raja-raja Israel memilih menunggangi keledai.
Ø Respon Orang Banyak Menyambut Yesus (ay. 6-11)
Ayat 6, “Maka pergilah murid-murid itu dan
berbuat seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka.” Menunjukkan bahwa 2 murid Yesus ini
pergi tanpa ada berkata apa-apa lagi atau bahkan protes. Mereka langsung
mengerjakan tugas itu tanpa ada sungut-sungut dan kekuatiran karena Yesuslah
yang menjamin perjalanan dan tugas mereka. Lalu mereka berbuat seperti yang
ditugaskan Yesus kepada mereka. Lalu mereka melakukan semua perintah
Yesus, bahwa mereka hanya berbuat sesuai dengan perintah dari Tuhan Yesus.
Mereka tidak melakukan hal yang lain-lain selain daripada menaati perintah
Yesus.
Ayat 7, “Mereka membawa keledai betina itu
bersama anaknya, lalu mengalasinya dengan pakaian mereka dan Yesus pun naik ke
atasnya.” Dalam
ayat 7 mereka mengalasi keledai itu dengan pakaian mereka. Menunjukkan bahwa
mereka begitu menghormati Yesus. Mereka tidak mau Yesus langsung duduk diatas
punggung keledai itu. Dan juga terlihat bahwa murid-muridnya mengorbankan
pakaian mereka demi melayani Kristus. Tindakan yang dilakukan murid-murid-Nya ini ingin
menunjukkan pengagungan atau penghormatan yang sama halnya dialami oleh raja-raja
pada zaman itu.
Ayat 8, “Orang
banyak yang sangat besar jumlahnya menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula
yang memotong ranting-ranting dari pohon-pohon dan menyebarkannya di jalan.” Respon
orang-orang terhadap kedatangan Yesus yaitu mereka menghamparkan pakaiannya di jalan,
ada pula yang memotong ranting-ranting dari pohon-pohon dan menyebarkan di
jalan. Menunjukkan bahwa mereka sangat menghormati Yesus sebagai Raja dan
Mesias yang akan menyelamatkan mereka dari jajahan Romawi. Mereka menghormati
Yesus karena dalam diri mereka terdapat harapan bahwa Yesus yang mereka sambut
ini adalah Raja yang akan membebaskan dan bahkan memerintah di Israel. Mereka
menghamparkan ranting-ranting dan pohon-pohon adalah hal yang biasa mereka
lakukan di hari raya pondok daun yang melambangkan kemerdekaan, kemenangan dan
sukacita. Penghormatan yang ditunjukkan dari mereka sangatlah luar biasa karena
sampai pakaian dan ranting-ranting, pohon-pohon diletakkan di jalan-jalan. Jika
diumpamakan semua yang ada pada mereka, mereka berikan untuk pengharapan mereka
pada Mesias ini yaitu Yesus.
Ayt. 9, “Dan
orang banyak yang berjalan di depan Yesus dan yang mengikuti-Nya dari belakang
berseru, katanya: Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam
nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!” Kata
Hosana pada ayat 9 diambil dari Mazmur 118:25. Di Mazmur itu hosana berarti
berilah kiranya keselamatan. Pada zaman Yesus kata itu telah menjadi seruan
dengan arti “hiduplah”. Jadi mereka mengatakan “hiduplah anak Daud.” Kata-kata
yang berikut yaitu “diberkatilah Dia yang
datang dalam nama Tuhan.” Diambil dari Mazmur 118:26; biasanya penduduk
Yerusalem menggunakan kata-kata itu untuk mengucapkan “selamat datang” kepada
orang-orang yang masuk Yerusalem untuk menghadiri pesta-pesta Tuhan di Bait
Suci. Orang-orang yang datang ke Bait Allah “dalam nama Tuhan”, yang berarti
bahwa mereka datang dengan menyebut nama Tuhan sebagai Allahnya. Orang banyak
itu percaya bahwa Mesias telah datang untuk memulihkan dan membebaskan bangsa
Israel menjadi bangsa yang merdeka secara politis. Hanya saja mereka gagal
memahami bahwa tujuan kedatangan Yesus yaitu untuk membebaskan semua orang dari
belenggu dosa, bukan secara politis. Puncaknya, ketika mereka sadar bahwa Yesus bukan “Mesias” yang
mereka harapkan, maka mereka sendiri juga yang berteriak, “Salibkanlah Dia”.
Ayat 10, “Dan
ketika Ia masuk ke Yerusalem, gemparlah seluruh kota itu dan orang berkata:
"Siapakah orang ini?” Kata gemparlah ini adalah suatu
bentuk keheranan, ketakjuban, kepenasaran dari orang banyak yang berada di
Yerusalem yang belum pernah melihat Dia. Mereka heran lalu takjub dan penasaran
karena melihat Yesus yang disambut dengan luar biasa dan meriah. Sehingga
orang-orang bertanya-tanya “siapakah orang itu?”
Ayat 11, “Dan
orang banyak itu menyahut: "Inilah nabi Yesus dari Nazaret di Galilea.” Ini adalah jawaban dari pertanyaan
mereka (orang-orang Yerusalem) yang diberikan oleh orang-orang banyak yang
mengikuti Yesus karena mereka sudah mengenal siapa itu Yesus. Mereka dengan sukacita mengatakan bahwa Dia
sebagai Sang Nabi, karena mereka mengenal Dia sebagai Nabi, tapi kini mereka
menyaksikan sebagai Raja. Lalu
mereka mengatakan Yesus orang Nazaret di Galilea, karena ada beberapa orang
yang bangga dengan Yesus karena Ia berasal dari Galilea. Sehingga bisa
dikatakan ini adalah kata-kata yang spontan keluar dari mulut mereka oleh
karena sukacita yang penuh.
III.
Aplikasi
 Kedatangan Yesus bukanlah kedatangan
yang kebetulan. Namun kedatangan-Nya adalah merupakan sebuah perencanaan yang
luar biasa dan untuk karya yang luar biasa juga yaitu menebus, menyelamatkan
dan menyatakan berkat-Nya kepada manusia yang percaya dan setia pada-Nya.
 Pelayanan Yesus sepanjang hidup-Nya menunjukkan bahwa
walaupun Ia adalah Anak Allah yang memiliki wewenang Ilahi, tapi Ia lebih
menonjolkan kesederhanaan, ketulusan dan kasih.
Sehingga kehadiran-Nya membawa perubahan sikap bagi banyak orang yang mau percaya
kepada-Nya. Kepatuhan dan kesetiaan Yesus kepada Bapa yang mengutus-Nya menjadi
gambaran bagimana cara hidup seorang hamba Allah. Menjadi hamba Allah berarti
mendedikasikan hidupnya untuk Tuhan secara total, taat kepada yang mengutusnya.
Selalu mengalami pembaharuan dalam Tuhan dan selalu siap menghadapi tantangan pelayanan dengan
bersenjatakan firman Tuhan
 Sebagai orang percaya, bagaimana
respon kita terhadap karya penebusan yang Tuhan lakukan bagi kita.?
v Tunduk dan taatlah seperti kedua murid yang Yesus
utus itu, karena hanya orang yang taat dan tunduklah yang beroleh kegenapan
janji dan jaminan keselamatan, sama seperti Yesus menjamin keselamatan kedua
murid-Nya.
v Puji dan Taatilah Tuhan bukan hanya saat dalam
sukacita, namun puji dan taatilah Dia dan bersyukurlah pada-Nya bahkan saat apa
yang kita alami tidak sesuai dengan harapan dan jangan pernah meragukan
kemuliaan-Nya.
v Murid Yesus mengorbankan pakaiannya untuk menjadi
alas tempat Yesus duduk sebagai tanda mereka begitu menghormati Yesus sebagai Raja.
Sebagai bentuk ketaatan kita kepada Kristus, apakah yang sudah kita korbankan
bagi kemuliaan nama-Nya.? Sebagai bahan renungan bagi kita, manakah yang lebih
sering kita lakukan, mengorbankan kepentingan kita demi untuk memuji Yesus atau
malah mengorbankan Kristus demi kepentingan kita.? Kita pasti sudah tahu bahwa
layak tidaknya kita di hadapan Tuhan ditentukan bagaimana kita menghidupi iman
percaya dan keselamatan yang Tuhan anugerahkan kepada kita. Untuk itu
bersukacitalah yang mau taat dan setia kepada Tuhan karena, “Diberkatilah dia yang hidup taat di dalam
Tuhan dan membuktikan jati dirinya sebagai orang Kristen sejati dalam segala
situasi hidup.” Amin.
C.Pdt. Polma Hutasoit, S.Th
“Ketaatan
mendatangkan berkat dan sukacita yang melayakkan kita dalam Kerajaan-Nya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar