Kamis, 30 Juli 2015

Matius 21 : 1 – 11, "Diberkatilah Dia yang Datang dalam Nama Tuhan"

KERANGKA  SERMON EVANGELIUM MINGGU 13 April  2014
MINGGU  PALMARUM (Pesta Palma/ Maremare)
Ev : Matius 21 : 111                       Ep : Yesaya 50 : 4 – 9a                    S. Patik : Efesus 6 : 14 – 15
Diberkatilah Dia yang Datang dalam Nama Tuhan

I.               Pendahuluan
Sampai saat ini masih banyak orang yang meragukan dan tidak menerima Yesus sebagai Mesias yang di utus Allah untuk menyelamatkan dunia ini dari genggaman dosa. Tidak hanya berlaku di kalangan Yahudi, bahkan sampai saat ini hingga di Indonesia pun banyak gereja dan aliran yang menentang kemesiasan Yesus. Padahal sebenarnya para Nabi telah menubuatkan akan kelahiran, pelayanan, kematian, kebangkitan, kenaikan serta kemuliaan Mesias. Semua tergambar dan terbukti dalam diri Yesus. Dialah Mesias yang telah dinanti-natikan oleh semua orang. Beberapa alasan yang membuktikan Yesus adalah Mesias yang dinubuatkan adalah : Tempat lahir Yesus (Mikha 5:1), Perawan yang akan melahirkan-Nya (Yes. 7:14), Yesus Mempunyai Roh Kudus (Yes. 42:1), Penolakan manusia terhadap Yesus (Yes. 53:3), Yesus masuk ke Yerusalem (Zak. 9:9), Yesus di bukit Zaitun (Zak. 14:4), Penghianatan terhadap Yesus (Maz. 41:10), Kematian Yesus (Maz. 22:2, 7-9, 17, 19; Yes. 53:5-6, 7, 12), Kebangkitan-Nya (Maz. 16:10), Perjanjian Baru telah di nubuatkan (Yer. 31:31), Mujijat Penyembuhan (Yes. 35:5-6). Dan banyak lagi yang dapat kita ketahui bagaimana Yesus menggenapi nubuatan-nubuatan para nabi dalam Perjanjian Lama sebagai bukti bahwa Dialah Mesias yang dijanjikan itu. Bahkan dipertegas oleh Rasul Paulus dalam Kisah Rasul 10:34, “Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya.”

II.            Penjelasan Nats
Ø  Persiapan Menyambut Kedatangan Yesus (ay. 1-3)
 Dalam ayat yang pertama terlihat kata “ketika”, menunjukkan bahwa ayat ini adalah sambungan dari perikop atau pasal sebelumnya. Yesus sebelumnya berada di kota Yerikho yang di mana disitu Yesus melakukan mujizat dengan menyembuhkan dua orang buta. Sebelum Yesus memasuki kota Yerusalem, terlihat bahwa Yesus “sengaja” singgah di kota Betfage. Sengaja mengindikasikan bahwa Yesus bukan hanya lewat, namun Dia datang ke situ karena ada sesuatu hal yang harus Ia kerjakan di sana. Terbukti ketika Yesus mengutus 2 orang murid-Nya untuk pergi ke kampung yang ada di depan mereka untuk mengambil seekor keledai betina dan anaknya. Ada hal menarik dalam ayat 2 ini. Awalnya Yesus mengatakan bahwa mereka akan menemukan seekor keledai betina dan anaknya namun yang dibawa menjadi 2 keledai. Menurut kesaksian orang yang tahu tentang binatang, sudah tentu bahwa seekor binatang yang masih muda jauh lebih tenang apabila induknya ikut juga. Oleh karena itu Yesus mengatakan kepada mereka membawa keduanya. Karena dalam tulisan sinoptik yang lain menujukkan Yesus menyuruh mengambil keledai muda. Karena Yesus hanya akan menunggangi keledai yang muda atau jantan seperti dalam nubuatan Zakharia.
Dan juga yang menjadi suatu hal yang luar biasa adalah kemahatahuan Yesus, ketika mengetahui keberadaan keledai yang sedang tertambat di kampung seberang. Ini menjadi bukti lain bahwa Yesus benar-benar Allah yang mengetahui keberadaan seluruh ciptaan-Nya. Mengendarai keledai adalah simbol dari perdamaian, beda dengan mengendarai kuda yang adalah simbol dari perang. Para raja dan pangeran biasanya mengendarai keledai pada masa damai (Hak. 10:4; 12:14; 1 Sam. 25:20). Begitu juga dengan raja Salomo yang mengendarai seekor keledai saat ia hendak ditahbiskan menjadi raja (1 Raj. 1:33). Dengan mengendarai keledai, di hadapan umum Yesus memproklamasikan bahwa Dialah Raja Israel dan Mesias yang dinubuatkan. Kehadiran-Nya yang tampil sederhana adalah suatu tindakan simbolis yang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa Kerajaan-Nya bukan berasal dari dunia dan Dia datang untuk memerintah dunia ini bukan dengan tangan besi, paksaan atau kekerasan. Sikap Yesus ini merupakan gambaran seorang Pemimpin yang tidak bertindak seperti seorang penakluk, tetapi menunjukkan bahwa Kerajaan-Nya itu bersifat rohani.
 Yesus menyuruh kedua murid itu dengan pesan bahwa apabila ada orang yang bertanya/ menegor mereka karena melepas dan membawa kedua keledai itu, maka jawab mereka adalah, “Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya.” Ini adalah antisipasi atau bisa dibilang bahwa ini adalah jawaban bagi murid-murid apabila ada yang bertanya atau menegor. Antisipasi yang Yesus katakan karena berhubung dengan keledai ini bukan milik murid-murid sehingga Yesus memberi jawaban yang harus mereka katakan. Mereka tidak boleh mengambilnya secara paksa dan secara diam-diam tanpa sepengetahuan dan ijin dari pemiliknya. Karena Yesus menjamin bahwa mereka akan memperolehnya. Terlihat bahwa adanya kejujuran dan keadilan di sini dan adanya jaminan bahwa akan dikembalikan. Yesus terlebih dulu mengajar murid-murid-Nya untuk memiliki tanggungjawab atas apa yang hendak mereka lakukan.

Ø  Yesus Menggenapi Nubuatan Para Nabi (ay. 4-5)
Dalam ayat 4 dan 5 terlihat bahwa adanya nubuatan yang harus digenapi dalam Zakharia 9:9.Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda. Dan ini adalah salah satu ciri khas dari Matius dari Injil sinoptik lain, karena hanya Matius yang membahas nubuatan yang terjadi ini. Di Zakharia 9:9-10 nabi Zakharia sudah berkata tentang Mesias yang datang dengan lemah lembut dan dengan mengendarai seekor keledai bukan dengan mengendarai kuda, yang selalu dipakai dalam perang. Zakharia berkata tentang Mesias yang adalah Raja Damai, yang memberitakan damai pada bangsa-bangsa. Yesus ingin menunjukkan bahwa Ia tidak datang untuk memerangi orang Romawi, Yesus tidak datang dengan kekuatan senjata melainkan dengan kasih. Yesus datang dalam kesederhanaan agar hal yang telah dinubuatkan ini memiliki makna yang besar dan orang-orang kecil atau miskin boleh berbesar hati datang kepada-Nya dan tidak merasa ketakutan. Biasanya untuk menampilkan jabatannya, raja-raja Israel memilih menunggangi keledai.

Ø  Respon Orang Banyak Menyambut Yesus (ay. 6-11)
Ayat 6, Maka pergilah murid-murid itu dan berbuat seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka.Menunjukkan bahwa 2 murid Yesus ini pergi tanpa ada berkata apa-apa lagi atau bahkan protes. Mereka langsung mengerjakan tugas itu tanpa ada sungut-sungut dan kekuatiran karena Yesuslah yang menjamin perjalanan dan tugas mereka. Lalu mereka berbuat seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka. Lalu mereka melakukan semua perintah Yesus, bahwa mereka hanya berbuat sesuai dengan perintah dari Tuhan Yesus. Mereka tidak melakukan hal yang lain-lain selain daripada menaati perintah Yesus.
Ayat 7,Mereka membawa keledai betina itu bersama anaknya, lalu mengalasinya dengan pakaian mereka dan Yesus pun naik ke atasnya.Dalam ayat 7 mereka mengalasi keledai itu dengan pakaian mereka. Menunjukkan bahwa mereka begitu menghormati Yesus. Mereka tidak mau Yesus langsung duduk diatas punggung keledai itu. Dan juga terlihat bahwa murid-muridnya mengorbankan pakaian mereka demi melayani Kristus. Tindakan yang dilakukan murid-murid-Nya ini ingin menunjukkan pengagungan atau penghormatan yang sama halnya dialami oleh raja-raja pada zaman itu.
Ayat 8, Orang banyak yang sangat besar jumlahnya menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang memotong ranting-ranting dari pohon-pohon dan menyebarkannya di jalan.Respon orang-orang terhadap kedatangan Yesus yaitu mereka menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang memotong ranting-ranting dari pohon-pohon dan menyebarkan di jalan. Menunjukkan bahwa mereka sangat menghormati Yesus sebagai Raja dan Mesias yang akan menyelamatkan mereka dari jajahan Romawi. Mereka menghormati Yesus karena dalam diri mereka terdapat harapan bahwa Yesus yang mereka sambut ini adalah Raja yang akan membebaskan dan bahkan memerintah di Israel.  Mereka menghamparkan ranting-ranting dan pohon-pohon adalah hal yang biasa mereka lakukan di hari raya pondok daun yang melambangkan kemerdekaan, kemenangan dan sukacita. Penghormatan yang ditunjukkan dari mereka sangatlah luar biasa karena sampai pakaian dan ranting-ranting, pohon-pohon diletakkan di jalan-jalan. Jika diumpamakan semua yang ada pada mereka, mereka berikan untuk pengharapan mereka pada Mesias ini yaitu Yesus.
Ayt. 9, Dan orang banyak yang berjalan di depan Yesus dan yang mengikuti-Nya dari belakang berseru, katanya: Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!Kata Hosana pada ayat 9 diambil dari Mazmur 118:25. Di Mazmur itu hosana berarti berilah kiranya keselamatan. Pada zaman Yesus kata itu telah menjadi seruan dengan arti “hiduplah”. Jadi mereka mengatakan “hiduplah anak Daud.” Kata-kata yang berikut yaitu “diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan.” Diambil dari Mazmur 118:26; biasanya penduduk Yerusalem menggunakan kata-kata itu untuk mengucapkan “selamat datang” kepada orang-orang yang masuk Yerusalem untuk menghadiri pesta-pesta Tuhan di Bait Suci. Orang-orang yang datang ke Bait Allah “dalam nama Tuhan”, yang berarti bahwa mereka datang dengan menyebut nama Tuhan sebagai Allahnya. Orang banyak itu percaya bahwa Mesias telah datang untuk memulihkan dan membebaskan bangsa Israel menjadi bangsa yang merdeka secara politis. Hanya saja mereka gagal memahami bahwa tujuan kedatangan Yesus yaitu untuk membebaskan semua orang dari belenggu dosa, bukan secara politis. Puncaknya, ketika mereka sadar bahwa Yesus bukan “Mesias” yang mereka harapkan, maka mereka sendiri juga yang berteriak, “Salibkanlah Dia”.
Ayat 10, Dan ketika Ia masuk ke Yerusalem, gemparlah seluruh kota itu dan orang berkata: "Siapakah orang ini?Kata gemparlah ini adalah suatu bentuk keheranan, ketakjuban, kepenasaran dari orang banyak yang berada di Yerusalem yang belum pernah melihat Dia. Mereka heran lalu takjub dan penasaran karena melihat Yesus yang disambut dengan luar biasa dan meriah. Sehingga orang-orang bertanya-tanya “siapakah orang itu?”
Ayat 11, Dan orang banyak itu menyahut: "Inilah nabi Yesus dari Nazaret di Galilea.Ini adalah jawaban dari pertanyaan mereka (orang-orang Yerusalem) yang diberikan oleh orang-orang banyak yang mengikuti Yesus karena mereka sudah mengenal siapa itu Yesus. Mereka dengan sukacita mengatakan bahwa Dia sebagai Sang Nabi, karena mereka mengenal Dia sebagai Nabi, tapi kini mereka menyaksikan sebagai Raja. Lalu mereka mengatakan Yesus orang Nazaret di Galilea, karena ada beberapa orang yang bangga dengan Yesus karena Ia berasal dari Galilea. Sehingga bisa dikatakan ini adalah kata-kata yang spontan keluar dari mulut mereka oleh karena sukacita yang penuh.

III.          Aplikasi
  Kedatangan Yesus bukanlah kedatangan yang kebetulan. Namun kedatangan-Nya adalah merupakan sebuah perencanaan yang luar biasa dan untuk karya yang luar biasa juga yaitu menebus, menyelamatkan dan menyatakan berkat-Nya kepada manusia yang percaya dan setia pada-Nya.
  Pelayanan Yesus sepanjang hidup-Nya menunjukkan bahwa walaupun Ia adalah Anak Allah yang memiliki wewenang Ilahi, tapi Ia lebih menonjolkan kesederhanaan, ketulusan dan kasih. Sehingga kehadiran-Nya membawa perubahan sikap bagi banyak orang yang mau percaya kepada-Nya. Kepatuhan dan kesetiaan Yesus kepada Bapa yang mengutus-Nya menjadi gambaran bagimana cara hidup seorang hamba Allah. Menjadi hamba Allah berarti mendedikasikan hidupnya untuk Tuhan secara total, taat kepada yang mengutusnya. Selalu mengalami pembaharuan dalam Tuhan dan selalu siap menghadapi tantangan pelayanan dengan bersenjatakan firman Tuhan
  Sebagai orang percaya, bagaimana respon kita terhadap karya penebusan yang Tuhan lakukan bagi kita.?
v  Tunduk dan taatlah seperti kedua murid yang Yesus utus itu, karena hanya orang yang taat dan tunduklah yang beroleh kegenapan janji dan jaminan keselamatan, sama seperti Yesus menjamin keselamatan kedua murid-Nya.
v  Puji dan Taatilah Tuhan bukan hanya saat dalam sukacita, namun puji dan taatilah Dia dan bersyukurlah pada-Nya bahkan saat apa yang kita alami tidak sesuai dengan harapan dan jangan pernah meragukan kemuliaan-Nya.
v  Murid Yesus mengorbankan pakaiannya untuk menjadi alas tempat Yesus duduk sebagai tanda mereka begitu menghormati Yesus sebagai Raja. Sebagai bentuk ketaatan kita kepada Kristus, apakah yang sudah kita korbankan bagi kemuliaan nama-Nya.? Sebagai bahan renungan bagi kita, manakah yang lebih sering kita lakukan, mengorbankan kepentingan kita demi untuk memuji Yesus atau malah mengorbankan Kristus demi kepentingan kita.? Kita pasti sudah tahu bahwa layak tidaknya kita di hadapan Tuhan ditentukan bagaimana kita menghidupi iman percaya dan keselamatan yang Tuhan anugerahkan kepada kita. Untuk itu bersukacitalah yang mau taat dan setia kepada Tuhan karena, “Diberkatilah dia yang hidup taat di dalam Tuhan dan membuktikan jati dirinya sebagai orang Kristen sejati dalam segala situasi hidup.” Amin.
C.Pdt. Polma Hutasoit, S.Th


“Ketaatan mendatangkan berkat dan sukacita yang melayakkan kita dalam Kerajaan-Nya.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar