KERANGKA SERMON EVANGELIUM MINGGU 07 APRIL 2013
MINGGU
QUASIMODOGENITI
(Seperti Bayi Yang Baru
Lahir/ Songon Posoposo na Imbaru Tubu)
Ev :
Kisah Para Rasul/ Ulaon ni Apostel 5 : 27 – 32 Ep
: Wahyu/ Pangungkapon 1 : 4 – 8
I. Pendahuluan
v Kisah Rasul-rasul adalah
lanjutan surat Kabar Baik yang disampaikan oleh Lukas (penulis Injil Lukas).
Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah menguraikan mengenai bagaimana
pengikut-pengikut Yesus dengan pimpinan Roh Allah menyebarkan Kabar Baik tentang Yesus "di Yerusalem, di seluruh
Yudea, di Samaria, dan sampai ke ujung bumi" (1:8). Surat ini adalah
cerita tentang pergerakan Kristen yang
dimulai di antara orang Yahudi lalu meluas menjadi suatu agama untuk seluruh
dunia. Penulis buku ini merasa perlu pula meyakinkan para pembacanya bahwa
orang-orang Kristen bukanlah suatu bahaya politik terhadap kerajaan Roma,
tetapi bahwa agama Kristen merupakan penyempurnaan agama Yahudi.
v Satu hal yang khas dan penting
dalam surat Kisah Rasul ini ialah pekerjaan Roh Allah yang datang dengan kuasa
ke atas orang-orang percaya di Yerusalem pada hari Pentakosta. Di dalam seluruh
peristiwa-peristiwa yang tercatat dalam buku ini nyatalah bahwa Roh Allah itu
terus-menerus memimpin dan menguatkan
gereja beserta pemimpin-pemimpinnya. Allah membekali para rasul untuk
mengabarkan berita sukacita dan keselamatan, sehingga banyak yang mau bertobat
dan dibaptis (2:41; 4:4). Jumlah orang percaya setiap hari semakin bertambah.
II. Penjelasan Nats
Ø Tantangan Menyampaikan firman Tuhan (ay.27-28) : Keberhasilan
dan kesuksesan para rasul dalam mengadakan mujijat dan mengajar firman Tuhan di
tengah-tengah orang Yahudi telah menimbulkan ketakutan yang sangat besar bagi
para tokoh agama. Mereka takut karena semakin hari semakin banyak orang yang
mengaku bahwa Yesus yang mereka salibkan itu adalah Tuhan dan Juruselamat
mereka dan para rasul juga mengadakan tanda mujijat atas nama Yesus. Ketakutan
itu menumbuhkan rasa iri dan cemburu bagi mereka. Mereka iri kepada para rasul,
sehingga mereka berencana menghentikan semua perkataan para rasul tersebut,
bahkan mereka telah merencanakan untuk membunuh mereka. Para rasul dipenjarakan
dan disiksa, namun malaikat Tuhan mengadakan mujijat disana. Mereka dilepaskan
dari penjara dan malaikat itu memerintahkan mereka untuk memberitakan firman
Tuhan di Bait Allah. Sementara penjara itu sendiri tetap tertutup dengan baik
dan rapi dan dijaga dengan ketat oleh para prajurit. Dan mereka baru tahu bahwa
penjara telah kosong ketika para tokoh agama dan imam besar memerintahkan
pejabat penjara itu membawa mereka ke persidangan. Mereka juga dapat berita
bahwa ternyata para Rasul telah berada di Bait Allah mengajar para jemaat Tuhan
(Kis. 5:17-25). Mendengar berita itu, para pengawal dan pengikutnya pergi ke
Bait Allah untuk mengambil kedua rasul itu dan membawa mereka ke hadapan
Mahkamah Agama (Badan keagamaan umat Yahudi yang tertinggi. Terdiri dari 70 orang
anggota (para imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua Yahudi) yang berada di
bawah pimpinan Imam Besar. Mahkamah ini mempunyai kewibawaan penuh di bidang
agama). Mahkamah Agama (Sanhedrin) memiliki kekuasaan
administratif dan dapat memerintahkan penahanan oleh pejabat-pejabat
pengadilannya sendiri. Dalam kasus para rasul ini, pelanggaran yang mereka
lakukan sesuai hukum Yahudi adalah pengajaran sesat. Sebelumnya, para rasul telah dilarang mengajarkan Yesus Kristus kepada orang Yahudi (4:17-18),
namun mereka tetap bersikeras memberitakan firman Tuhan. Kini imam besar yang
merupakan pemimpin Mahkamah Agama mengingatkan kembali larangan tersebut kepada
mereka. Mereka dianggap telah memenuhi Yerusalem dengan ajaran tentang Yesus.
Peristiwa penyaliban, kebangkitan dan kenaikan Yesus serta ajaran-ajaranNya
yang diberitakan para rasul ini menjadi perbincangan di Bait Allah di antara
orang-orang Yahudi. Dan semakin hari jumlah pengikut Kristus semakin banyak.
Situasi ini jelas sangat mengancam posisi para Mahkamah Agama dan tokoh agama
lain. Mereka menganggap bahwa para rasul telah menghasut orang-orang untuk
lebih percaya kepada Yesus dan membenci para tokoh agama yang telah menyalibkan
Yesus. Namun sebenarnya, para rasul sama sekali tidak menghasut siapapun.
Mereka hanya mengajarkan kebenaran dan keselamatan yang datangnya dari Kristus.
Mahkamah Agama yang dulu menghukum Yesus melalui Pilatus, dalam teks ini cuci
tangan. Mereka menuduh dan menganggap bahwa para rasul hendak menanggungkan
darah “Orang” itu kepada Mahkamah Agama. Mereka dengan sangat jelas menunjukkan
kebenciannya kepada Yesus. Bahkan menyebut nama Yesus pun mereka tidak mau,
sehingga mereka mengatakan “darah Orang itu”.
Ø Berani Mengungkapkan Kebenaran, bahkan dalam
situasi yang genting (ay. 29-32): Bukan
ketakutan yang diitunjukkan para rasul ketika itu. meskipun nyawa mereka tengah
terancam, namun dengan tegas Petrus menjawab,
1.
“Kita harus lebih taat kepada
Allah dari pada kepada manusia”(ay. 29)
Petrus
ingin mengecam para Mahkamah Agama maupun para imam yang hidup dalam
kemunafikan. Berusaha mencari keamanan dan kebahagiaan dirinya. Mereka lebih
takut kepada Kaisar dan mau melakukan apa saja yang diperintahkan kaisar kepada
mereka. Artinya, mereka lebih cenderung menyenangkan hati raja dibanding Tuhan.
Bahkan mereka tidak berani menegur kaisar yang membebankan pajak yang berat
kepada rakyatnya. Untuk itu dengan tegas Petrus ingin membongkar kemunafikan
mereka dengan menunjukkan bagaimana sebenarnya karakter seorang hamba Tuhan,
yaitu “lebih taat dan takut kepada Tuhan,
bukan kepada penguasa”. Itulah sebabnya mereka tidak takut dalam
menyebarkan Injil ke tengah-tengah orang banyak, karena mereka yakin ada Roh
Tuhan yang senantiasa menyertai dan menguatkan mereka. Tidak ada kuasa dari
manusia yang mampu menghalangi karya Tuhan dalam pelayanan mereka.
2.
“Yesus dibangkitkan oleh Allah nenek
moyang mereka”(ay. 30)
Pada kesempatan dan situasi itu, justru mereka
manfaatkan untuk memperkenalkan siapa Yesus yang telah mereka salibkan itu di
hadapan Allah. Allah yang mereka kenal sebagai Allah nenek moyang mereka, yaitu
Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakublah yang membangkitkan Yesus dari kematian.
Untuk itu, percaya kepada Yesus tidak membuat mereka mengingkari iman kepada
Allah nenek moyang Israel. Jadi Yesus dibangkitkan oleh Allah yang disembah
turun-temurun oleh bangsa Yahudi. Jawaban ini juga sekaligus untuk menepis
skenario pembohongan publik yang diciptakan Mahkamah Agama yang mengatakan
bahwa Yesus tidak bangkit, melainkan mayatNya telah dicuri oleh para muridNya
(lih. Mat. 28:11-15).
3.
“Yesus menjadi Pemimpin dan
Juruselamat yang mengampuni orang yang bertobat” (ay. 31)
Selanjutnya para rasul menjelaskan bahwa Yesus adalah yang ditinggikan/
dipilih Allah menjadi Pemimpin dan Juruselamat. Ini menegaskan pengurapan Yesus
sebagai Pemimpin/ Raja Israel dan Juruselamat. Tapi, bukan dalam pengertian
politis/ kekuasaan (Mesias seperti dalam pemahaman Yahudi). Ke-Pemimpinan dan
ke-Juruselamatan Yesus sebenarnya adalah untuk tujuan rohani, yaitu supaya
Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa. Selama ini Mesias
dipandang akan membawa pembebasan politik dari Romawi, tetapi Mesias sebenarnya
adalah untuk membawa kelepasan dari perbudakan dosa. Petrus ingin menegaskan
bahwa meskipun mereka telah menyiksa dan menyalibkan Yesus, tetapi mereka masih
berhak mendapat pengampunan asalkan mereka mau datang kepada Yesus dan memohon
pengampunan dosa dan bertobat. Tidak ada kata terlambat untuk bertobat dan
jangan menunggu hari esok untuk bertobat.
4.
“Orang yang
bertobat mau menjadi saksi atas karya keselamatan” (ay. 32)
Petrus yang menyangkal Yesus sebanyak 3 kali dan para murid yang
melarikan diri saat Yesus ditangkap kini menjadi orang-orang yang paling gigih
dalam memberitakan firman Tuhan. Para rasul mengakui bahwa mereka adalah saksi
dari semua yang mereka beritakan itu. Arti saksi bisa mencakup dua hal. Pertama,
menunjuk pada saksi mata yang melihat, mendengar, bahkan mengalami
setiap kejadian yang terjadi pada Yesus. Kedua, menunjuk pada pekerjaan
pemberitaan yang mereka lakukan. Tetapi bukan hanya para rasul yang menjadi
saksi dari semua itu, tetapi juga Roh Kudus yang dikaruniakan kepada orang yang
taat kepada Allah. Artinya, para murid percaya bahwa Roh Kudus bersaksi tentang
Yesus melalui mereka (bnd. Yoh. 15:26-27) dan akan mengajar para murid tentang
segala ajaran Yesus (Yoh. 14:26). Kesaksian itu merupakan buah dari pertobatan.
III.
Aplikasi
ü Menjadi saksi Kristus bukanlah hal yang mudah, Tuhan Yesus
memperingatkan kepada kita bahwa kita akan dibenci karena nama Yesus (Luk.
21:17), namun Tuhan memberikan kepastian dan kekuatan kepada kita: “dalam dunia
kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan
dunia” (Yoh. 16: 33).
ü Kita harus lebih takut kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa
maupun tubuh daripada kepada manusia yang hanya berkuasa membinasakan tubuh
(Mat. 10:28). Manusia sering mengorbankan iman dan kepercayaannya demi kenikmatan
duniawi, demi pekerjaan pindah agama, tidak mau mengungkapkan kebenaran karena
takut dikeluarkan dari pekerjaan, tidak mau mengungkapkan kebenaran karena
takut dikucilkan, dan sebagainya. Ketahuilah, para rasul tidak pernah takut
mengungkapkan iman dan kepercayaannya meskipun mereka harus mempertaruhkan
nyawanya.
ü Kita adalah saksi Kristus. Kita memang tidak menyaksikan/melihat
kematian dan kebangkitan Yesus. Tetapi kita berbahagia seperti kata Yesus
“berbahagialah orang yang tidak melihat, namun percaya” (Yoh. 20:29).
Kepercayaan ini membuat kita teguh untuk menjadi pemberita Yesus.
Tuhan
Yesus memberkati. Amin.
C.Pdt.
Polma Hutasoit, S.Th
Tidak ada komentar:
Posting Komentar