Jumat, 31 Juli 2015

2 Korintus 4 : 3 – 6, "Terang Dari Pengetahuan Tentang Kemuliaan Allah"

KERANGKA  SERMON EVANGELIUM MINGGU 15 Februari  2015
MINGGU ESTOMIHI (Tuhanlah Gunung Batu dan Kubu Pertahananku)
Ev : 2 Korintus 4 : 3 – 6                 Ep : 2 Raja-raja 2 : 1 – 12             S. Patik : Matius 5 : 16
Terang Dari Pengetahuan Tentang Kemuliaan Allah

I.              Pendahuluan
Tuhan telah memperlihatkan kemuliaan-Nya melalui Yesus Kristus. Terang kemuliaan-Nya menyinari dan mengalahkan kegelapan. Paulus dalam pemberitaan Firman Tuhan, menyatakan bahwa terang itulah yang membawanya untuk memberitakan Injil. Paulus menyatakan bagaimana kerasulannya adalah kemurahan Allah yang telah menyinari kehidupannya. Sehingga Paulus dalam nas ini memperlihatkan jati diri sebagai pelayan dan menjadi hamba karena ketaatan kepada Kristus dan bukan untuk mencari keuntungan bagi diri sendiri sebagaimana yang dituduhkan oleh para pemfitnah dan penipu (bnd. 2 Kor. 2:17). Salah satu tujuan Paulus menulis surat 2 Korintus ini adalah untuk menantang dan menyingkap kebohongan rasul-rasul palsu yang mencoba meruntuhkan wibawa kerasulannya. Paulus ingin mempertegas motivasinya dalam pelayanan adalah untuk menyampaikan kabar keselamatan bagi semua orang yang ingin melihat kemuliaan Tuhan dan ingin diselamatkan oleh-Nya.

II.           Penjelasan Nats
1.      Ilah Zaman Membutakan Manusia Untuk Melihat Terang Kemuliaan Tuhan (ay. 3 – 4)
v  Dalam pengalaman Paulus untuk memberitakan Injil, banyak yang menolak. Maka Paulus memberi tanggapan terhadap pemberitaan Injil yang telah disampaikannya: “Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa”. Penolakan Firman Tuhan adalah fakta kegelapan yang menyelimuti hati manusia, bahwa ilah-ilah zaman telah membutakan pikiran mereka untuk melihat kemuliaan Allah. Selubung yang menutupi mata rohani dan pikiran tidak hanya kepada orang yang tidak hanya kepada orang-orang yang tidak percaya, tetapi dapat juga menyelubungi orang yang telah menyatakan dirinya Kristen.
v  Ilah zaman menunjuk kepada iblis yang memegang kuasa atas banyak ruang lingkup hidup manusia. Kerajaannya bersifat sementara, bersyarat (pengabdian), yang akhirnya akan mengalami kebinasaan bersama dengan pengikutnya (bd. Yoh. 12 : 31; 14 : 30; 16 : 11; Ef. 2 : 2; 1 Yoh. 5 : 19).

2.      Terang Kemuliaan Allah Nyata dalam Yesus Kristus (ay. 5)
v  Paulus menegaskan bahwa yang dia beritakan adalah Injil, yaitu kabar sukacita, berita keselamatan di dalam Yesus, Yesus yang memberi jaminan tempat yang penuh kemuliaan dalam Kerajaan-Nya bagi yang mau percaya pada-Nya. Jadi, Paulus sama sekali tidak punya maksud untuk mengkhotbahkan mengenai dirinya sendiri. Bahkan pelayanan yang dia lakukan untuk semua orang merupakan bagian dari kehendak Yesus, yang dilakukannya dengan penuh ketulusan, tanpa ada unsur paksaan.
v  Paulus ingin mengajarkan apa yang pernah dikatakan Yesus, “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa”. Paulus tidak mengatakan, “Lihatlah dan ikutlah aku”, namun dia mengatakan, “Lihatlah dan ikutlah Tuhan Yesus”. Di dalam Yesuslah terang kemuliaan Allah itu terpancar.

3.      Terang Dari Allah Mengalahkan Kegelapan {Kerajaan Iblis} (ay. 6)
v  Yesus mengatakan bahwa pengikut-Nya adalah terang dunia (Mat. 5 : 14). Ketika banyak orang berpikir bahwa salib Kristus merupakan penderitaan yang tak berkesudahan, salib tidak dapat membuat orang bahagia, Paulus memberi penjelasan bahwa orang Kristen harus mengimani bahwa salib Kristus merupakan keselamatan dan mampu memberikan kehidupan yang kekal. “Dalam gelap terbitlah terang”. Jika banyak orang beranggapan salib adalah kutukan, Paulus menjelaskan bahwa salib adalah sumber kehidupan, sumber kemenangan, sumber kebahagiaan bagi yang mau memikulnya. Hidup dan berjalan dalam terang itu berarti hidup dan berjalan dalam Kristus karena di dalam Kristuslah kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah.
III.      Aplikasi
ü  Tugas dan tanggungjawab kita adalah mampu menunjukkan identitas kita sebagai pengikut Kristus di tengah-tengah dunia seperti yang Yesus perintahkan : Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” (Matius 5 : 16).
ü  Terang kemuliaan Tuhan yang nyata dalam diri Yesus menjadi sumber keselamatan kita. Yesus telah mengalahkan maut dan kegelapan, di mana kemenangan ini menjadi jaminan bagi orang percaya untuk beroleh kehidupan kekal. Maka, hidup di dalam dan bersama Yesus adalah jalan satu-satunya untuk beroleh terang kemuliaan Tuhan dan keselamatan kekal. Maka prinsip hidup kita sebagai anak-anak terang adalah, “Tuhanlah  Gunung Batu dan Kubu Pertahananku.” Yang percaya yang menang, yang percaya yang senang.


C.Pdt. Polma Hutasoit, S.Th

Tidak ada komentar:

Posting Komentar