KERANGKA SERMON
EVANGELIUM MINGGU 30 Maret 2014
MINGGU LETARE
Ev : Efesus 5 : 8 –
14 Ep : 1 Samuel 16 : 1 – 13
Menguji yang Berkenan Kepada Allah
I.
Pendahuluan
Efesus adalah kota yang indah dengan kuil Artemisnya yang megah,
di mana terdapat sebuah batu meteor terkenal yang konon dikirim oleh sang
dewi (Kis.19:35). Para pedagang setempat menjual berbagai lukisan, patung dan
perhiasan dewi Artemis (Kis. 19:23-41). Kota ini juga memiliki teater-teater
yang besar, sebuah stadion tempat pertarungan para gladiator, dan
perpustakaan-perpustakaan. Paulus berkarya di Efesus sekitar tiga tahun
(Kis.19:10; 20:31). Surat ini diawali dengan melukiskan bagaimana Allah telah
membangkitkan Kristus, yang sekarang memerintah bersama Allah di surga.
Selanjutnya, surat ini memperlihatkan bagaimana Kristus telah mempersatukan
orang bukan Yahudi dan orang Yahudi dengan “merubuhkan tembok pemisah, yaitu
perseteruan” yang memisahkan mereka (2:14). Mereka yang beriman kepada Yesus
telah dipilih oleh Roh Allah untuk menjadi bagian dari satu tubuh, yaitu
jemaat. Tubuh ini memiliki “satu Tuhan,
satu iman, dan satu babtisan” (4:5). Paulus menyampaikan ini karena pada
saat itu ada beberapa orang yang berusaha memecah belah para pengikut Tuhan
menjadi kelompok-kelompok yang berbeda. Paulus menulis surat kepada
jemaat Efesus juga bertujuan untuk memberikan nasihat, perintah, dan
himbauan untuk hidup dalam Kristus. Di mana keadaan
masyarakat Efesus pada saat itu masih melakukan penyembahan terhadap dewi
Artemis, mereka memahami dan mempercayai bahwa dewi Artemis ini adalah
dewa kesuburan. Selain itu juga mereka melakukan penyembahan dan tunduk
kepada Kaisar. Melihat keadaan ini tergeraklah
hati Paulus untuk mengirimkan suratnya kepada jemaat di Efesus.
II.
Penjelasan Nats
Ø Orang Percaya adalah Terang
Paulus memulai fakta tentang masa lalu dari jemaat yang ada di
Efesus dengan mengatakan, “Memang
dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam
Tuhan”. Kata “dahulu” menunjuk pada kondisi masa lalu yang
telah mereka tinggalkan. Ketika Paulus mengatakan bahwa sebelumnya mereka
adalah kegelapan, hal ini bukan untuk mengingat-ingat masa lalu, tetapi untuk
menegaskan kembali bahwa itu bukan lagi status dan kehidupan mereka. Orang Efesus sebelum mengenal Yesus
melalui Rasul Paulus adalah orang-orang yang hidup dalam kegelapan, karena
menyembah Artemis, dewi termashyur di Efesus. Kehidupan sehari-hari mereka juga
menampakan perilaku yang tidak bermoral. Mereka tidak mengenal hidup saling
mengasihi dan menjaga kekudusan. Mereka tidak melihat (mengetahui) kalau
perbuatannya adalah buruk. Kalimat Paulus ini menegaskan bahwa setiap
orang yang sudah mengenal dan menerima Yesus sebagai Juruselamatnya tentu harus
ada perubahan dan pembaharuan hidup. Orang Efesus yang awalnya hidup dalam
kegelapan telah diperbaharui menjadi hidup dalam terang.
Kata kegelapan yang dimaksud Paulus bukan hanya
menunjuk pada kondisi yang gelap tetapi juga status mereka yang gelap serta
kontribusi mereka yang menjadikan sekelilingnya menjadi gelap. Dahulu mereka
adalah anak-anak gelap yang membawa kegelapan, sehingga orang lain tidak
mengetahui jalan yang mereka tempuh, tidak hidup dalam kebenaran dan tidak
dapat membedakan mana yang benar dan yang salah. Gelap menunjuk pada tempat-tempat
penderitaan (Mzm. 107:10), atau kebodohan (Pkh.2:14). Musuh-musuh Allah adalah
“para penguasa kegelapan” (Ef.6:12) dan mereka yang tidak melakukan kehendak
Allah, sehingga dicampakkan ke dalam kegelapan (Mat.22:13), suatu tempat
siksaan yang abadi. Kegelapan terjadi atas seluruh hidup manusia
sejak kejatuhan Adam dan Hawa dalam dosa, namun pada waktu yang
ditetapkan-Nya sendiri kemudian Allah mengutus Anak-Nya yang tunggal untuk
menyatakan keadilan dan kasih-Nya yang besar kepada manusia.
Kedatangan Yesus ke dunia merupakan kemenangan terang atas kegelapan itu,
Yesus berkata: “Akulah terang dunia; barang-siapa mengikut Aku, ia tidak
akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup… Aku
telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang
percaya kepada-Ku, jangan tinggal
di dalam kegelapan” (Yoh. 8:12, 12: 46).
Sementara
terang digunakan sebagai gambar
tentang Allah atau Firman Allah (Mzm.119:105; Yoh.1:3-4; I Yoh. 1:5) dan para
pengikut Yesus juga disebut “anak-anak terang” (5:8). Orang
Kristen memiliki status dan identitas yang baru di dalam Tuhan. Setiap orang
Kristen harus menyadari status mereka yang baru ini, sehingga mereka mengerti
untuk apa mereka hidup dan apa yang harus mereka lakukan dengan status yang
baru tersebut. Dalam terang tidak ada
yang tersembunyi, segalanya jelas terlihat. Sehingga tidak ada tempat untuk
menyembunyikan perbuatan-perbuatan tercela, sebab terang akan membuka dan
memperlihatkan segala yang tersembunyi dan tertutupi dalam kegelapan.
Setelah Paulus mengingatkan jemaat di Efesus mengenai status
mereka sebagai anak-anak terang, kemudian Paulus mendorong setiap orang Kristen
yang ada di Efesus supaya hidup sebagai anak-anak terang. Dengan tegas Paulus
berkata dalam ayat 8, “Sebab
itu hiduplah sebagai anak-anak terang.” Paulus mendorong orang Kristen yang
ada di Efesus untuk hidup sesuai dengan status mereka. Paulus mendorong jemaat
di Efesus supaya menunjukkan melalui kehidupan mereka bahwa mereka adalah
anak-anak terang.
Ø Orang Percaya Mampu
Membuktikan Diri Sebagai Terang
Kita harus ingat bahwa dunia ini membutuhkan bukti bukan teori.
Dunia membutuhkan bukti. Dunia membutuhkan contoh. Dunia membutuhkan teladan,
dan itu harus ditunjukkan oleh orang yang mengaku dirinya sebagai pengikut
Kristus.
Ada 4 hal yang harus diketahui dan dilakukan oleh jemaat di Efesus
untuk membuktikan bahwa mereka adalah anak-anak terang, dan ini juga yang harus
dilakukan oleh setiap orang Kristen di sepanjang zaman dan dimanapun mereka
berada.
1.
Menguji apa yang berkenan kepada
Tuhan
Kata ujilah menekankan usaha yang aktif dari
setiap orang Kristen untuk mengamati, menganalisa serta memilah dan memilih apa
yang berkenan kepada Tuhan.
Sementara kata berkenan bukan hanya disetujui atau diterima,
tetapi juga harus menyenangkan hati Tuhan. Jadi sebelum kita melakukan suatu
tugas dan tindakan, kita tidak hanya bertanya apakah tindakan tersebut salah
atau tidak; tetapi harus sampai pada pertanyaan, apakah perbuatan ini
menyenangkan hati Tuhan atau tidak.
2.
Mengambil keputusan
Orang Kristen yang adalah terang harus mampu mengambil
keputusan :
a. Keputusan untuk tidak mau turut ambil
bagian dalam perbuatan kegelapan, perbuatan yang tercela dan perbuatan yang
mendukakan hati Tuhan.
b.
Komitmen untuk hanya melakukan apa yang menyenangkan hati Tuhan.
Paulus mengajarkan bahwa menguji apa yang berkenan dan apa yang
tidak berkenan di hati Tuhan tidaklah cukup, tetapi harus sampai pada
pengambilan keputusan serta memiliki komitmen untuk meninggalkan hal-hal yang
tidak berkenan kepada Tuhan. Paulus juga menekankan bahwa orang Kristen tidak
cukup hanya meninggalkan hal-hal yang tidak berkenan kepada Tuhan, tetapi juga
harus melakukan hal-hal yang berkenan kepada Tuhan.
3.
Misi
Orang Percaya
Paulus mengatakan supaya jemaat di Efesus menelanjangi
perbuatan-perbuatan kegelapan. Kata menelanjangi
diartikan sebagai menegur dengan keras, menyatakan kesalahan ataupun
membuktikan bahwa perbuatan kegelapan itu merupakan dosa. Perbuatan yang dimaksudkan disini
yaitu : percabulan, rupa-rupa kecemaran, keserakahan, perkataan yang kotor, yang
kosong atau yang sembrono dan yang tidak pantas (Ef. 5:3-6). Jemaat di Efesus harus memiliki misi untuk melakukan pembaharuan
moral di kota Efesus. Sebagai
anak-anak terang, jemaat di Efesus harus berperan secara aktif menolong setiap
warga di Efesus supaya mereka menyadari bahwa perbuatan mereka yang hidup dalam
kegelapan itu merupakan perbuatan yang merendahkan martabat manusia. Kota
Efesus bukan hanya kota bisnis tetapi juga kota prostitusi. Mereka tidak
menganggap prostitusi sebagai dosa yang memalukan, tetapi menganggapnya sebagai
suatu bisnis yang sangat menguntungkan. Bagi mereka, praktik prostitusi itu
merupakan suatu pekerjaan yang legal. Untuk itulah dengan tegas Paulus
mendorong jemaat di Efesus untuk menelanjangi kebobrokan moral warga Efesus.
Tentunya hal tersebut dilakukan, ketika mereka menunjukkan jati diri mereka
sebagi orang Kristen yang hidup dalam terang dan berfungsi sebagai terang.
4.
Terang
Harus Berbuahkan Kebaikan, Keadilan, Dan Kebenaran
Paulus mengingatkan jemaat di Efesus, ketika mereka berusaha
menelanjangi perbuatan-perbuatan kegelapan yang ada di Efesus mereka harus
melakukan itu dalam tiga
koridor yaitu kebaikan, keadilan dan kebenaran. Setiap orang Kristen yang menegur
kesalahan orang lain harus dimotivasi oleh kasih dan tujuannya adalah untuk
kebaikan orang lain bukan untuk menjatuhkan mertabatnya atau untuk
mempermalukannya. Ketika kita menegur kesalahan orang lain harus berlandaskan
rasa keadilan.
III.
Aplikasi
Akibat dosa, manusia sering melakukan apa yang menjadi kesukaan
hatinya tanpa peduli apakah perbuatannya itu berkenan di hadapan Tuhan atau
tidak. Keinginan sering membuat manusia jatuh kepada keserahakan, kecongkakan,
bahkan semakin jauh dari Tuhan. Sama seperti jemaat Efesus yang dalam hidup
lama mereka selalu berupaya hidup dalam perzinahan dan penyembahan berhala.
Namun kehadiran Paulus membawa angin segar terhadap iman mereka. Di mana
melalui pelayanan Paulus selama kurang lebih 3 tahun telah mengubah jemaat
Efesus. Melalui pemberitaan Paulus, mereka mengalami pembaharuan. Mereka yang
dulu hidup dalam gelap (dosa), kini hidup dalam terang Kristus
(penebusan/keselamatan). Kita juga sebagai orang yang sudah percaya harus mampu
menunjukkan dan membuktikan bahwa kita tidak orang Kristen yang asal-asalan, namun
kita adalah orang Kristen yang memiliki kualitas iman teguh.
Di dalam nats ini Paulus tidak berkata: “Jadilah terang”, tetapi: “Kamu adalah terang”. Kalimat tersebut tampaknya
mirip, tetapi memiliki pengertian yang sangat berbeda. Pengertian “Jadilah terang”
menunjuk panggilan agar kita berjuang untuk “menjadi”
terang. Tetapi pengertian “Kamu adalah
terang” lebih menunjuk kepada suatu identitas diri dan karakter. Setiap
umat percaya memiliki identitas diri dan karakter sebagai terang.
Orang yang setia kepada Kristus (terang) tidak
mungkin berdiam diri terhadap perbuatan-perbuatan kegelapan dan kejahatan.
Orang Kristen yang adalah terang selalu siap dan berani menelanjangi dalam
artian menegur, menentang dan menolak semua bentuk kejahatan dan ketidakbenaran.
Berarti sebagai terang, kita harus mampu mencintai keadilan membenci dosa dan
kefasikan (Ibr. 1:9). Kita juga dituntut setia kepada Kristus serta memihak
kepada Allah.
Untuk itu, kita sebagai terang harus tahu apa yang
menjadi tugas dan tanggung jawab kita. Fungsi terang adalah:
1.
Memancarkan cahaya. Pancarkanlah cahaya kemuliaan
Tuhan dalam sikap hidup kita masing-masing untuk menuntun orang lain berjalan
menuju kebenaran.
2.
Memiliki pengaruh. Terang dapat mempengaruhi
kegelapan, sehingga kegelapan itu tidak lagi berkuasa. Maka kita sebagai
terang, harus mampu menghadirkan pengaruh terhadap linkungan dimana kita
berada, tentu pengaruh positif dan yang baiklah yang akan kita hadirkan, bukan
pengaruh untuk mengadu domba.
3.
Menjadi berkat. Matahari dengan sinarnya mampu
menjadi berkat dan sumber vitamin D bagi tubuh kita. Artinya melalui sinarnya,
tubuh manusia semakin sehat. Apakah kehadiran kita mampu menjadi berkat bagi
sesama kita atau menjadi batu sandungan? Tentu sebagai orang percaya, kita
harus katakan bahwa kehadiran kita membawa berkat dan sukacita yang bersumber
dari Tuhan Yesus, Tuhan kita. Amin.
C.Pdt. Polma Hutasoit, S.Th
Tidak ada komentar:
Posting Komentar