Kamis, 30 Juli 2015

Efesus 5 : 8 – 14, "Menguji yang Berkenan Kepada Allah"

KERANGKA  SERMON EVANGELIUM MINGGU 30 Maret  2014
MINGGU LETARE
Ev : Efesus 5 : 8 – 14                                   Ep : 1 Samuel 16 : 1 – 13
Menguji yang Berkenan Kepada Allah

I.               Pendahuluan
Efesus adalah kota yang indah dengan kuil Artemisnya yang megah, di mana terdapat  sebuah batu meteor terkenal yang konon dikirim oleh sang dewi (Kis.19:35). Para pedagang setempat menjual berbagai lukisan, patung dan perhiasan dewi Artemis (Kis. 19:23-41). Kota ini juga memiliki teater-teater yang besar, sebuah stadion tempat pertarungan para gladiator, dan perpustakaan-perpustakaan. Paulus berkarya di Efesus sekitar tiga tahun (Kis.19:10; 20:31). Surat ini diawali dengan melukiskan bagaimana Allah telah membangkitkan Kristus, yang sekarang memerintah bersama  Allah di surga. Selanjutnya, surat ini memperlihatkan bagaimana Kristus telah mempersatukan orang bukan Yahudi dan orang Yahudi dengan “merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan” yang memisahkan mereka (2:14). Mereka yang beriman kepada Yesus telah dipilih oleh Roh Allah untuk menjadi bagian dari satu tubuh, yaitu jemaat. Tubuh ini memiliki “satu Tuhan, satu iman, dan satu babtisan” (4:5). Paulus menyampaikan ini karena pada saat itu ada beberapa orang yang berusaha memecah belah para pengikut Tuhan menjadi kelompok-kelompok yang berbeda.  Paulus menulis surat kepada jemaat Efesus juga bertujuan  untuk memberikan nasihat, perintah, dan himbauan untuk hidup dalam  Kristus.  Di mana  keadaan masyarakat Efesus pada saat itu masih melakukan penyembahan terhadap dewi Artemis,  mereka memahami dan mempercayai bahwa dewi Artemis ini adalah dewa kesuburan. Selain itu juga mereka melakukan penyembahan dan tunduk kepada Kaisar.  Melihat keadaan ini tergeraklah hati Paulus untuk mengirimkan suratnya kepada jemaat di Efesus.

II.            Penjelasan Nats
Ø  Orang Percaya adalah Terang
Paulus memulai fakta tentang masa lalu dari jemaat yang ada di Efesus dengan mengatakan, “Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan”. Kata “dahulu” menunjuk pada kondisi masa lalu yang telah mereka tinggalkan. Ketika Paulus mengatakan bahwa sebelumnya mereka adalah kegelapan, hal ini bukan untuk mengingat-ingat masa lalu, tetapi untuk menegaskan kembali bahwa itu bukan lagi status dan kehidupan mereka. Orang Efesus sebelum mengenal Yesus melalui Rasul Paulus adalah orang-orang yang hidup dalam kegelapan, karena menyembah Artemis, dewi termashyur di Efesus. Kehidupan sehari-hari mereka juga menampakan perilaku yang tidak bermoral. Mereka tidak mengenal hidup saling mengasihi dan menjaga kekudusan. Mereka tidak melihat (mengetahui) kalau perbuatannya adalah buruk. Kalimat Paulus ini menegaskan bahwa setiap orang yang sudah mengenal dan menerima Yesus sebagai Juruselamatnya tentu harus ada perubahan dan pembaharuan hidup. Orang Efesus yang awalnya hidup dalam kegelapan telah diperbaharui menjadi hidup dalam terang.
Kata kegelapan yang dimaksud Paulus bukan hanya menunjuk pada kondisi yang gelap tetapi juga status mereka yang gelap serta kontribusi mereka yang menjadikan sekelilingnya menjadi gelap. Dahulu mereka adalah anak-anak gelap yang membawa kegelapan, sehingga orang lain tidak mengetahui jalan yang mereka tempuh, tidak hidup dalam kebenaran dan tidak dapat membedakan mana yang benar dan yang salah. Gelap menunjuk pada tempat-tempat penderitaan (Mzm. 107:10), atau kebodohan (Pkh.2:14). Musuh-musuh Allah adalah “para penguasa kegelapan” (Ef.6:12) dan mereka yang tidak melakukan kehendak Allah, sehingga dicampakkan ke dalam kegelapan (Mat.22:13), suatu tempat siksaan yang abadi.  Kegelapan  terjadi atas seluruh hidup manusia sejak kejatuhan Adam dan Hawa dalam dosa,  namun pada waktu yang ditetapkan-Nya sendiri kemudian Allah mengutus Anak-Nya yang tunggal untuk menyatakan keadilan dan kasih-Nya  yang besar kepada manusia.  Kedatangan Yesus ke dunia merupakan kemenangan terang atas kegelapan itu, Yesus berkata:  “Akulah terang dunia; barang-siapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup… Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang,  supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku,  jangan tinggal di dalam kegelapan” (Yoh. 8:12,  12: 46).
Sementara terang digunakan sebagai gambar tentang Allah atau Firman Allah (Mzm.119:105; Yoh.1:3-4; I Yoh. 1:5) dan para pengikut Yesus juga disebut “anak-anak terang” (5:8). Orang Kristen memiliki status dan identitas yang baru di dalam Tuhan. Setiap orang Kristen harus menyadari status mereka yang baru ini, sehingga mereka mengerti untuk apa mereka hidup dan apa yang harus mereka lakukan dengan status yang baru tersebut. Dalam terang tidak ada yang tersembunyi, segalanya jelas terlihat. Sehingga tidak ada tempat untuk menyembunyikan perbuatan-perbuatan tercela, sebab terang akan membuka dan memperlihatkan segala yang tersembunyi dan tertutupi dalam kegelapan.
Setelah Paulus mengingatkan jemaat di Efesus mengenai status mereka sebagai anak-anak terang, kemudian Paulus mendorong setiap orang Kristen yang ada di Efesus supaya hidup sebagai anak-anak terang. Dengan tegas Paulus berkata dalam ayat 8, “Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang.” Paulus mendorong orang Kristen yang ada di Efesus untuk hidup sesuai dengan status mereka. Paulus mendorong jemaat di Efesus supaya menunjukkan melalui kehidupan mereka bahwa mereka adalah anak-anak terang.

Ø  Orang Percaya Mampu Membuktikan Diri Sebagai Terang
Kita harus ingat bahwa dunia ini membutuhkan bukti bukan teori. Dunia membutuhkan bukti. Dunia membutuhkan contoh. Dunia membutuhkan teladan, dan itu harus ditunjukkan oleh orang yang mengaku dirinya sebagai pengikut Kristus.
Ada 4 hal yang harus diketahui dan dilakukan oleh jemaat di Efesus untuk membuktikan bahwa mereka adalah anak-anak terang, dan ini juga yang harus dilakukan oleh setiap orang Kristen di sepanjang zaman dan dimanapun mereka berada.
1.      Menguji apa yang berkenan kepada Tuhan
Kata ujilah menekankan usaha yang aktif dari setiap orang Kristen untuk mengamati, menganalisa serta memilah dan memilih apa yang berkenan kepada Tuhan.
Sementara kata berkenan bukan hanya disetujui atau diterima, tetapi juga harus menyenangkan hati Tuhan. Jadi sebelum kita melakukan suatu tugas dan tindakan, kita tidak hanya bertanya apakah tindakan tersebut salah atau tidak; tetapi harus sampai pada pertanyaan, apakah perbuatan ini menyenangkan hati Tuhan atau tidak.
2.      Mengambil keputusan
Orang Kristen yang adalah terang harus mampu mengambil keputusan :
a.       Keputusan untuk tidak mau turut ambil bagian dalam perbuatan kegelapan, perbuatan yang tercela dan perbuatan yang mendukakan hati Tuhan.
b.       Komitmen untuk hanya melakukan apa yang menyenangkan hati Tuhan.
Paulus mengajarkan bahwa menguji apa yang berkenan dan apa yang tidak berkenan di hati Tuhan tidaklah cukup, tetapi harus sampai pada pengambilan keputusan serta memiliki komitmen untuk meninggalkan hal-hal yang tidak berkenan kepada Tuhan. Paulus juga menekankan bahwa orang Kristen tidak cukup hanya meninggalkan hal-hal yang tidak berkenan kepada Tuhan, tetapi juga harus melakukan hal-hal yang berkenan kepada Tuhan.
3.      Misi Orang Percaya
Paulus mengatakan supaya jemaat di Efesus menelanjangi perbuatan-perbuatan kegelapan. Kata menelanjangi diartikan sebagai menegur dengan keras, menyatakan kesalahan ataupun membuktikan bahwa perbuatan kegelapan itu merupakan dosa. Perbuatan yang dimaksudkan disini yaitu : percabulan, rupa-rupa kecemaran, keserakahan, perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono dan yang tidak pantas (Ef. 5:3-6). Jemaat di Efesus harus memiliki misi untuk melakukan pembaharuan moral di kota Efesus. Sebagai anak-anak terang, jemaat di Efesus harus berperan secara aktif menolong setiap warga di Efesus supaya mereka menyadari bahwa perbuatan mereka yang hidup dalam kegelapan itu merupakan perbuatan yang merendahkan martabat manusia. Kota Efesus bukan hanya kota bisnis tetapi juga kota prostitusi. Mereka tidak menganggap prostitusi sebagai dosa yang memalukan, tetapi menganggapnya sebagai suatu bisnis yang sangat menguntungkan. Bagi mereka, praktik prostitusi itu merupakan suatu pekerjaan yang legal. Untuk itulah dengan tegas Paulus mendorong jemaat di Efesus untuk menelanjangi kebobrokan moral warga Efesus. Tentunya hal tersebut dilakukan, ketika mereka menunjukkan jati diri mereka sebagi orang Kristen yang hidup dalam terang dan berfungsi sebagai terang.
4.      Terang Harus Berbuahkan Kebaikan, Keadilan, Dan Kebenaran
Paulus mengingatkan jemaat di Efesus, ketika mereka berusaha menelanjangi perbuatan-perbuatan kegelapan yang ada di Efesus mereka harus melakukan itu dalam tiga koridor yaitu kebaikan, keadilan dan kebenaran. Setiap orang Kristen yang menegur kesalahan orang lain harus dimotivasi oleh kasih dan tujuannya adalah untuk kebaikan orang lain bukan untuk menjatuhkan mertabatnya atau untuk mempermalukannya. Ketika kita menegur kesalahan orang lain harus berlandaskan rasa keadilan.

III.          Aplikasi
Akibat dosa, manusia sering melakukan apa yang menjadi kesukaan hatinya tanpa peduli apakah perbuatannya itu berkenan di hadapan Tuhan atau tidak. Keinginan sering membuat manusia jatuh kepada keserahakan, kecongkakan, bahkan semakin jauh dari Tuhan. Sama seperti jemaat Efesus yang dalam hidup lama mereka selalu berupaya hidup dalam perzinahan dan penyembahan berhala. Namun kehadiran Paulus membawa angin segar terhadap iman mereka. Di mana melalui pelayanan Paulus selama kurang lebih 3 tahun telah mengubah jemaat Efesus. Melalui pemberitaan Paulus, mereka mengalami pembaharuan. Mereka yang dulu hidup dalam gelap (dosa), kini hidup dalam terang Kristus (penebusan/keselamatan). Kita juga sebagai orang yang sudah percaya harus mampu menunjukkan dan membuktikan bahwa kita tidak orang Kristen yang asal-asalan, namun kita adalah orang Kristen yang memiliki kualitas iman teguh.
Di dalam nats ini Paulus tidak berkata: Jadilah terang”, tetapi: Kamu adalah terang”. Kalimat tersebut tampaknya mirip, tetapi memiliki pengertian yang sangat berbeda. Pengertian “Jadilah terang” menunjuk panggilan agar kita berjuang untuk “menjadi” terang. Tetapi pengertian “Kamu adalah terang” lebih menunjuk kepada suatu identitas diri dan karakter. Setiap umat percaya memiliki identitas diri dan karakter sebagai terang.
Orang yang setia kepada Kristus (terang) tidak mungkin berdiam diri terhadap perbuatan-perbuatan kegelapan dan kejahatan. Orang Kristen yang adalah terang selalu siap dan berani menelanjangi dalam artian menegur, menentang dan menolak semua bentuk kejahatan dan ketidakbenaran. Berarti sebagai terang, kita harus mampu mencintai keadilan membenci dosa dan kefasikan (Ibr. 1:9). Kita juga dituntut setia kepada Kristus serta memihak kepada Allah.
Untuk itu, kita sebagai terang harus tahu apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab kita. Fungsi terang adalah:
1.       Memancarkan cahaya. Pancarkanlah cahaya kemuliaan Tuhan dalam sikap hidup kita masing-masing untuk menuntun orang lain berjalan menuju kebenaran.
2.       Memiliki pengaruh. Terang dapat mempengaruhi kegelapan, sehingga kegelapan itu tidak lagi berkuasa. Maka kita sebagai terang, harus mampu menghadirkan pengaruh terhadap linkungan dimana kita berada, tentu pengaruh positif dan yang baiklah yang akan kita hadirkan, bukan pengaruh untuk mengadu domba.
3.       Menjadi berkat. Matahari dengan sinarnya mampu menjadi berkat dan sumber vitamin D bagi tubuh kita. Artinya melalui sinarnya, tubuh manusia semakin sehat. Apakah kehadiran kita mampu menjadi berkat bagi sesama kita atau menjadi batu sandungan? Tentu sebagai orang percaya, kita harus katakan bahwa kehadiran kita membawa berkat dan sukacita yang bersumber dari Tuhan Yesus, Tuhan kita. Amin.


C.Pdt. Polma Hutasoit, S.Th

Tidak ada komentar:

Posting Komentar