Jumat, 31 Juli 2015

1 Korintus : 12 : 3 – 13, "Rupa-Rupa Karunia, tetapi Satu Roh"

KERANGKA  SERMON EVANGELIUM MINGGU 8 Juni  2014
PENTAKOSTA
Ev : 1 Korintus : 12 : 3 – 13           Ep : Mazmur 104 : 24 – 34         S. Patik : Efesus 4 : 2 – 3
Rupa-Rupa Karunia, tetapi Satu Roh

I.              Pendahuluan
Korintus adalah sebuah kota kuno di Yunani yang pada masa pelayanan Paulus adalah merupakan kota metropolitan terkemuka. Kota ini merupakan kota yang majemuk karena rakyatnya terdiri dari berbagai bangsa, suku, kepercayaan. Kota ini terkenal sebagai kota yang angkuh secara intelektual, kaya secara meteri dan bejat secara moral. Ketika Paulus sedang dalam pelayanan di Efesus, dia menerima surat dari jemaat di Korintus bahwa adanya persoalan yang mereka hadapi dan mereka butuh nasehat dari Paulus. Salah satu masalah yang dihadapi adalah seperti dalam perikop ini bahwa di jemaat Korintus ketidaksatuan jemaat dalam memahami dan menggunakan karunia yang Tuhan berikan kepada mereka. Banyak diantara para jemaat yang terpengaruh oleh ajaran Gnostik[1], sehingga Paulus menekankan bahwa orang Kristen memiliki roh (yang bersumber dari Allah) dan karena itu menjadi orang yang merdeka. Di sini Paulus menjelaskan bagaimana Roh memberikan karunia-karunia khusus kepada umat-Nya. Orang Kristen yang memiliki karunia dan kemerdekaan namun itu bukanlah untuk dirinya sendiri atau untuk disalahgunakan demi kepentingan sendiri dengan cara yang sembrono dan semau-maunya, melainkan supaya ia dapat memanfaatkannya demi kebaikan saudaranya dan demi membangun gereja di dalam kasih. Karena itu, Paulus melalui surat ini berusaha menarik kembali gereja itu kepada kesatuannya yang semula, yaitu satu dalam Kristus.

II.           Penjelasan Nats
Roh Kudus Memampukan Orang Percaya Mempersaksikan Imannya kepada Yesus Kristus (ay. 3 – 6)
Dalam ajarannya, Paulus memberi penjelasan kepada jemaat Korintus bahwa Roh Allah akan membimbing dan menguatkan orang percaya untuk mempersaksikan iman percayanya untuk mengatakan bahwa “Yesus adalah Tuhan”. Roh Kudus akan selalu memimpin orang percaya untuk mempermuliakan Yesus. Inilah kasih karunia itu, bahwa setiap orang akan Tuhan beri karunia (Yun : charismata, berasal dari kata charis yang artinya kasih karunia). Pengakuan utama orang yang dipimpin oleh Roh Allah adalah, “Yesus adalah Tuhan”. Dan tidak mungkin ada orang yang dipenuhi Roh, namun mengutuki atau menolak Yesus.
Melalui Roh Kudus umat percaya dapat memperoleh bermacam-macam karunia rohani yang semuanya adalah menjadi kesaksian akan kuasa Allah dan bukan untuk meninggikan diri maupun menyatakan orang lain lebih rendah. Dalam penjelasannya, Paulus menerangkan akan karunia-karunia Roh yang dimiliki manusia yang adalah hasil pemberian Allah. Paulus juga mengingatkan bahwa sekalipun manusia mendapat berbagai rupa-rupa karunia, namun semua itu di dapat di dalam satu Roh, yaitu Roh Kudus. Roh Kudus itulah yang mengajar dan membimbing manusia menghidupi karunia yang dia dapat untuk kebesaran nama Tuhan dan kepentingan bersama. Paulus menambahkan bahwa dalam rupa-rupa pelayanan pun hanya ada satu nama yang harus ditinggikan, yaitu Tuhan (yang dilayani), bukan yang melayani. Manusia juga akan mendapat karunia untuk mengadakan perbuatan ajaib (di luar kebiasaan atau kemampuan manusia biasa). Namun manusia sanggup melakukan itu bukanlah karena dia hebat, melainkan karena Allah yang mengerjakannya. Manusia memang dimungkinkan untuk menjadi perpanjangan tangan Tuhan dalam menunjukkan kemuliaan-Nya, namun Paulus mengingatkan jemaat Korintus agar ketika Allah mempercayakan karunia itu, mereka mencari pujian dan keuntungan bagi diri mereka sendiri.

Karunia-Karunia Rohani Bagi Orang Percaya (ay. 7 – 11)
Roh Kudus dinyatakan melalui bermacam-macam karunia rohani yang diberikan kepada orang percaya. Penyataan Roh ini dimaksudkan untuk pembangunan dan pengudusan jemaat. Penyataan Roh dinyatakan sesuai dengan kehendak Roh itu sendiri. Untuk itu setiap orang percaya pasti memiliki karunia rohani yang Tuhan berikan kepadanya seperti yang Paulus ungkapkan dalam ayat 7-10 ini. Dalam ayat 7, Paulus menuliskan, “Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.” Ada 9 karunia Roh yang dikatakan Paulus.
1.      Kata-kata Hikmat. Kata-kata hikmat akan diperoleh dan diucapkan oleh orang yang menerima Kristus dalam hidupnya, mempelajari firman Tuhan dan merenungkannya dan buah dari doa kepada Allah (1 Raj. 3:9; Yak. 1 : 5-6).
2.      Kata-kata Pengetahuan. Maksudnya, kata-kata yang diilhami oleh Roh Kudus yang menyingkap pengetahuan tentang orang, keadaan dan bahkan kebenaran yang alkitabiah (Kis. 15:7-11; 1. Kor. 14:24-25)
3.      Iman. Iman yang diberikan Roh Kudus untuk percaya bahwa Allah sanggup melakukan perkara besar diluar kemampuan berfikir dan bertindak manusia (seperti : penyembuhan dan penyelamatan dari bahaya yang mengancam nyawa).
4.      Karunia-karunia untuk Menyembuhkan. Karunia penyembuhan diberikan kepada jemaat untuk memulihkan kesehatan jasmani dengan benar-benar mengandalkan nama Yesus (Kis. 3:6-8; 4:30). Sekalipun karunia untuk menyembuhkan ini tidak dikaruniakan kepada setiap orang, namun sebagai orang percaya mendoakan sesama yang dalam keadaan sakit tetap menjadi tanggung jawab bersama. Tentu, ketaatan tetap menjadi kunci utama dalam penganugerahan karunia ini (Yak. 5:14-16).
5.      Kuasa untuk Mengadakan Muzijat. Mengadakan muzijat yang dimaksud Paulus adalah melawan dan mengalahkan kuasa kegelapan dan roh-roh jahat. Hal ini mengingatkan kita bagaimana Yesus  mampu memulihkan orang-orang yang mengalami kerasukan iblis. Roh Kudus juga memberi karunia kepada orang percaya untuk melawan dan mengalahkan roh-roh jahat yang mengganggu.
6.      Bernubuat. Perihal nubuat sebagai karunia Roh, Pertama, nubuat merupakan karunia istimewa yang memungkinkan orang percaya untuk meneruskan perkataan Allah di bawah dorongan Roh Kudus (1 Kor. 14:24-25). Kedua, nubuat berarti menyingkap keadaan hati seseorang, memberi kekuatan, dorongan, penghiburan, peringatan dan hukuman.
7.      Membedakan Bermacama-macam Roh. Karunia untuk membedakan bermacam-macam roh juga merupakan karunia khusus yang dimiliki melalui karya Roh Tuhan yang mampu membedakan ucapan yang benar berasal dari Roh Kudus atau bukan dengan jalan mengujinya (1 Kor. 14:29; 1 yoh. 4:1). Salah satu tantangan zaman bagi orang Kristen adalah akan adanya mesias palsu (Mat. 24:5) yang siap menyesatkan.
8.      Berkata-kata dalam Bahasa Roh. Bahasa (Yun : Glossa) Roh yang dimaksud paulus adalah bahasa roh yang dikenal di bumi seperti yang terjadi pada rasul-rasul di hari Pentakosta (Kis. 2:4-6). Apabila seseorang mengatakan bahwa ia mampu berbahasa roh, namun tidak mengabdikan dirinya kepada Kristus dan tidak percaya firman Tuhan, maka pernyataan tersebut sudah pasti tidak berasal dari Roh kebenaran (1 Yoh. 4:1-3; Mat. 24:11)
9.      Menafsirkan Bahasa Roh. Menafsir berarti mengartikan dan menerjemahkan sehingga orang yang menerima karunia ini semakin mempermudah orang lain mengerti akan maksud Tuhan. Tentu saja orang yang memiliki karunia untuk menafsirkan bahasa roh ini harus tetap berdoa kepada Tuhan agar Tuhan memberi karunia untuk menafsirkannya.
Dan masih ada banyak karunia-karunia yang telah dan akan Roh Kudus berikan lagi kepada orang yang percaya kepada Kristus. Namun Paulus mengingatkan, sekalipun jemaat memiliki berbagai keunggulan, kelebihan atau keistimewaan, perlu disadari bahwa semua itu di dapat dari satu Roh yang sama, yaitu Roh Tuhan dan tentu keistimewaan itu hendak dipakai untuk kemuliaan Tuhan dan kepentingan bersama.

Banyak Karunia, Tetapi Satu di dalam Tuhan dan untuk Kemuliaan-Nya (ay. 12 – 13)
Paulus menganalogikan karunia-karunia roh itu seperti tubuh yang memiliki banyak sekali organ. Semua bagian tubuh memiliki keunggulan, keistimewaan dan keunikannya masing-masing dan ketika semua difungsikan dengan baik, maka pemilik tubuh itu akan bersukacita. Namun ketika ada satu organ tubuh yang mengalami gangguan, maka otomatis semua organ akan mengalami gangguan juga. Demikianlah Paulus menggambarkan hidup dalam Kristus. Di dalam kepelbagaianlah kita dipersatukan di dalam Kristus. Di dalam Kristus, perbedaan menjadi indah karena saling melengkapi dan mengisi. Di dalam Kristus tidak ada lagi persoalan orang Yahudi, Yunani, budak, orang merdeka dan lain sebagainya, karena semua orang percaya telah dibaptis menjadi satu tubuh dan minum dalam satu Roh. Orang percaya berbeda secara jasmani (prinsip, pola pikir, kebudayaan, kultur dll), namun satu secara rohani, yaitu di dalam Roh dan kebenaran-Nya.

III.        Aplikasi
  Minggu ini kita akan merayakan hari Pentakosta yaitu hari turunnya Allah dalam Roh-Nya yang kudus untuk menggenapi janji Yesus kepada para murid-Nya saat Dia terangkat ke sorga. Roh Kudus menuntun mereka untuk keluar dari persembunyian dan rasa takut mereka atas peristiwa yang menimpa Yesus. Kuasa Roh Kudus memberikan semangat dan keberanian bagi murid-murid untuk memberitakan Kabar Baik kepada semua orang.  Secara fisik keadaan para murid Tuhan Yesus tidak berubah tetapi secara spiritualitas mereka benar-benar berubah. Para murid Tuhan Yesus juga dilengkapi oleh karunia-karunia Roh sehingga mereka dapat melaksanakan peran mereka secara efektif. Sehingga sejak peristiwa Pentakosta, para murid Tuhan Yesus berhasil dipakai oleh Allah untuk mengumpulkan umat yang waktu itu jauh dari perasaan damai-sejahtera. Melalui peristiwa Pentakosta, maka terbentuklah suatu komunitas jemaat yang dapat mengalami perasaan damai-sejahtera dan pengampunan Allah di dalam Kristus, sehingga ada 3000 orang yang menjadi percaya dan memberikan dirinya untuk dibabtis (Kis.2:41).
  Pencurahan Roh Kudus memberi makna yang dalam bagi orang Kristen bahwa Yesus tidak lagi hadir dalam bentuk daging, namun dalam Roh, sehingga penyertaan-Nya tidak dibatasi oleh teritorial, waktu dan suasana. Fungsi utama Roh Kudus adalah untuk menjadikan kita sebagai manusia yang penuh harapan, penuh semangat dan gairah sebagai orang percaya.
  Turunnya Roh Kudus memberi jaminan bahwa kita akan selalu dalam perlindungan-Nya dalam situasi dan kondisi apapun. Roh Kudus juga memberi berbagai karunia/ talenta bagi setiap manusia. Tujuan Allah memberikan karunia/ talenta bagi kita adalah agar kita semakin mempermuliakan Tuhan dan karunia/ talenta itu hendak kita pakai untuk kepentingan bersama. Tuhan menginginkan agar setiap jemaat-Nya menjadikan kelebihannya sebagai jalan untuk melayani Tuhan, saling melengkapi, bukan untuk disombongkan. Sehingga pelayanan kepada Tuhan semakin hari semakin baik. Kiranya pelayanan kita dalam kebesamaan mampu kita wujudkan dengan, “Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera.” (Ef. 4:2-3). Tuhan Yesus memberkati. Amin.
C.Pdt. Polma Hutasoit, S.Th



[1] Gnostik (Yun : Gnosis) berarti pengetahuan. Kaum Gnostik memiliki keinginan yang sangat besar tentang keselamatan. Mereka menggunakan pengetahuan untuk mengetahui asal-usul sorgawi dan menurut ajaran mereka bahwa pengetahuanlah yang membawa manusia untuk memperoleh keselamatan. Mereka tidak menerima adanya kuasa Roh untuk membawa dan menuntun manusia menerima anugerah keselamatan itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar