Jumat, 31 Juli 2015

Kisah Para Rasul 2 : 22 – 38, "Kamu Akan Menerima Karunia Roh Kudus"

KERANGKA  SERMON EVANGELIUM MINGGU 24 Mei  2015
MINGGU PENTAKOSTA (Pencurahan Roh Kudus)
Ev : Kisah Para Rasul 2 : 22 – 38                                    Ep : Mazmur 139 : 1 – 12
Kamu Akan Menerima Karunia Roh Kudus

I.              Pendahuluan
Ketika sebuah percikan api mengenai benda yang gampang terbakar, maka api akan membakar, melalap dan menghanguskan segala yang ada di sekitarnya. Sama halnya ketika ada angin ribut datang, maka angin itu akan menyapu dan memporakporandakan segala yang dilaluinya. Sekitar 2000 tahun yang lalu, suatu nyala api berkobar dan tiupan angin keras melanda sebuah rumah di mana para murid Yesus sedang berkumpul. Namun, angin kencang itu sama sekali tidak merusak apapun, bahkan api tiu hinggap di atas mereka masing-masing, namun tidak menghanguskan. Peristiwa ini ternyata merupakan penggenapan akan janji Yesus bahwa Dia akan mengutus Roh Kudus kepada para murid-Nya. Lidah api melambangkan bahasa penyampaian Berita Injil, di mana Api melambangkan kehadiran Allah yang menyucikan, membakar habis unsur-unsur yang tidak diinginkan dari kehidupan kita dan menyalakan hati pengikut Kristus untuk menerangi orang lain. Api juga melambangkan kehadiran Allah, sebagaimana Allah hadir menemui Musa (Kel. 3:2 ; 19:16-18). Kehadiran Allah melalui Api di tengah-tengah para murid ini melambangkan bahwa kehadiran Allah tersedia bagi semua orang yang percaya pada-Nya. Api inilah yang membakar semangat para Rasul untuk memberitakan Injil ke semua orang agar api itu juga “membakar” semua orang  sehingga mereka mau menjadi pengikut Kristus. Petrus tampil sebagai yang pertama untuk menyuarakan firman Tuhan kepada orang Yahudi dan menyuarakan agar mereka bertobat dan menerima Yesus sebagai Juruselamatnya.

II.           Penjelasan Nats
Dengan kuasa Roh Kudus, Petrus dimampukan untuk tampil menyampaikan khotbahnya. Pada hari itu adalah perayaan hari Pentakosta Yahudi yang dirayakan sebagai pengucapan syukur atas musim panen (Ul. 16:9-12). Pentakosta artinya hari ke-50, lima puluh hari setelah hari raya Paskah. Perayaan ini harus dirayakan di Yerusalem (pusat kegiatan keagamaan Yahudi) sambil membawa berkat yang mereka peoroleh pada musim panen (Ul. 16:16; Kis. 20:16). Maka pada hari itu Petrus dengan kuasa Roh Kudus berkhorbah di hadapan sekitar 3000 orang. Khotbah Petrus ini terdiri dari 3 bagian, yakni :

1.      Menjelaskan Siapa Yesus
Alasan utama mengapa Yesus disalibkan adalah karena orang Yahudi tidak mengenal dengan jelas siapa itu Yesus sebenarnya. Bahkan saat Yesus telah bangkit dan terangkat ke sorga pun, mereka tetap tidak mengakui keIlahian-Nya. Untuk itu Petrus memberi kesaksian akan imannya. Dulu ia menyangkal Yesus karena ia belum benar-benar mengenal Yesus, sehingga ia enggan untuk berkorban demi Yesus. Namun setelah ia menyaksikan Yesus telah bangkit, terangkat dan mengutus Roh-Nya kepada mereka, maka Petrus semakin mengenal bahwa Yesus adalah satu-satunya Mesias yang diutus Allah utuk menyelamatkan umat manusia. Petrus menyatakan bahwa Yesus adalah yang diutus Allah untuk menebus manusia. Pengenalan ini meyakinkan Petrus bahwa bersama dengan Tuhan dia akan beroleh sukacita dan hatinya penuh sorak-sorai. Dia mengutip perkataan raja Daud yang menguangkapkan betapa indahnya hidup bersama dengan Tuhan (bd. Maz. 16:8-9). Ketika bersama-sama dengan Tuhan, maka semua yang memusuhi Daud takhluk dan bertekuklutut padanya karena Tuhan yang ia andalkan. Ungkapan Daud yang dikhotbahkan oleh Petrus ini menunjuk kepada kemenangan Yesus atas maut, di mana Allah tidak akan membiarkan yang dikasihi-Nya tetap berada dalam kematian. Sama halnya dengan kita, bahwa Tuhan tidak akan membiarkan yang percaya tetap berada dalam kematian, namun akan dibangkitkan-Nya, sehingga kita menjadi bahagian dari Kerajaan-Nya. Orang yang mengenal Yesus dengan baik, akan menyerahkan seluruh aspek kehidupannya ke dalam karya Kristus, karena Kristus bekerja pasti dan selalu mendatangkan kebaikan bagi kita pengikut-Nya.

2.      Undangan Untuk Menjadi Saksi Yesus
Dari kesaksiannya, Petrus juga mengajak agar semua orang yang mendengarnya mau mengenal Yesus lebih dalam melalui karya-Nya dalam diri mereka masing-masing. Petrus mengarahkan orang Yahudi untuk merubah paradigma mereka tentang Yesus. Petrus yang juga adalah orang Yahudi yang dulunya juga pernah menyangkal Yesus kini telah dicerahkan. Ia telah sepenuhnya menerima Yesus sebagai Mesias bahkan dengan terus terang mengungkapkan Yesus adalah Anak Daud yang telah dinubuatkan pada Nabi dan yang telah dijanjikan Allah (ay. 29-30). Untuk itu Petrus menyuarakan bahwa mereka adalah saksi atas semua yang terjadi pada Yesus, termasuk kebangkitan-Nya hingga Dia ditinggikan Allah dalam Kerajaan-Nya hingga Ia memberikan Roh Kudus-Nya kepada para murid (ay. 32-33). Petrus mengutip dari Mazmur 110:1 untuk menjelaskan kemenangan Yesus atas maut layaknya seorang raja yang menaklukkan musuh-musuhnya di tumpuan kakinya. Untuk itulah Petrus menghimbau dan mengajak semua yang mendengarnya agar mau menerima Yesus, mengenal semua karya-Nya dan mempersaksikannya di tengah-tengah kehidupannya, sehingga Api Roh Kudus itu menyinari setiap hati orang yang ada di sekitarnya. Dengan demikian akan semakin banyak yang menjadi percaya dan beroleh keselamatan yang Tuhan berikan. Karena hanya di dalam Yesuslah ada keselamatan, “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” (Kis. 4:12).

3.      Respon Orang Yang Mendengar Khotbah Petrus
Kesaksian Petrus ternyata menggugah hati setiap orang yang mendengar khotbahnya. Perasaan mereka seperti tertikam dan terguncang ketika mereka mengingat perbuatan mereka kepada Yesus dan perbuatan Yesus kepada mereka. Mereka begitu menyesal karena mereka telah menyalibkan Yesus, padahal Yesus tidak pernah berbuat kesalahan pada mereka. Saat itu mereka yang menyadari keberdosaannya bertobat. Dengan rasa haru, mereka bertanya kepada Petrus dan rasul lain, “Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?” Maka jawab Petrus kepada mereka: “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus”. Pertobatan adalah perubahan dan pembaharuan pikiran dan tindakan yang didasari iman. Jadi pertobatan hanya dimungkinkan terjadi dengan menerima karunia Roh Kudus, bukan dengan mengandalkan diri sendiri. Jadi yang mau bertobat akan menerima karunia Roh Kudus.

III.      Aplikasi
ü  Yesus pernah mengutarakan mengapa Ia harus pulang ke Kerajaan-Nya, yakni supaya Ia mengutus Roh Penghibur, yaitu Roh Kudus yang akan menguatkan & memampukan para murid-Nya untuk meneruskan estafet pelayanan Yesus. Roh kudus akan menginsyafkan dunia dan memimpin hidup orang percaya kepada kebenaran dan keadilan (Yoh. 16:7-13). Roh itu telah hinggap atas para Rasul, sehingga Roh itu memberi semangat dan keberanian bagi mereka.
ü  Sebagai orang percaya, Roh Tuhan selalu berada dalam diri kita yang memberi kekuatan, semangat dan kemampuan untuk hidup seturut aturan Tuhan. Untuk itu, kita harus menerima Roh Kudus itu, sehingga hidup kita menjadi sinar hidup bagi orang lain. Seorang pengikut Kristus harus mampu mempersaksikan imannya dari perkataan dan perbuatannya.
ü  Tujuan kesaksian kita adalah untuk mengingatkan dan menggugah hati setiap orang yang ada di sekitar kita. Kita harus mampu mempersaksikan segala perbuatan Tuhan kepada kita dan kepada semua orang, sehingga setiap orang menyadari apa yang Tuhan perbuat baginya dan bagaimana responnya dalam menikmati perbuatan Tuhan itu.
ü  Ketika kita menyuarakan firman Tuhan, ada 2 respon yang akan kita terima. Pertama, seperti yang terjadi dalam perikop ini. Bahwa mereka yang mendengar kesaksian Petrus mengalami pertobatan dan perubahan pikiran, hati dan tindakan. Ketika mereka menerima Roh Kudus bekerja dalam dirinya, maka Roh Kudus itu yang akan mengubahnya dan memperbaharui hidupnya. Kedua, akan ada penolakan yang kita alami. Penolakan bukan berarti kita gagal untuk menyampaikan kabar Injil, akan tetapi menjadi sebuah pelajaran bagi kita untuk semakin gigih lagi mengobarkan semangat melakukan perintah Tuhan. Sama seperti Petrus dan rasul lain juga sering sekali ditolak, bahkan hidup mereka berakhir karena memberitakan Injil. Namun siapa yang bertahan dalam kesaksiannya akan menerima anugerah Roh Kudus dan keselamatan sejati dari Tuhan. Amen.


C.Pdt. Polma Hutasoit, S.Th

Tidak ada komentar:

Posting Komentar