KERANGKA SERMON EVANGELIUM MINGGU 24 Mei 2015
MINGGU PENTAKOSTA (Pencurahan Roh Kudus)
Ev : Kisah Para Rasul 2 : 22 – 38 Ep : Mazmur 139 : 1 – 12
Kamu Akan Menerima
Karunia Roh Kudus
I.
Pendahuluan
Ketika sebuah percikan api mengenai benda yang gampang terbakar, maka
api akan membakar, melalap dan menghanguskan segala yang ada di sekitarnya.
Sama halnya ketika ada angin ribut datang, maka angin itu akan menyapu dan
memporakporandakan segala yang dilaluinya. Sekitar 2000 tahun yang lalu, suatu
nyala api berkobar dan tiupan angin keras melanda sebuah rumah di mana para
murid Yesus sedang berkumpul. Namun, angin kencang itu sama sekali tidak
merusak apapun, bahkan api tiu hinggap di atas mereka masing-masing, namun
tidak menghanguskan. Peristiwa ini ternyata merupakan penggenapan akan janji
Yesus bahwa Dia akan mengutus Roh Kudus kepada para murid-Nya. Lidah api
melambangkan bahasa penyampaian Berita Injil, di mana Api melambangkan
kehadiran Allah yang menyucikan, membakar habis unsur-unsur yang tidak diinginkan
dari kehidupan kita dan menyalakan hati pengikut Kristus untuk menerangi orang
lain. Api juga melambangkan kehadiran Allah, sebagaimana Allah hadir menemui
Musa (Kel. 3:2 ; 19:16-18). Kehadiran Allah melalui Api di tengah-tengah para
murid ini melambangkan bahwa kehadiran Allah tersedia bagi semua orang yang
percaya pada-Nya. Api inilah yang membakar semangat para Rasul untuk
memberitakan Injil ke semua orang agar api itu juga “membakar” semua orang sehingga mereka mau menjadi pengikut Kristus.
Petrus tampil sebagai yang pertama untuk menyuarakan firman Tuhan kepada orang
Yahudi dan menyuarakan agar mereka bertobat dan menerima Yesus sebagai
Juruselamatnya.
II.
Penjelasan Nats
Dengan kuasa Roh Kudus, Petrus dimampukan untuk tampil menyampaikan
khotbahnya. Pada hari itu adalah perayaan hari Pentakosta Yahudi yang dirayakan
sebagai pengucapan syukur atas musim panen (Ul. 16:9-12). Pentakosta artinya
hari ke-50, lima puluh hari setelah hari raya Paskah. Perayaan ini harus
dirayakan di Yerusalem (pusat kegiatan keagamaan Yahudi) sambil membawa berkat
yang mereka peoroleh pada musim panen (Ul. 16:16; Kis. 20:16). Maka pada hari
itu Petrus dengan kuasa Roh Kudus berkhorbah di hadapan sekitar 3000 orang.
Khotbah Petrus ini terdiri dari 3 bagian, yakni :
1.
Menjelaskan Siapa Yesus
Alasan
utama mengapa Yesus disalibkan adalah karena orang Yahudi tidak mengenal dengan
jelas siapa itu Yesus sebenarnya. Bahkan saat Yesus telah bangkit dan terangkat
ke sorga pun, mereka tetap tidak mengakui keIlahian-Nya. Untuk itu Petrus memberi
kesaksian akan imannya. Dulu ia menyangkal Yesus karena ia belum benar-benar
mengenal Yesus, sehingga ia enggan untuk berkorban demi Yesus. Namun setelah ia
menyaksikan Yesus telah bangkit, terangkat dan mengutus Roh-Nya kepada mereka,
maka Petrus semakin mengenal bahwa Yesus adalah satu-satunya Mesias yang diutus
Allah utuk menyelamatkan umat manusia. Petrus menyatakan bahwa Yesus adalah
yang diutus Allah untuk menebus manusia. Pengenalan ini meyakinkan Petrus bahwa
bersama dengan Tuhan dia akan beroleh sukacita dan hatinya penuh sorak-sorai.
Dia mengutip perkataan raja Daud yang menguangkapkan betapa indahnya hidup
bersama dengan Tuhan (bd. Maz. 16:8-9). Ketika bersama-sama dengan Tuhan, maka
semua yang memusuhi Daud takhluk dan bertekuklutut padanya karena Tuhan yang ia
andalkan. Ungkapan Daud yang dikhotbahkan oleh Petrus ini menunjuk kepada
kemenangan Yesus atas maut, di mana Allah tidak akan membiarkan yang
dikasihi-Nya tetap berada dalam kematian. Sama halnya dengan kita, bahwa Tuhan
tidak akan membiarkan yang percaya tetap berada dalam kematian, namun akan
dibangkitkan-Nya, sehingga kita menjadi bahagian dari Kerajaan-Nya. Orang yang
mengenal Yesus dengan baik, akan menyerahkan seluruh aspek kehidupannya ke
dalam karya Kristus, karena Kristus bekerja pasti dan selalu mendatangkan
kebaikan bagi kita pengikut-Nya.
2. Undangan
Untuk Menjadi Saksi Yesus
Dari kesaksiannya,
Petrus juga mengajak agar semua orang yang mendengarnya mau mengenal Yesus
lebih dalam melalui karya-Nya dalam diri mereka masing-masing. Petrus
mengarahkan orang Yahudi untuk merubah paradigma mereka tentang Yesus. Petrus
yang juga adalah orang Yahudi yang dulunya juga pernah menyangkal Yesus kini
telah dicerahkan. Ia telah sepenuhnya menerima Yesus sebagai Mesias bahkan
dengan terus terang mengungkapkan Yesus adalah Anak Daud yang telah dinubuatkan
pada Nabi dan yang telah dijanjikan Allah (ay. 29-30). Untuk itu Petrus
menyuarakan bahwa mereka adalah saksi atas semua yang terjadi pada Yesus,
termasuk kebangkitan-Nya hingga Dia ditinggikan Allah dalam Kerajaan-Nya hingga
Ia memberikan Roh Kudus-Nya kepada para murid (ay. 32-33). Petrus mengutip dari
Mazmur 110:1 untuk menjelaskan kemenangan Yesus atas maut layaknya seorang raja
yang menaklukkan musuh-musuhnya di tumpuan kakinya. Untuk itulah Petrus
menghimbau dan mengajak semua yang mendengarnya agar mau menerima Yesus,
mengenal semua karya-Nya dan mempersaksikannya di tengah-tengah kehidupannya,
sehingga Api Roh Kudus itu menyinari setiap hati orang yang ada di sekitarnya.
Dengan demikian akan semakin banyak yang menjadi percaya dan beroleh
keselamatan yang Tuhan berikan. Karena hanya di dalam Yesuslah ada keselamatan,
“Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa
pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain
yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” (Kis.
4:12).
3.
Respon Orang
Yang Mendengar Khotbah Petrus
Kesaksian Petrus
ternyata menggugah hati setiap orang yang mendengar khotbahnya. Perasaan mereka
seperti tertikam dan terguncang ketika mereka mengingat perbuatan mereka kepada
Yesus dan perbuatan Yesus kepada mereka. Mereka begitu menyesal karena mereka
telah menyalibkan Yesus, padahal Yesus tidak pernah berbuat kesalahan pada
mereka. Saat itu mereka yang menyadari keberdosaannya bertobat. Dengan rasa
haru, mereka bertanya kepada Petrus dan rasul lain, “Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?” Maka jawab
Petrus kepada mereka: “Bertobatlah dan
hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk
pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus”. Pertobatan
adalah perubahan dan pembaharuan pikiran dan tindakan yang didasari iman. Jadi
pertobatan hanya dimungkinkan terjadi dengan menerima karunia Roh Kudus, bukan
dengan mengandalkan diri sendiri. Jadi yang mau bertobat akan menerima karunia
Roh Kudus.
III.
Aplikasi
ü Yesus pernah mengutarakan mengapa
Ia harus pulang ke Kerajaan-Nya, yakni supaya Ia mengutus Roh Penghibur, yaitu
Roh Kudus yang akan menguatkan & memampukan para murid-Nya untuk meneruskan
estafet pelayanan Yesus. Roh kudus akan menginsyafkan dunia dan memimpin hidup
orang percaya kepada kebenaran dan keadilan (Yoh. 16:7-13). Roh itu telah
hinggap atas para Rasul, sehingga Roh itu memberi semangat dan keberanian bagi
mereka.
ü Sebagai orang percaya, Roh Tuhan
selalu berada dalam diri kita yang memberi kekuatan, semangat dan kemampuan
untuk hidup seturut aturan Tuhan. Untuk itu, kita harus menerima Roh Kudus itu,
sehingga hidup kita menjadi sinar hidup bagi orang lain. Seorang pengikut
Kristus harus mampu mempersaksikan imannya dari perkataan dan perbuatannya.
ü Tujuan kesaksian kita adalah
untuk mengingatkan dan menggugah hati setiap orang yang ada di sekitar kita.
Kita harus mampu mempersaksikan segala perbuatan Tuhan kepada kita dan kepada
semua orang, sehingga setiap orang menyadari apa yang Tuhan perbuat baginya dan
bagaimana responnya dalam menikmati perbuatan Tuhan itu.
ü Ketika kita menyuarakan firman
Tuhan, ada 2 respon yang akan kita terima. Pertama, seperti yang terjadi dalam
perikop ini. Bahwa mereka yang mendengar kesaksian Petrus mengalami pertobatan
dan perubahan pikiran, hati dan tindakan. Ketika mereka menerima Roh Kudus
bekerja dalam dirinya, maka Roh Kudus itu yang akan mengubahnya dan
memperbaharui hidupnya. Kedua, akan ada penolakan yang kita alami. Penolakan bukan berarti kita gagal
untuk menyampaikan kabar Injil, akan tetapi menjadi sebuah pelajaran bagi kita
untuk semakin gigih lagi mengobarkan semangat melakukan perintah Tuhan. Sama
seperti Petrus dan rasul lain juga sering sekali ditolak, bahkan hidup mereka
berakhir karena memberitakan Injil. Namun siapa yang bertahan dalam
kesaksiannya akan menerima anugerah Roh Kudus dan keselamatan sejati dari
Tuhan. Amen.
C.Pdt. Polma Hutasoit, S.Th
Tidak ada komentar:
Posting Komentar