KERANGKA
SERMON EVANGELIUM MINGGU 31
Agustus 2014
Minggu XI Setelah Trinitatis (Ketritunggalan Allah/ Hasitolusadaan Ni TUHAN)
Ev : Matius 16
: 21 – 28 Ep
: Yeremia
15 : 15 – 21 S. Patik : Matius 11 : 29 – 30
Menyangkal
Diri, Memikul Salib, Mengikut Yesus
I.
Pendahuluan
Kehadiran Yesus ke dunia
bertujuan untuk memberikan jaminan keselamatan kepada setiap orang yang percaya
kepada-Nya, sehingga iman mereka tidak sia-sia. Dibanding kitab lain di PB, Injil
Matius secara khusus lebih banyak menyebutkan peristiwa dalam kehidupan Yesus
sebagai penggenapan PL. Injil ini yang menyebutkan atau menubuatkan gereja
sebagai suatu wadah yang menjadi milik Yesus di kemudian hari (Mat 16 : 18; Mat
18 : 17). Salah satu tujuan Matius menulis Injil ini adalah untuk meyakinkan
setiap orang bahwa Yesus adalah Anak Allah dan Mesias yang dinubuatkan oleh
nabi PL, yang sudah lama dinantikan, dan untuk menunjukkan bahwa Kerajaan Allah
dinyatakan di dalam dan melalui Yesus Kristus dalam cara yang belum pernah
terjadi sebelumnya. Matius juga mengisahkan bahwa hampir semua orang Israel
menolak Yesus dan kerajaan-Nya. Mereka tidak mau percaya karena Ia datang
sebagai Mesias yang rohani dan bukan sebagai Mesias yang politis. Dalam nats
ini, Petrus juga menunjukkan kerinduan yang sama dengan kaumnya yaitu memiliki
pengharapan mesianik yang sanggup memulihkan kerajaan Israel dan mengakhiri
kekuasaan Romawi.
II.
Penjelasan
Nats
Ayat 21
dimulai dengan kata, “sejak waktu itu”.
Maksudnya sejak pengakuan Petrus (16:16) yang sudah memiliki pengenalan akan
diri-Nya sebagai Mesias, Anak Allah yang hidup. Maka Yesus mulai menyatakan
kepada mereka bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem untuk menyempurnakan tugas dan
misi-Nya sebagai Mesias. Inilah kali pertama Yesus dengan jelas mengungkapkan
tentang penderitaan yang akan dihadapi-Nya serta syarat-syarat unutk mengikut
Dia. Yesus bernubuat berbicara tentang masa depan-Nya
sebagai Mesias, sebagai Anak Manusia yang harus menerima siksaan bahkan mati
sebagai upah dosa manusia berdosa. Ini pertama kali Yesus dengan jelas
mengatakan bagaimana perjalanan pelayanan-Nya kepada para murid-Nya. Ia
menganggap sudah saatnya untuk mengajar lebih lanjut tentang keMesiasan-Nya,
dan Ia mengatakan bahwa Mesias harus menderita dan mati. Penolakan diri-Nya justru datang dari orang-orang yang
menyebut diri mereka sebagai bangsa/umat pilihan Allah atau umat perjanjian
yaitu tua-tua, imam-imam kepala dan ahli Taurat. Namun Yesus tetap memastikan
bahwa kematian-Nya tidak kekal, karena Dia akan dibangkitkan pada hari ketiga.
Apa
yang Yesus ajarkan dalam ay 21 itu kontras sekali dengan konsep/ kepercayaan
murid-murid tentang Mesias, sehingga menimbulkan reaksi dari para murid-Nya,
terkhusus Petrus. Petrus tidak dapat menyembunyikan keterkejutannya, bahkan dia
sampai menarik Yesus ke samping agar Yesus tidak melanjutkan perkataan-Nya
kepada murid-murid-Nya. Petrus katakan, “Tuhan,
kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.” Petrus
tidak dapat menerima ucapan Yesus, sebab gurunya
memiliki power atau kuasa yang telah disaksikan, berbagai mujizat penyembuhan,
peneduhan angin ribut, segala masalah berat dapat dibereskanNya. Petrus tidak
mau gurunya menerima penderitaan itu apalagi maut.
Mungkin
Petrus berfikir bahwa perkataannya akan menenangkan Yesus dan Yesus mengubah
pikiran untuk tidak pergi ke Yerusalem. Namun justru, Yesus merespon perkataan
Petrus dengan kemarahan. Dengan tegas Yesus katakan, “Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau
bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan
manusia.” Kata-kata ini tidak ditujukan kepada setan/ iblis, tetapi kepada
Petrus, karena Yesus berbicara kepada Petrus (ay. 23). kata ‘engkau’ dalam ayat
ini jelas sekali menunjukkan bahwa Yesus berbicara kepada Petrus. Petrus yang
pada perikop sebelumnya telah disebut sebagai ‘batu karang’, justru dalam perikop ini dia Yesus katakan sebagai ‘batu sandungan’, karena mengandalkan
pikirannya dan berusaha mengarahkan Tuhan seturut dengan konsep berpikirnya. Ia
disebut demikian karena ia menghalangi Yesus untuk melakukan misi-Nya! Untuk
itu, Yesus menyingkap rahasia mengikut dan berjalan di jalan keselamatan itu.
Ada 3 syarat utama yang harus dilakukan oleh orang percaya untuk berjalan di
jalan Tuhan :
- Menyangkal Diri
Menyangkal
diri berarti melupakan kepentingan sendiri (egoisme) dan ada
penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Menjadi murid berarti mau
mempertaruhkan seluruh yang ada padanya dan bersedia untuk menanggalkan haknya
untuk mengorbankan diri dan mempersembahkan hidup hanya untuk Yesus. Ini
berarti bahwa kita tidak lagi berusaha mencari hal-hal yang menyenangkan diri
kita sendiri, atau yang mengenakkan diri kita sendiri, tetapi sebaliknya kita
akan mencari hal-hal yang menyenangkan Tuhan! Penyangkalan diri berarti sebuah
sikap yang diwujudkan dalam sebuah tekad, keinginan, komitmen, keberanian dan
integritas.
- Memikul Salib
Salib melambangkan beban berat
yang harus ditanggung dan dipikul oleh pengikut Kristus, penderitaan (1 Ptr. 2:21),
kematian (Kis. 10:39), kehinaan (Ibr. 12:2), cemoohan (Mat. 27:39), penolakan
(1 Ptr. 2:4) serta penyangkalan diri (Mat. 16:24). Memikul salib berarti bahwa
kita tidak lagi berusaha mencari hal-hal yang menyenangkan diri kita sendiri,
atau yang mengenakkan diri kita sendiri, tetapi sebaliknya kita akan mencari
hal-hal yang menyenangkan Tuhan! Memikul salib berarti menderita karena taat
kepada Kristus / ikut Kristus. Salib bukanlah ember yang memiliki pegangan
untuk memudahkan kita untuk membawanya, atau benda lain yang memiliki gagang
yang bisa dipegang. Salib hanya bisa dibawa dengan dipikul seperti yang Yesus
praktekkan saat akan menjalani hukuman. Salib itu berupa penderitaan, penyakit,
kemiskinan, kesusahan, disingkirkan, penolakan dan perlakuan lain yang tidak
menyenangkan karena kebenaran dan iman kepada Kristus.
- Mengikut Dia
Teladan yang Yesus tunjukkan
adalah Dia tidak hanya mengajar pengikut-Nya untuk melakukan apa yang baik dan
benar dengan kata-kata, namun lebih dulu melakukannya. Untuk itulah Yesus
mengajar ajar setiap pengikut-Nya mau berjalan di jalur yang ditetapkan Yesus.
Ketika Dia mengatakan agar orang percaya menyangkal diri, maka Dia lebih dulu
melakukan-Nya (Flp. 2 : 5 – 8). Ketika Dia mengatakan agar orang percaya
memikul salib, maka Dia terlebih dahulu memikul salib dan bahkan sampai mati.
Mengikut Yesus berarti tidak sebatas identitas sebagai orang Kristen, namun
harus mampu menunjukkan karakter orang Kristen, yaitu yang kuat iman, setia,
hidup dalam kasih, rela berkorban dengan berlandaskan iman. Hal-hal penting
yang patut kita ikuti dari Yesus, seperti :
-
Ia beribadah dengan setia (Mat. 9 : 35)
-
Ia tetap berdoa dengan rutin (Mat. 14:23 ; 26:36
; Luk. 6:12)
-
Ia menerima setiap orang yang datang kepada-Nya
dan melayani dengan baik dan penuh kasih
-
Ia menentang hal-hal yang jahat dan yang
menghujat Allah (Mat. 12 : 31)
-
Ia taat kepada Bapa di sorga dalam segala hal
(Mrk. 14 : 36; Flp. 2 : 8)
Di ayat 25, Yesus menjelaskan
orang yang mau mengikut Dia dan yang berusaha menghindar dari jalan-Nya. Ayat
ini diucapkan Yesus untuk orang yang tidak mau menyangkal diri, tetapi
sebaliknya, hidup untuk dirinya sendiri. Yang mau menyelamatkan nyawa, justru
akan kehilangan nyawa. Kata-kata ini lebih hidup / berarti untuk orang-orang Kristen
abad 1 – 3, yang menghadapi penganiayaan. ‘Menyelamatkan
nyawa’ berarti mencari aman, tidak mau menghadapi resiko demi Kristus,
tidak mau berkorban bagi Kristus. Ini jelas merupakan orang yang tidak cinta
kepada Tuhan. Tidak ada cinta tanpa pengorbanan. Kehilangan nyawa sebagai
wujud cinta kasih kepada Kristus justru
merupakan bagian dari jalan untuk memperoleh hidup yang kekal. Sebaliknya orang
yang mempertahankan nyawanya untuk kesenangannya dan mengejar segala yang ada
di dunia ini justru sedang berjalan menuju kekelaman. Inilah yang Yesus katakan dalam Matius 19:24,
“Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih
mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke
dalam Kerajaan Allah.”
Ayat 27 menjadi penegasan
kepada para murid-Nya bahwa Dia bukanlah sebatas Mesias yang ada dalam konsep
berfikir mereka. Kedatangan-Nya saat itu adalah untuk membebaskan manusia dari
belenggu dosa dan kuasa iblis. Sementara penghakiman akan terjadi ketika Ia
telah datang untuk yang kedua kalinya dalam kemuliaan Bapa-Nya yang di sorga
bersama dengan para malaikat-Nya. Saat itulah manusia akan diadilinya seturut
dengan perbuatannya.
Sementara ayat 28 dijelaskan
berbeda dari ayat 27, bahwa di ayat ini berbicara tentang peristiwa yang akan
terjadi 6 hari kemudian di puncak Gunung Tabor, gunung di mana Yesus dimuliakan.
Dalam peristiwa itu, Yesus akan mengalami transfigurasi/ berubah rupa (Mat. 17
: 2). Yesus memastikan hingga nantinya Yesus dimuliakan, tidak satu orangpun
yang akan mengalami kematian. Hal ini memang terbukti bahwa Yudas yang
menghianati Yesus baru mengalami kematian beberapa hari setelah peristiwa Yesus
dimuliakan di atas Gunung Tabor itu (Mat. 27:5).
III.
Aplikasi
1.
Kegagalan
Petrus dalam mengimani Yesus sebagai Mesias adalah ketika Yesus tidak sesuai
dengan konsep berfikirnya. Sebagai orang percaya, kita harus berbuat sesuai
dengan kehendak Tuhan dan mau diatur oleh Tuhan. Kita harus memposisikan diri
dan pikiran kita di bawah otoritas Kristus.
2.
Perikop
ini menetapkan ada 3 syarat utama untuk berjalan di jalan Tuhan, yaitu Mengikut
Tuhan, Memikul
salib (Setia) dan Mengikut Dia. Ketiga
hal ini ditunjukkan dengan siap menerima konsekuensi untuk mengikut
Yesus. Ketika salib itu diletakkan di bahu
kita untuk dipikul.
Mengikut yang dimaksud adalah tetap secara terus-menerus. Yang hidup dalam diri
seorang murid hanyalah perintah Tuhan Yesus.
3.
Sebagai
orang percaya, kita harus memiliki prinsip dan komitmen yang jelas. Sehingga
kita mampu mengambil keputusan yang jelas seperti yang tertulis dalam KJ. No.
375.
Ketika mengikut Yesus menjadi keputusan kita, maka ikutlah Dia dengan komitmen
yang benar. Siaplah menyangkal diri (meninggalkan keegoan dan mengutamakan
Tuhan), pikullah salib (berkorban dalam kebenaran) dan ikutlah Dia (jalan yang
benar). Maka yang berjalan di jalan Tuhan akan akan mendapat hidup yang dijanjikan-Nya
dalam Kerajaan-Nya. Tuhan Yesus memberkati. Amin.
C.Pdt. Polma Hutasoit, S.Th
Sangat terberkati dg renungan atau khotbah ini kiranya Tuhan Yesus trus memakai hambaNya untuk menjadi berkat bagi banyak orang. TYM
BalasHapusSangat membantu z dalam menyusun renungan.TYM hambanya
BalasHapusTerimah kasih karna sudah memberikan penjelasan/makna tentang penderitan Yesus
BalasHapusTuhan kiranya semakin mengurapi hamba-Nya dalam menyampaikan kebenaran tentang keselamatan yang Tuhan telah anugerahkan bg slrh umat manusia dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
BalasHapusTuhan Yesus memberkati....
BalasHapusSangat bersyukur... semakin dewasa saya dalam mengambil keputusan... semoga kita semakin luas "patimbulhon" harajaon ni Tuhan ta ...
Terima kasih atas penjabaran firman yg luar biasa
BalasHapusPuji Tuhan. Sangat diberkati, sangat mudah di pahami. Walau tadi sudah ikut ibadah online tapi saya baca ulang renungan hari ini. Semakin mengerti. Tuhan memberkati. Biarlah kita pun menjadi pengikut Kristus yg sesuai dengan konsep Tuhan bukan dgn konsep kita.
BalasHapusPujih Tuhan. Renungan yang luar biasa. Kiranya Nama Tuhan Terus dipermuliakan. Amin
BalasHapusTuhan memberkati
BalasHapus